Koro-sensei di depan menghindari peluru dengan cepat.

"Empat senapan gentel, dua senapan mesin. Tembakan tanpa henti ya? Murid-murid di sini sudah biasa melakukannya. Menembakkan senjata saat pelajaran berlangsung itu dilarang." Koro-sensei menepis salah satu peluru menggunakan kapurnya.

Artileri Berdaya Pikir Mandiri itu menghentikan tembakannya, ia memasukkan senjata lalu memunculkan wujudnya.

"Aku akan lebih berhati-hati. Aku melanjutkan menuju persiapan serangan berikutnya." Ucapnya, lalu layar itu memunculkan tulisan-tulisan rumit.

"Menghitung ulang lintasan peluru, mengubah sudut tembakan. Bersiap untuk berevolusi ke fase 5-28-02."

(Name) menepuk-nepuk pundak Hikari sambil menjulurkan lidahnya. "Yang sabar ya."

Peluru kembali di muntahkan oleh artileri itu. Koro-sensei kembali menghindarinya.

"Tembakkannya sama seperti sebelumnya, namanya juga mesin. Jika begini hanya dengan kapur tulis..." Koro-sensei kembali menepis salah satu peluru menggunakan kapur. Tapi kali ini jarinya ikut terputus, membuat kapur tulis itu jatuh dan patah.

Semua menatap terkejut.

"Titik buta Koro-sensei! Ia menggunakan peluru BB tersembunyi. Mirip dengan cara Hikari waktu pertama datang, tapi kali ini lebih mengerikan." Pikir (Name). Hikari yang di sebelahnya juga memikirkan hal yang serupa.

"Jari tangan kiri hancur. Mengkonfirmasi, senjata kedua yang di tambahkan cukup efektif." Ia memasukkan kembali senjatanya, lalu menganalisis. "Kemungkinan terbunuhnya target pada serangan berikutnya kurang dari 0.001%. Kemungkinan terbunuhnya target dalam dua serangan setelahnya, kurang dari 0.003%. Kemungkinan target terbunuh sebelum kelulusan lebih dari 90%."

Layar mesin itu memunculkan sosoknya, "baiklah Koro-sensei, aku akan penyerangan."

"Eh, belajarnya gimana?!" (Name) berseru, tapi tidak di dengarkan, artileri menyebalkan itu terus menembak.

"Hampir meleset, dua peluru."

"Konfirmasi terkena serangan."

"Mengalkulasi proyeksi perkiraan."

"Menambahkan 4 senjata utama dan melanjutkan penyerangan."

○●○

"Jadi, kita harus membersihkan semua ini?" Keluh Maehara.

"Hei, Artileri-san, apa kamu tidak punya fitur pembersih?" Tanya Muramatsu sambil menepuk-nepuk kotak mesin itu, tetapi tidak ada tanggapan. "Cih, dicuekin."

"Biarkan saja, tidak ada gunanya bergaul dengan mesin." Ujar Yoshida.

"Merepotkan sekali, padahal dia yang menembak, tapi kita yang harus membereskannya." Ucap (Name) sambil terus menyapu. Yang lain menyetujui, tapi mau bagaimana lagi.

Seharian murid pindahan itu terus melancarkan serangan tanpa henti sehingga mengganggu pelajaran.

○●○

Keesokan harinya...

"Jam 8:29 lebih 35 detik. Semua sistem beroperasi. Tegangan listrik, stabil. Sistem operasi, normal. Rekaman disk, normal. Berbagai perangkat, normal. Keanehan, tak ditemukan. Memulai program.

The Target [Ansatsu Kyoushitsu X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang