"Ga!" Teriak Karina dan Minju bebarengan.

"Waduh penolakan adalah penerimaan yang tertunda loh, tunggu aku ya aku gaakan menyerah buat dapetin kalian." Goda Yujin sambil memberikan tatapan genitnya

"Kenapa sih nih orang ga jelas banget." Batin Minju malas melihat kelakuan Yujin.

"Ehh iya ngomong ngomong Winter mana?" Tanya Karina.

"Ehh itu dia lagi - " Ryujin, Giselle dan Yujin pun saling bertatapan seolah olah mengisaratkan sesuatu.

"Permisi... Ada anak kelas 11 IPS yang bernama Karina?" Panggil anak Osis.

"Ohh iya saya kenapa?" Heran Karina.

"Di panggil Bu Teti ke ruangan BK." Ucap Osis itu yang membuat teman temannya terkejut.

"Oh iya makasih infonya, bentar lagi gue kesana." Jawab Karina malas.

"Oke Kak."

"Rinn...." Panggil Lia dengan nada sedih.

"Gapapa kok tenang aja gue ke BK dulu ya." Karina pun berlari meninggalkan teman temannya.

"Gue mau nunggu didepan ruang BK dulu ya sambil nungguin Winter keluar takutnya dia butuh bantuan kita kita jadi gue yang wakilin gitu, kalian tunggu disini aja, kalau kita rame rame nunggu di sana nanti jadi bahan gosip lagi sama anak anak yang lain, jadi kalian diem disini aja ya." Ryujin pun berjalan meninggalkan kan kelasnya.

"Ryu... Ikut." Teriak Lia.

"Yaudah ayo." Jawab Ryujin sambil membuang nafas kasarnya.

"Ryu lo deket banget ya sama si Winter sampe hawatir gitu." Tanya Lia sambil berjalan ke ruang BK.

"Jangan cemburu gitu ah jelek, gue hawatir karna dia sodara gue." Jawab Ryujin sambil berjalan.

"Oh sodara pantesan, dihh siapa yang cemburu geer banget lo."

"Mengantisipasi aja ini mah takutnya Kakak berfikir negatif hehe."

"Apaan sih Ryu." Jawab Lia sambil menyembunyikan senyumannya.

"Iya iya maaf, dah duduk disini tungguin gue mau ke kantin kejujuran dulu."

"Gue nitip cola cola." Teriak Lia.

"Ga!"

"Nyebelin amat sih." Kesal Lia.

"Mending sarapan dulu sama roti susu nanti istiarahat kedua kita beli makanan diluar, dari pada cola cola nanti sakit perut." Kata Ryujin yang perhatian.

"Hemm iya deh, emang boleh ya kita makan di luar?"

"Bolehlah, apa sih yang engga buat Kakak." Goda Ryujun.

"Heleh, nanti gue gantiin ya duitnya."

"Gimana kalau gantiinnya pake perasaan Kakak aja?"

"A - apa lo bilang?!" Kaget Lia sambil mengedipkam kedua matanya beberapa kali

"Idih lebay biasa aja kali, gitu ya Kakak kalau lagi salting." Goda Ryujin part 2.

"Apaan sih ga jelas, barusan lo bilang apa?"

"Kepo, Kak gue mau ngomong serius nih, bakal di dengerin ga?"

"Tiba tiba?" Heran Lia.

"Iya, soalnya kalau gue rencanain suka gagal jadi sekarang aja."

"Yaudah apa?" Jawab Lia yang ikut penasaran.

"Gue cuman mau bilang aja si terserah mau anggep gue apa, tapi intinya apa yang gue ucapin buat kaka ga main main, jadi dengerin baik baik ya ka."

"Bawel yaudah cepetan!" Kata Lia yang tak sabaran.

"Jujur gue suka sama lo Kak, gue pingin Kakak jadi pacar gue, kita emang baru deket beberapa bulan yang lalu, tapi maaf Kak sebelumnya gue sedikit marah kalo Kakak dibikin senyum orang lain, semenjak ketemu Kakak gue ga pernah lirik cwk cwk lain, di otak gue isinya Kakak dan Kakak." Ucap Ryujin.

"Iya terus?" Kata Lia menunggu kelanjutan perkataan Ryujin.

"Jadi maksud gue ngomong gini karna gue pengen ngungkapin perasaan gue ke Kakak, maaf gue ngungkapinnya ga kaya orang orang yang ngasih bunga dan coklat, karna gue bukan tipe yang romantis, gue juga ga maksa Kakak buat bales perasaan gue." Kata Ryujin menatap Lia dengan senyuman mirisnya.

"Ga maksa ya? Kenapa ga di paksa aja?" Ucap Lia sembari menahan senyumnya.

"Emang Kakak mau gue paksa harus mau jadi pacar gue? Kalau gitu namanya pemaksaan dong ga dari hati, betul tidak?"

"Betul."

"Nah sekarang gue tinggal tunggu jawaban Kakaknya, bebas Kakak mau jawab kapan aja juga gue pasti tunggu, tapi kalau Kakak gabisa jawab, Kakak tinggal bilang sekarang, gausah mikir gaenak sama gue, gue berani ngungkapin perasaan berarti gue udah siap nerima resikonya." Perasaan Ryujin pun menjadi leganya, karna Ryujin bisa mengungkapkan perasaannya kepada Lia.

"Ryu jujur gue agak kaget lo bisa ungkapin perasaan lo semua, tapi sorry Ryu..." Perkataan Lia terpotong oleh Ryujin.

"Udah Kak udah gausah di lanjut, cepet banget gue ditolaknya." Pasrah Ryujin dengan senyuman pahit di bibirnya.

"Dengerin dulu napa sih, sorry gue gabisa nolak lo, lagian kenapa sih lo lama banget ngungkapinnya, masih untung gue ga ladenin cwk cwk yang lain." Jawab Lia sambil menatap sinis Ryujin.

"Eh? Jadi selama ini Kakak suka dong sama gue? Tapi ini beneran kan ga bohong? Aww seneng banget makasihh." Saking senangnya Ryujin refleknya menggoyang goyangkan badan Lia, karna saking senangnya.

"Iya gue suka sama lo, tapi bisa ga berheti goyang goyangin badan gue! Soalnya kepala aku ikut pusing Ryujin sayang." Jawab Lia sambil memegang kepalanya yang katanya pusing itu.

"Maaf maaf, tadi barusan Kakak bilang apa? Sekali lagi dong, aku ga denger soalnya." Ryujin pun mendekatkan telinganya ke bibir Lia.

"Sayangggg..." Bisik Lia dengan lembut.

"Uuuuyyyyyy suranya nyos banget gurih gurih enyoy ngabeledug waw, bener kata Bang Jek kalau kita bener bener suka sama orang dan orang itu suka balik, semangat mudanya jadi mengebugebu, ya ampun seneng banget, berarti sekarang orang yang di depan aku tuh pacar akukan?" Tanya Ryujin meyakinkan hubungannya.

"iyaa cintaaa..." Jawab Lia sambil mengnganggukan kepalanya.

"Anjir mlyt nih gue mlyt." Kata Ryujin sambil memegang dadanya yang dari tadi berdegup tak karuan.

"Dih lebayy huuu." Ledek Lia.

"Anak anak pasti seneng sekaligus panas nih kalau denger gue jadian sama Kakak hehe." Kata Ryujin yang sedang berbahagia.

"Iya Ryu iya, tapi kapan kamu pergi ke kantin? Kan tadi kamu bilangnya mau ke kantin."

"Astaga lupa gara gara tadi, yaudah tungguin disini ya gaakan lama kok." Dengan cepat Ryujin berlari ke kantin ke jujuran.

Emp4t SejolyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang