03.DIJODOHIN?!

Mulai dari awal
                                    

Keduanya lalu saling menatap,"Zen."

"Daisy."

"Nah gitu dong."Semuanya tersenyum kecuali Zen dan Daisy.

Mereka lalu makan bersama dengan tenang,setelah dirasa semua selesai.Ryan tersenyum lalu berkata.

"Zen dan Daisy,kalian kami jodohkan...dan..."

"Kalian akan menikah seminggu lagi."

Uhuk...uhuk

"Yang bener aja Om kalau ngomong,bercandanya garing banget."Ujar Daisy sembari mengusap bibirnya menggunakan tisu.Ia sampai tersedak mendengarnya.

Ryan terkekeh,"Om ngak bercanda Daisy,kamu dan Zen akan menikah seminggu lagi."

Kini Daisy beralih menatap Sabrina,Naufan,dan Kirani.Ketiganya kompak mengangguk.Daisy dan Zen terdiam,mereka kira hanya bercanda.

"Tapi...kita kan masih sekolah.Awalnya aku kira kalian cuma bercanda buat jodoh-jodohan itu."Setetes air mata Daisy lolos,ia membayangkan betapa menyedihkannya ia jika benar-benar menikah diusia semuda ini.

"Kita ngak pernah bercanda,,ini juga demi kebaikan kalian berdua."

"Aku ngak habis pikir."

Naufan mengusap wajahnya kasar ketika Daisy langsung berlari keluar restoran.

Zen mendongak,"Zen...bagaiamana dengan kamu?"tanya Naufan.

"Maaf lancang Om,Yah tapi tolong jangan memberikan keputusan sepihak."Cetus Zen lalu keluar mengejar Daisy.

***

"ARGHHH!!!"Zen terdiam mendengar teriakan Daisy di taman belakang restoran tersebut.

"Daisy..."

"Apa Zen!!gue benci sama lo!!"balas Daisy,Zen menghembuskan nafasnya kasar.

"Gue juga ngak tau kalau kita bakal di jodohkan."Papar Zen,memang ia tidak bohong.

"Emang ini jaman siti nurhaliza apa jodoh-jodohan segala,hiks..."

"Siti nurbaya,bego."Gumam Zen.

"Sekarang kita harus mikir gimana caranya buat nolak perjodohan ini."

"Gak bisa,Dai."Daisy menatap Zen yang kini juga menatapnya.

"Kenapa?"

"Gue...enggak mau ngecewain Ayah,Bunda.Gue juga ngak mau buat mereka sedih.Karena,gue tau mereka bakal ngasih yang terbaik buat gue,jadi?apa salahnya gue nolak."Daisy memalingkan wajahnya.

"Tapi gue pengen nikah sekali seumur hidup,Zen.Lo juga ngak cinta sama gue begitu juga dengan gue.Bakal jadi apa sebuah hubungan tanpa rasa cinta dan sayang?"tangan Zen terangkat untuk mengacak rambut Daisy.

"Bukanya cinta hadir karena terbiasa ya?"Daisy terdiam.

"Jadi?"

"Jadi,apa?"

"Apa?"

"Aduh Zen,lo lola banget sih.Kita bilang lah sama semuanya."Zen menyengir lalu menarik pergelangan  Daisy untuk kembali ikut orang tua mereka.

"Jadi gimana?"

Baru saja sampai mereka langsung disambut dengan pertanyaan.

"Kompak banget,"sindir Zen sembari terkekeh.

"Kita kan kepo.."ujar Sabrina.

"Kita setuju kok."Balas Daisy membuat semuanya kompak bertepuk tangan heboh.

"Besok kalian izin dulu ya,"ucap Kirani.

"Oke Tante."Balas Zen.

"Loh kok Tante?panggil Mama Papa dong biar kaya Daisy panggil Ayah Bunda."Zen mengangguk.

"Oh iya kalau kalian mau pulang atau jalan silahkan,kita masih mau ngedate nih."

"Ih Papa!udah tua juga."Gerutu Daisy.

"Yaudah semuanya aku sama Daisy jalan dulu ya,nanti Daisynya aku anter pulang kok,Mama sama Papa tenang aja."Semuanya tersenyum mendengarnya.

"Hati-hati dijalan,ya."

***

Daisy mengajak Zen untuk mampir ke toko buku terlebih dahulu untuk membeli novel terbaru.

"Ketemu belum,Dai?"tanya Zen dari belakang Daisy.

"Ntar dulu satu lagi.Nahh dapet.."Daisy segera berlari menuju kasir.

"Semuanya 350 ribu,kak."Daisy merogoh tasnya,tapi..

"Loh?aduh kak saya lupa bawa dompet."Daisy meringis ketika menyadari bahwa ia lupa membawa dompet.

"Yah kak,ini tidak bisa di cancel."

Daisy menoleh ketika melihat sebuah tangan dengan kartu atm terulur ke meja kasir.

"Ini kak,maaf pacar saya ini memang pelupa."

Blush

Pipi Daisy memerah seketika mendengarnya,hingga tak sadar bahwa Zen telah menggandengnya keluar dari toko buku.

"Aduh-aduh bapernya sampe sekarang ya,gimana nanti kalau kita udah nikah?"celetuk Zen membuat Daisy tersadar.

"Apansih lo!"

"Eh,loh kok gue udah ada disini?"Zen tertawa melihat raut wajah kebingungan Daisy.

"Lucu banget sih.Yuk gue anter pulang."Daisy menghentakkan kakinya lalu masuk kedalam mobil Zen sembari mengerutu.

"Eh Dai,gue minta kontak lo dong."Celetuk Zen setelah beberapa menit mobil hanya berisi keheningan.

"Mana handpone lo,"Zen menyodorkan handponenya lalu diterima Daisy.

Setelah memasukkan nomornya Daisy mengembalikannya pada Zen lalu memainkan handponenya sendiri.

Sebuah popup notifikasi dari WhatsApp-nya membuat Daisy salah fokus.

Sebuah popup notifikasi dari WhatsApp-nya membuat Daisy salah fokus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WORDT VERVOLGD
BERSAMBUNG
°❀•°✮°•❀°

-ZENAZA-

ZENAZA [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang