Alaric - 19

Mulai dari awal
                                    

Alaric mengapit rokok yang dibakar di sela-sela jari lalu mengisapnya.

"Uhuk uhukk" Asap rokok membuatnya terbatu-batuk. Sepertinya Alaric memang tidak cocok mengonsumsi rokok ataupun beer. Ia membuang sekantong beer dan rokoknya di tempat sampah, lalu pergi menuju rumah Abizhar untuk menumpang tidur.

**

Alaric berangkat sekolah seperti biasa dan menganggap kejadian kemarin malam seperti tidak ada apa-apa.

Saat masuk kelas ternyata kelasnya sudah ramai ,tapi tinggal satu bangku saja milik Clarissa yang kosong.

"Tumben datang telat" Ucap Daniel.

Alaric tersenyum, "Jalanan lumayan macet" jawabnya sambil menaruh tas di kursi.

Agam menepuk bahu Alaric, "Buruan ganti baju olahraga, khusus hari ini jadwalnya pindah jam pertama. gurunya mau ada keperluan" Jelas Agam menjawab kebingungan Alaric sedari tadi.

"Oke"

Alaric pergi menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannnya. Tak memerlukan waktu lama ia selesai dan kembali lagi ke kelas. Pandangan nya lagi-lagi tertuju pada bangku Clarissa yang masih kosong.

Telat ya? - Batin Alaric.

"Woy! cepetan ke lapangan, udah ditungguin gurunya!" Seru Farhan, teman sekelasnya yang menjabat sebagai ketua kelas.

Seruan itu membuat semuanya pergi menuju lapangan dan tinggal lah Alaric yang setia duduk di kursi kelas sambil melamun kan beberapa hal yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya.

Suara pintu terbuka dan seruan seseorang yang menuduhnya maling membuat Alaric mengalihkan perhatiannya, ternyata muncul lah Clarissa yang sedang celingukan dan menatap dirinya.

Ahh...lagi-lagi gadis itu selalu datang terlambat.

"Lah Alaric,ngapain lo ?" Tanya gadis itu heran. Alaric sendiri juga bingung mau jawab apa.

Alaric bangkit dari kursi lalu menghampiri Clarissa, "Lo yang ngapain. Semuanya udah ganti baju olahraga bego"

Alaric tertawa kecil melihat muka Clarissa yang tiap kesal selalu memerah, benar-benar lucu? Eeh...

Alaric meminta Clar untuk segera berganti baju olahraga. Clarissa mengiyakan dan dirinya keluar untuk menunggu Clar di depan pintu sambil menjaga agar tidak ada orang yang masuk.

Tak lama Clar keluar menampilkan dirinya yang sudah memakai baju olahraga. Mereka berjalan bersama menuju lapangan dan Alaric teringat bukankah Clar kemarin baru saja ia belikan tongkat kruk kok sekarang malah tidak dipakai.

Alaric memutuskan untuk bertanya, "Clar tongkat lo mana?"

"Hah? Gue udah sehat"

"Berarti kemarin lo meres gue dong?"

"Lo nuduh gue? Jelas lo tau kalo kemarin kaki gue bengkak," Ucap Clar tak terima.

Alaric memperhatikan Clar, tampak mata gadis itu bergerak ke sembarang arah dan tidak mau menatapnya, ciri khas gestur orang berbohong.

"Oh berarti sekarang lo bohong," ucap Alaric santai.

"GUE UDAH SEHAT. Lihat nih nih" Gadis itu menghentak-hentakan kakinya.

Brugh

Oh Lord! - Batin Alaric kesal. Clarissa benar-benar menguji kesabarannya! tindakan gadis itu yang sok-sok an menghentakkan kaki malah membuat dirinya tersandung dan menubruk tubuh gadis itu. Pose jatuh mereka yang saling menindih membuat siapapun yang melihat jadi salah paham.

Sepasang mata cantik membuat Alaric tenggelam menatap Clarissa.

Beautiful eyes - Batin Alaric kagum

Sebuah dorongan menyadarkannya, ia segera bangkit dan berniat membantu Clar, namun gadis itu menolak dan berjalan mendahuluinya.

Alaric mendatangi Agam dan Daniel yang saat ini sedang berada di pinggir lapangan.

"Cie yang lagi ehm-ehm an" ejek Daniel

"Mas Al lagi pdkt sama mbak Clar ya"ejek Agam.

Alaric dengan santai menggeplak mulut dua curut yang bicara asal ceplos itu.

"Clarissa lagi bingung tuh, nggak punya bola" Celetuk Agam pada Alaric.

Alaric menatap Clar dan benar saja gadis itu sedang bingung mencari pinjaman bola, kasihan. Alaric mengambil bola Agam lalu menghampiri Clar.

"Nih bisa nggak"Tawarnya dan Clarissa hanya menatap tak ada respon.

Dengan langkah santai Al mendekati Clar, menangkup kedua tangan Clar dari belakang lalu mengarahkannya untuk memegang bola basket. Dengan jarak sedekat ini Alaric dapat mencium bau vanila dari tubuh Clar.

Al, fokus! - Batin Alaric. Alaric berdehem untuk menetralkan rasa groginya karena berdekatan dengan Clar.

Ia mulai mengambil ancang-ancang and shoot bola berhasil masuk ke dalam ring dengan sempurna Alaric dapat melihat Clar yang tersenyum bangga sambil menatapnya.

Pak Praban, selaku guru PJOK memerintahkan mereka untuk segera berkumpul di tengah lapangan, ternyata penilaian akan segera dilaksanakan dan Pak Praban memberitahukan jika kelas 12 MIPA 2 akan bergabung dengan kelasnya.

Abizhar menghampiri Alaric, "Cie..brother habis mesra-mesra an nih" ejeknya pada Alaric.

Alaric berdehem, "Sebagai teman sekelas nggak ada salahnya kan saling bantu" dalihnya

Daniel memutar bola matanya, "Yaelah dalih lo, bantu apaan kok posisinya kayak tadi. Dasar modus"

"Suka-suka gue lah" dan teman Alaric hanya menertawainya.

Suasana lapangan tiba-tiba menjadi kacau membuat Alaric yang sedang bercanda dengan temannya beralih melihat ke arah kerumunan.

"Clarissa pingsan!" Teriakan seseorang membuat Alaric berlari menuju ke tengah kerumunan.

Sial! Clarissa pingsan! dengan cepat Alaric menggendong Clar ala bridal style lalu segera membawanya menuju UKS.

Sedangkan dilain tempat, Agam, Daniel, dan Abizhar terbengong menyaksikan tindakan spontan Alaric yang tidak seperti biasanya.

"Ada yang nggak beres nih sama Alaric" ucap Agam. Daniel dan Abizhar mengangguk setuju.

Di UKS Alaric segera membaringkan tubuh Clar di atas brankar lalu melepaskan sepatu Clar.

Tak lama, datanglah petugas UKS yang memeriksa Clarissa.

"Kondisi kak Clarissa baik, sebentar lagi juga bangun" jelas petugas UKS.

"Oke. Lo boleh pergi" Usir Alaric. Mendengar usir an itu membuat petugas tadi segera meninggalkan UKS.

Alaric duduk sambil mengamati wajah cantik Clar yang saat ini tengah terbaring tak sadarkan diri. Tiba-tiba ada sebuah pertanyaan yang datang di benaknya.

Sebenarnya ada apa dengan perasaan gue?












ILY 4906 MilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang