Chapter 108 : Kehebohan

Mulai dari awal
                                    

Oleh karena itu, Su Xi-er berjalan ke arah satu pengawal kekaisaran. "Tolong ajari aku caranya membelah kayu bakar. Kalau tidak, aku tak akan bisa menyelesaikan tugas yang diberikan Pangeran Hao."

Pengawal itu pun menggaruk kepalanya. Sulit menolak permintaan seorang gadis cantik, tetapi ... akan lebih baik untuk tidak ikut campur dalam urusan ini.

Melihat si pengawal tak bergerak, Su Xi-er pun tidak mempersulitnya. Selagi ia berjalan kembali ke kayu-kayu bakar itu, tanpa sadar ia teringat akan Ruo Yuan. Ia adalah ahlinya dalam membelah kayu bakar.

Tiba-tiba saja, ia mengerti kenapa Pangeran Hao menyuruhnya membelah kayu bakar. Ia ingin agar aku mengingat Ruo Yuan, memperingatkanku, apabila aku tidak mendengarkannya, baik Hong Li dan Ruo Yuan akan menanggung akibatnya.

Alis ramping Su Xi-er agak berkerut selagi ia mengambil kapaknya dan mengayunkannya, sepenuhnya melewatkan targetnya. Si pengawal yang ada di sisinya tak sanggup menonton lebih lama, dan memalingkan kepalanya. Apa yang tak diduganya adalah melihat kawannya berlari ke arahnya dengan tampang gelisah di wajahnya.

"Apabila Pangeran Hao melihat betapa bingungnya dirimu, ia akan menegurmu."

Saat si pengawal berhenti di jalannya, bahkan suaranya saja ikut jadi pelan. "Aku menangkap kabar yang belum diketahui Pangeran Hao. Ada sebuah rumor yang beredar, mengatakan kalau ada seorang gadis cantik tak tertandingi yang datang ke Nan Zhao. Mereka bilang ia sama cantiknya dengan Putri Pertama Kekaisaran terdahulu, Ning Ru Lan, dan berkali lipat lebih cantik ketimbang Putri Pertama Kekaisaran yang sekarang ini, Ning An Lian. Bagaimana menurutmu? Kita baru saja sampai di Nan Zhao, dan si gadis cantik ini juga sampai berbarengan setelah kita. Jika Pangeran Hao mengetahuinya, akankah ia ...."

Sebelum ia bisa menyelesaikannya, ia diinterupsi oleh pengawal lainnya. "Kau sebegitu waspadanya dan menghebohkan masalah kecil begini. Dari apa yang kulihat, kaulah yang diam-diam gatal ingin melakukan sesuatu, bukan? Apanya yang hebat dengan si cantik itu, bukankah ada—"

Si pengawal yang sedang berbicara menangkap Su Xi-er tengah memandanginya dan langsung menutup mulutnya. Hampir saja kukatakan dengan lantang.

Setelah pengawal yang panik itu melihat Su Xi-er, ia memahami situasinya dan langsung menarik kawannya pergi. "Kemari, pergi minum-minum. Aku dengar orang-orang bilang, ada satu jenis anggur di Nan Zhao yang lumayan enak."

Su Xi-er meletakkan kapaknya di atas sebuah meja kayu bundar. Bagaimana bisa ada kabar semacam ini? Siapa si cantik itu? Orang yang memulai rumor ini, pasti punya niat jahat. Lagipula, tak ada yang lebih jelas dariku bahwa nama 'Ning Ru Lan' sudah menjadi hal tabu di Nan Zhao. Semua orang dilarang mengucapkan kata-kata itu maupun mendiskusikannya.

Alasannya sangat sederhana. Diam-diam Su Xi-er mencemooh. Ning Ru Lan adalah seorang pendosa.

Dengan begitu, hanya Su Xi-er yang tertinggal di halaman belakang selagi ia membelah kayu bakar dalam diam hingga matahari terbenam, dan bulan yang bundar merayap naik ke langit.

Memandang ke atas ke bulan purnama di atas langit, Su Xi-er hanya bisa tertawa. Bulan purnama. Pertemuan kembali.

(T/N : Bulan purnama mencakup makna pertemuan kembali.)

"Su Xi-er, pergilah makan malam. Jatahmu sudah disisakan. Pangeran Hao telah masuk istana, dan kita tak akan tahu kapan ia akan kembali."

Ia sudah memasuki istana kekaisaran bahkan sebelum perjamuan kerajaan Nan Zhao dimulai.

Su Xi-er mengangguk ke arah si pengawal. Sebagai satu-satunya wanita di dalam rombongan, tak bisa dipungkiri lagi, ada banyak ketidaknyamanan dalam kehidupan sehari-harinya.

Sampai di aula makan, Su Xi-er menyendokkan semangkuk kecil nasi dan merenung sementara ia makan. Setelah Pei Qian Hao masuk istana, akan ada banyak formalitas sewaktu istana kekaisaran menyambutnya, menyebabkannya tak akan bisa kembali hingga larut sekali malam ini.

Aku harus memanfaatkan kesempatan ini untuk menggali lebih banyak mengenai rumor itu. Sebenarnya siapa yang akan menyebarkan hal semacam itu? Dengan keputusan yang dibuatnya, tiba-tiba saja terpikirkan oleh Su Xi-er, ia tidak bisa keluaar dengan memakai baju ini.

Selain dari pengawal kekaisaran Kediaman Pangeran Hao, ada juga beberapa pesuruh dan juru masak wanita di rumah pos ini. Semua orang memanggilnya Bibi.

Karena bibi itu bertubuh kecil, aku bisa memberinya beberapa perak dan meminjam satu set pakaiannya untuk kupakai.

Menghabiskan makan malamnya, Su Xi-er pergi mencari Bibi. Yang tidak diduganya adalah si Bibi tidak ada, tetapi bajunya tergantung di luar. Karena waktunya sempit, Su Xi-er tak punya pilihan selain mengambil bajunya dan cepat-cepat kembali ke kamarnya, berganti pakaian.

Tidak ada seorang pun yang memperhatikan orang lain di malam hari, terlebih lagi seorang wanita. Semua pengawal mengira kalau ia adalah si juru masak wanita, dan tidak repot-repot memeriksanya dengan saksama sebelum membiarkannya pergi dari rumah pos.

Su Xi-er berjalan ke ujung tembok dan mengoleskan abu dari tembok ke wajahnya sebelum berjalan menuju arah kedai teh.

***

Sangat ramai di dalam kedai tehnya. Tidak ada banyak kursi kosong tersisa, jadi pelanggan baru hanya bisa memesan beberapa camilan dan berdiri di satu sisi untuk memakannya.

Dengan baju kasar Su Xi-er dan abu yang dipoles di wajahnya, ia tampak sangat suram. Ada pula beberapa pelanggan di kedai teh yang melakukan pekerjaan kasar; ucapan orang-orang ini bisa didengar melalui dengungan ramai percakapan sementara mereka menyantap hidangan di atas meja dengan lahapnya.

"Mungkinkah si gadis cantik tiada tara hari ini sungguh bisa dibandingkan dengan Ning Ru Lan? Aku bukan orang yang mengatakannya, tetapi Ning Ru Lan merupakan yang tercantik di Nan Zhao. Walaupun ia sudah mati, ia tetap yang paling cantik di hati kita." Seorang pria bertubuh kekar dengan kepala pusing datang dari kedai sebelah, terdapat bau alkohol pada dirinya.

Beberapa orang lain yang ada di sana pun melemparkan pandangan bermakna padanya. "Apa kau sudah bosan hidup? Si cantik nomor satu di Nan Zhao sekarang ini sudah jelas adalah Putri Pertama Kekaisaran, Ning An Lian. Darimana datangnya Ning Ru Lan ini?"

Su Xi-er mendengarkan dalam diam sementara ia berdiri di sudut kedai teh.

Seorang pelayan melihatnya dan segera mendekatinya. "Nona, apa yang ingin kau makan?"

Consort of A Thousand Faces 1 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang