🖤 Kebenaran

Mulai dari awal
                                    

"Tentu saja untuk menangkapmu"

Pipi li wei kembali bersemu merah. Entah sudah berapa kali hari ini pipinya bersemu.

"Dasar modus. Jika dia terus-terusan bersikap manis seperti ini maka bisa-bisa aku akan jatuh cinta padanya"

Li wei mencoba memposisikan diri untuk melompat. Kaisar mendengar sebuah suara dari semak-semak sehingga tidak fokus dan bukannya menangkap li wei tapi dirinya malah tertimpa.

Li wei membuka matanya dan melihat sekeliling tapi tidak menemukan kaisar.

"Yang muliaaaa... Anda dimana? " teriaknya

"Uukkhhh aakk.. Aku disinii... " ucap kaisar terbatuk-batuk

Dia terkejut dan bangkit dari atas tubuh kaisar

"Kau......... Tadi kau bilang ingin menangkapku tapi kau malah tiduran disitu "

"Ukkhh... Ukhhh kau pikir aku sudah gila sampai harus tidur disitu"

"Terus....? "

"Sudahlah lupakan... "

Li wei melewati kaisar dan pergi ke tempat dia menyuruh kaisar menanam sayuran tadi. Tapi sampai disana dia mendapati lahan yang masih kosong.

"Kau bilang kau sudah menanam semua sayuran nya" tanya li wei sambil menatap kaisar

"Iya disitu.... "Dengusnya

" apa nya yang disitu. Ini masih kosong"

"Kau tidak lihat bekas tanah yang di korek itu" tunjuk kaisar

"Aku melihatnya terus kenapa? "

"Tunggu dulu... " li wei seperti mengingat sesuatu dan menatap kaisar sambil menganga lebar

"Ap.. Apa kau menanam semua batang dan Daunnya? " tanya li wei lagi dan kaisar hanya mengangguk

Li wei langsung mengorek kembali dan mendapati sayur itu sudah layu.dia menatap kaisar tajam dan yang di tatap malah terlihat acuh.

"Kau memasukkan semuanya sekaligus dan juga tidak menyiraminya dengan air"

Kaisar kembali menganggukkan kepalanya lagi seolah mengiyakan.li wei memijit pelipisnya.

"Permaisuri li wei. Berapa lama kita harus menunggu nya tumbuh sampai bisa dipanen? "Tanya kaisar dengan wajah polosnya

" panen gundulmu. Setelah kau membuatnya mati kau ingin memanen nya hah"

"Mati.... Kenapa dia mati? Padahal aku hanya menguburnya hidup-hidup" kaisar dengan wajah tanpa dosanya menatap li wei aneh

"Terserah kau saja lah. Yang ada gila aku jika terus dekat-dekat denganmu"

"Apa yang barusan kau bilang? "

"Tidak ada" jawab li wei cepat

"Tadi saat aku melihat dari jauh aku pikir siapa, tenyata kaisar dan permaisuri li wei. Tumben sekali kaisar mau datang kesini "

"Pangeran wei henggg.... " li wei langsung berbinar

"Sedang apa kau disini pangeran wei heng? " tanya kaisar dengan nada cemburu juga kesal

"Kebetulan hamba sedang berkunjung dan melihat-lihat"dengan senyuman manisnya wei heng menatap li wei ramah

" Kau benar,karna kau sudah berkunjung kesini bukankah lebih baik jika kau juga memakan buah-buahan yang ada disini"tawar kaisar yang memang terselip niat jahat di dalamnya

"Ahh tidak apa kaisar saya hanya berniat melihat-lihat saja" tolak pangeran wei heng

"Tidak perlu sungkan pangeran wei heng. Hari ini suasana hatiku sedang baik dan juga buah disini manis-manis bukankah sayang jika kau tidak mencoba menyipinya" ucap kaisar sambil memetik strawberry yang terlihat masih muda

Pangeran wei heng menatap horor dan meneguk ludahnya kasar.

"Anda tidak perlu repot yang mulia, saya bisa memetiknya sendiri" tolak nya lagi

"Tidak perlu sungkan pangeran wei heng. Kapan lagi kau bisa makan sambil di suapi kaisar " ucapnya sambil membuka paksa mulut pangeran wei heng dan memasukkan buah itu ke mulutnya tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah mengorek tanah tadi.

Pangeran wei heng yang merasa asam sekaligus campuran tanah, berencana untuk memuntahkannya tapi kaisar langsung menatapnya tajam. Seolah mengatakan awas saja jika kau sampai memuntahkannya.

Dengan berat hati dia menelannya dan terbatuk-batuk.

Li wei yang menyaksikan itu hanya merasa kasihan pada pangeran wei heng.

"Nah bagaimana rasanya, apakah manis? " tanya kaisar dengan senyuman manisnya

"Ini sangat manis yang mulia "ucapnya dengan sedikit kaku

" baiklah apa kau ingin aku memetiknya lagi untukmu? "

"Ti... Tidak perlu yang mulia. Hamba tidak boleh terlalu banyak makan yang manis-manis. Kalau begitu hamba permisi dulu" pangeran wei heng lari terbirit-birit. Kakaknya sangat mengerikan jika sedang cemburu.

Li wei menjewer kuping kaisar kuat dan menatapnya tajam.

"Aduhhh duhh.... Li wei kenapa kau menjewer telingaku "

"Kenapa-kenapa... Kau sengaja kan memberi pangeran wei heng buah asam? "

"Itu salahnya sendiri. Siapa suruh dia datang kemari" kaisar membela dirinya

"Ini kebun istana. Siapa saja boleh datang kesini "

"Tetap saja dia itu pengganggu "

"Jika kau lupa, dia itu adikmu. Bagaimana bisa seorang kakak bersikap sejahat itu kepada adiknya"

"Apa kau juga lupa jika kau adalah istriku dan malah menatap adikku seperti itu"

"Terserah kau sajalah "

Sambil melepas jewerannya dan membuang muka.

Kaisar memeluknya dari belakang dan menaruh dagunya di bahu li wei. Li wei sempat terkejut tapi dia mulai menikmatinya.

"Apa kau tau, aku ingin memelukmu terus seperti ini sepanjang sisa hidupku"

"K.. Kau memang perayu ulung"li wei tidak ingin menatap kaisar

" aku serius "

"Hmmmm... " jawab li wei malas

"Aku berharap hasil kerja kerasku membuahkan hasil dan kau segera mengandung"goda kaisar sambil mengelus perut li wei

"Dasar mesum"

"Dan aku rasa aku mulai mencintaimu"

Li wei memalingkan wajahnya ke arah kaisar dan menatap matanya mencari kebohongan tapi tidak menemukannya. Hanya ada keseriusan

"Perasaan yang awalnya hanya sebuah ketertarikan berubah menjadi cinta dan keinginan untuk memiliki. Kau milikku li wei dan aku tidak akan pernah melepaskan mu"

"Tapi aku bukan pemilik asli tubuh ini" li wei terpaksa berkata jujur. Dia tidak ingin membuat kaisar semakin berharap padanya

"Aku tau... "

"Maksudmu.... "

"Iya aku tau kau bukan li wei yang asli... "

"Tapi bagaimana kau mengetahuinya? "

"Dari sikapmu dan cara bicara mu yang berbeda dari li wei yang dulu kukenal yang hanya pendiam" ucap kaisar tersenyum dan mengingat kembali perdebatan mereka yang konyol saat li wei baru sembuh dari kecelakaan dan beralasan hilang ingatan

"Kau tau itu tapi masih mencintai ku padahal kau tidak tau bagaimana rupaku yang sebenarnya"

"Aku tidak perduli. Bagaimanapun kau, aku akan tetap mencintaimu bahkan jika ada kehidupan berikutnya maka aku akan tetap mencintaimu"

Li wei menatap kaisar haru dan balas memeluknya.



"Ini sudah tidak bisa di biarkan lagi. Li wei aku sudah menyiapkan kejutan untukmu dan kali ini kau tidak akan bisa menghindarinya"

Selir Kesayangan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang