49. Happiness.

Mulai dari awal
                                    

"Tugasmu sudah selesai?"

Kelly saat mendengar itu langsung mengacak-acak rambutnya, ayolah dia baru saja mau me time dan begonya si Jake malah membahas tugas lagi yang membuat dirinya kembali cemas.

"Heran, padahal kalau kamu kesulitan kenapa gak minta jawaban denganku?"

"Emangnya boleh?"

Jake mengangguk saat mendengar pertanyaan Kelly, cewek itu seperti gak pernah kenal sama Jake gitu.

Dirinya malah biasa aja kalau ada yang minta jawaban dengannya, anak kelas yang gak akrab sama dia aja bisa minta jawaban sama Jake.

Lalu Kelly yang dekat dengannya malah gak takut minta jawaban sama Jake.

"Tolong dong, minta ya."

Jake mengangguk, "Akan aku kirim filenya kalau sudah pulang ke rumah."

Kelly bertepuk tangannya dengan senang, nah sekarang kan enak, beban di punggungnya terasa langsung hilang ketika tau dirinya gak perlu susah-susah mencari jawaban dari tugas yang diberikan oleh dosen.

"Thanks ya."

Jake mengangguk sambil menoleh kearah Junhee yang berasa jadi nyamuk disini, ayolah dia ingin punya seperti Jake juga yang bisa berbagi jawaban.

Tapi masalahnya, Junhee kesal sekali anak kelasnya malah minta jawaban ke dirinya semua.

Jangan lupakan jika Jake dan para sepupunya itu pada pintar-pintar dan sukses semua, jadi Junhee itu gak jauh beda dari Jake, sama-sama pintar.

"Oh iya, datang ya ke pesta ulang tahunku," ucap Junhee tiba-tiba membuat Kelly tersenyum.

"Kapan?"

"Besok," balasnya membuat Kelly mengangguk, lagipula besok juga weekend apa salahnya.

"Oke, kalau begitu sampai jumpa ya."

Kelly keluar dari toko kue tersebut setelah membeli kue yang dia ingin makan, sekalian di mall kenapa enggak dia cari kado untuk Junhee.

Mereka berdua juga akhirnya keluar dari toko kue setelah memesan kue yang diinginkan oleh Junhee untuk pestanya besok.

Karena masih sore, sepertinya terlalu dini untuk pulang ke rumah, jadi Jake mengajak sepupunya itu untuk main ke game center dulu.

"Main di game center? Ayo, aku gak pernah kesana."

"Kamu pikir aku pernah?" tanya Jake saat mendengar ucapan sepupunya barusan.

Ayolah mereka berdua seperti norak sekali saat ini, masuk ke game center dengan bingung karena cara mainnya gimana coba?

"Ngerti gak?"

Junhee menggelengkan kepalanya saat mendengar pertanyaan Jake barusan, ayolah dia baru kesini mana mungkin langsung mengerti.

Memang dia sering jalan-jalan keluar bersama temannya, tapi selama itu juga mereka sama sekali gak pernah masuk ke game center.

Jadi intinya, Jake dan Junhee sama-sama gaptek saat ini.

"Kalian kenapa?"

Junhee dan Jake menoleh kearah seseorang yang berada di hadapan mereka.

"Cara main disini gimana ya?" tanya Junhee membuat cowok tersebut malah tertawa geli mendengar pertanyaan Junhee tadi.

Berbeda dengan Jake yang malu sendiri, sial beneran deh, dia dan sepupunya seperti apaan aja disini.

Di hadapan mereka itu cowok yang bertemu dengan mereka di ruang ekskul saat itu.

"Kalian harus punya ini dulu."

Kai menunjukkan sebuah kartu di hadapan Jake dan Junhee.

"Dimana mendapatkan ini?"

"Disana, nah setelah jadi, kalian tinggal top up aja sebanyak mungkin, kalau mau main tinggal gesek aja kartunya, seperti ini," balas Kai sambil menunjukkan cara kerja kartu di tangannya ke mesin boneka di hadapannya.

Mungkin sedang hoki atau memang ahli dalam main mesin capit boneka, Kai langsung mendapatkan sebuah boneka beruang yang cukup besar.

Jake dan Junhee hanya kagum saja saat ini, beneran deh, mereka norak sekali, untung Kai gak menertawakan mereka berdua lagi.

"Mengerti?" tanya Kai sambil mengambil boneka beruang tersebut lalu menoleh kearah kedua orang di sebelahnya itu.

Mereka berdua langsung mengangguk paham dengan caranya.

"Thanks ya."

Kai mengangguk lalu dia mengulurkan boneka tersebut kearah Junhee.

"Lho?"

"Aku hanya berniat memberi contoh saja, eh malah dapat, untukmu saja, duluan ya," jelasnya sambil melambaikan tangannya setelah memberikan boneka tersebut ke Junhee yang hanya menerimanya dengan bingung.

Junhee menoleh kearah belakangnya namun gak ada Jake lagi disana.

"Jake tunggu," ucap Junhee ketika sadar sepupunya sudah buat duluan kartu buat main game disini.

Setelah mendapatkan kartu tersebut mereka berdua tersenyum senang saat ini, ayolah beneran seperti anak kecil yang baru pertama kali main game center.

Jake baru saja mau menggesekkan kartu tersebut ke mesin capit boneka, namun kartunya sudah ditarik duluan.

"Ih gak modal, pakai kartumu sendiri dong," ucap Jake yang mengejek pacarnya yang baru saja menggesekkan kartu tersebut ke mesin untuk main basket itu.

Sunghoon hanya tertawa dan mengajak Jake untuk main basket bersama dengannya.

Walaupun kesal gak jadi main mesin capit boneka tadi, Jake sekarang malah ikutan main basket bersama pacarnya saat ini.

Berbeda dengan Junhee yang duduk sambil memegang pistol di hadapannya, menembak layar di hadapannya.

Sialan, Junhee dan Jake merasa senang sekali saat ini.

Kalau saja orang tua mereka gak terlalu keras kepada mereka, mungkin mereka sudah bisa main hal seperti ini dari dulu.

Tbc.

Anjer beneran dong, satu lagi masuk ke 50 part, gila, wkwkw.

Dahlah, book ini gak jelas, tapi masih aja ada yang baca, makasih.

Sip, semoga suka, vote dan komen jangan lupa.

Sampai jumpa di part selanjutnya.
























Salam,







Anaknya Taekook.

Act My Age -sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang