Nene menggandeng tangan Amane untuk masuk ke apartemennya.

Setelah sarapan, mereka segera menuju taman hiburan sesuai kesepakatan mereka sebelumnya.

Selama seharian penuh Amane seperti tidak ingin melepas genggamannya dari Nene, terkadang Amane tiba-tiba melamun dengan tatapan sedih, Nene khawatir, tapi setiap kali Nene bertanya, Amane selalu bilang baik-baik saja.

Setelah puas bermain di taman hiburan, Amane mengajak Nene ke taman kota yang cukup sepi, mereka biasa menghabiskan akhir kencan mereka disana untuk menikmati taburan bintang dilangit.

Mereka duduk berdampingan diatas gua mini yang biasa dipakai bermain anak-anak, tak ada perbincangan, hanya mereka yang saling menggenggam tangan dan Nene yang bersandar di pundak Amane.

"Yashiro, kau punya permintaan tidak?"

"Eh? Kenapa tiba-tiba bertanya begitu?"

"Sudahlah, ayo jawab! aku hanya penasaran hehe"

"Hmm, aku ingin memakai gaun pernikahan lalu-"

Nene melirik Amane, Amane merona.

"Hehe sisanya kau pasti mengerti kan Amane-kun"

Amane tersenyum, namun senyumnya terlihat sedih, entahlah, Nene tidak berani bertanya.

"Kalau Amane-kun?"

"Aku apa yaa~?"

"Hee tidak adil! Aku sudah memberi tahukan keinginanku, cepat beri tahu keinginan Amane-kun juga!"

"Aku ingin melihat Nene yang jadi nenek-nenek, pasti lucu tehe~!"

Plak

"Y-Yashiro, kenapa kau memukulku hikd"

"Hmp! Kenapa permohonanmu itu jelek sekali!"

Amane tertawa mengacak surai cream Nene gemas lalu mengadahkan kepalanya kearah langit, maniknya sedikit menyipit sebelum akhirnya tersenyum.

Lagi-lagi senyumnya terlihat sendu.

"Aku hanya ingin Yashiro bahagia, kurasa itu saja"Ucap Amane tersenyum mengeratkan genggamannya, Nene merona.

Amane tiba-tiba memeluk Nene erat, gadis itu bingung, ada apa dengan kekasihnya ini? Kenapa rasanya dia seperti sedih sekali.

"A-Amane-kun?"

"Maaf Yashiro, sebentar saja, biarkan aku memelukmu begini"

Nene menghela nafas lalu membalas pelukan Amane.

"Amane-kun hari ini aneh sekali, bukankah kita setiap hari berpelukan?".

= 🌠 =

"Kita putus"

"TAPI KENAPA?!"

Amane tidak menjawab, hanya menatap Nene dingin lalu berbalik.

"Aku bosan"

Jantung Nene serasa berhenti berdetak, kenapa tiba-tiba begini? Bukankah kemarin mereka baik-baik saja? Bahkan setelah kencan, Amane masih mengajaknya sleep call tapi kenapa hari ini begini?.

Nene menarik tangan Amane agar berbalik kearahnya, gadis ini perlu penjelasan.

"APA MAKSUDNYA BOSAN AMANE-KUN?! KITA SUDAH BERPACARAN SELAMA 5 TAHUN DAN KAU BAIK-BAIK SAJA KEMARIN, KENAPA HARI INI KAU BILANG BOSAN?!"

Amane menepis tangan Nene.

"Oh, aku hanya main-main denganmu, kau terbawa suasana ya?"

Plak

Satu tamparan keras tepat mengenai pipi kanan Amane, pemuda itu tidak membalas, hanya diam memandangi Nene yang kini menangis terisak sambil menatap Amane dengan penuh amarah.

Main-main? Bagaimana bisa dia mengatakan hal seperti ini ketika hubungan mereka sudah mencapai 5 tahun?!.

"Kau- kau laki-laki brengsek!"Bentak Nene kesal, Amane mengusap bekas tamparan Nene lalu tersenyum mengejek.

"Terserah kau menyebutku apa, tapi aku ingin menyudahi hubungan membosankan ini dan enyahlah dari hadapanku"

Nene segera mengemasi barang-barangnya dan berlari pulang sambil bercucuran air mata.

Nene berharap ini hanya lelucon khas pemuda itu seperti biasa dan Amane akan mengejarnya setelah ini untuk meminta maaf.

Tapi Nene salah, Amane sama sekali tidak beranjak dari kursinya.

Tapi Nene salah, Amane sama sekali tidak beranjak dari kursinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Last Wish || JSHKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang