43. Fool

1.1K 224 19
                                    

Jawa Tengah | 13 Februari 2022
By : GwenXylona

-Fool-

Sejak kecil, si bungsu Biantara ini tidak bisa dibilang anak yang penurut, sama seperti anak-anak lainnya, dia nakal, dan sangat keras kepala. Jika memiliki kemauan, maka harus didapatkan, persetan dengan halangan, dan lupa pada satu tantangan, yakni risiko.

Jaehyun sudah mewanti-wanti untuk tidak datang ke rumah Hyunjin untuk menemui kepala pelayan itu sendirian, setidaknya ada Lucas disampingnya, sayang beribu sayang, omongan Jaehyun akan selalu menjadi angin lalu jika menurut Jaemin tak ada untungnya di dia atauapun dipihak yang membantu. Jaehyun anak yang keras, begitupula dengan adiknya, sama-sama keras, sehingga ketika ada masalah, perselisihan tak bisa dihindari, Jehyun yang emosinya mudah tersulut, dan Jaemin yang selalu mengalah kendati ia tak pernah mencoba meminta maaf terlebih dahulu.

Lupakan tentang itu, detik ini seorang Jaemin biantara tengah berdiri didepan sebuah rumah megah bergaya Eropa klasik, yeah, mendiang ayah Hyunjin tidak bisa dibilang orang sederhana, maka dari itu Aulia Minatozaki—Ibu Hyunjin pun menjadi umpan empuk untuk urusann bisnis. Masalah kali ini adalah masalah yang terjadi bertahun-tahun silam, tentang Jaemin yang membunuh seorang Aulia Minatozaki dalam kondisi sadar, agaknya Jaemin harus tersenyum, ini adalah rahasia terakhirnya yang ia bongkar, sudah tak ada lagi yang ia tutupi dari dunia.

Jaemin bisa tersenyum kecut, jika ini akhir, apa hidupnya juga akan ikut berakhir? Yeah, semoga, tidak.

Memutuskan untuk berjalan melintasi halaman penuh rerumputan itu, kini ia telah berdiri dan menekan bell rumah bak istana yang ditinggal pemiliknya dengan alasan terluka. Siapa yang akan menyangka jika rumah besar, meneduhkan, serta setenang ini akan menjadi alasan mengapa seseorang harus sangat terluka.

Cukup lama Jaemin menunggu hingga pintu terbuka, menampilkan seorang wanita kisaran tiga puluh tahun usianya, dari pakaiannya, Jaemin tahu jika ini adalah asisten rumah tangga yang pasti ditugaskan oleh Hyunjin untuk merawat rumahnya, sempat heran dengan temannya itu, untuk apa sia-sia membuang uang, mengapa tidak dijual saja rumah ini? Dan dengan senyuman simpul, Hyunjin menjawab yang mampu membuat Jaemin diam, tak mampu berkata-kata.

Rumah itu meskipun terlalu menyakitkan buat gue ada di sana, tapi itu saksi bisu kalau gue juga pernah bahagia.

Jaemin menggelengkan kepalanya, lantas, apa dia yang membuat kebahagiaan Hyunjin menguap?

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?"

Jaemin mengerjap, lelaki itu sedikit tersenyum, "Saya sahabatnya si kembar—maksud saya, Hyunjin. Dan, saya datang untuk bertemu dengan kepala pelayan, apa dia ada?"

Wanita itu menyirit, "Mbok Dami?"

Secara terpatah sarat tak yakin, Jaemin mengangguk, "Pokoknya, dia adalah pelayan yang sudah seperti ibu bagi mendiang Nyonya Aulia, mungkin iya Mbok Dami?"

Wanita di sana sedikit terkejut, namun buru-buru menutupi keterkejutannya dengan anggukan dan senyuman tipis, serta meminta Jaemin untuk singgah di ruang tamu, tak lupa bertanya sajian apa yang Jaemin inginkan sebelum ke belakang untuk memanggil Mbok Dami.

Jujur saja Jaemin sedikit takut, suasana rumah ini sangat dingin, tak ada kehangatan seperti rumah pada umumnya, apalagi dengan gaya klasik dan warna cat gading yang begitu lekat, netra Jaemin selalu waspada seolah akan ada sesuatu yang menerjang tubuhnya. Rumah Hyunjin sedikit menyeramkan, beberapa makhluk tak kasat mata menatapnya seolah ia adalah artis Korea.

Mungkin sekitar lima menit Jaemin bertahan dengan wajah datarnya dan mengabaikan makhluk-makhluk itu hingga seseorang datang membawakan nampan berisi air dan beberapa toples kue. Jaemin beranjak, matanya dengan lancang langsung menatap netra sayu milik wanita paruh baya didepannya. Jika Jaemin sedikit memberi senyuman, maka wanita itu terkejut bukan main, pupilnya melebar saat melihat Jaemin didepannya.

Linier [Babu Lee]Where stories live. Discover now