01 ; Dua garis?

46.6K 1.8K 65
                                    

Selamat membaca✨


01. Dua garis?

      Koridor SMA Alaska dipenuhi siswa-siswi yang tengah mengerubungi sesuatu yang sepertinya cukup menarik perhatian sebagian dari mereka.

Pekikan histeris dari siswi-siswi membuat Bu Asri, selaku guru BK ikut datang untuk melihat kekacauan yang terjadi pagi ini.

Di tengah-tengah koridor, dua orang remaja terlihat sedang berkelahi. Keduanya sama-sama melayangkan pukulan kuat yang membuat wajah mereka babak belur.

"BERHENTI KALIAN!!!" pekikan dari Bu Asri itu berhasil membuat keduanya berhenti dengan nafas yang terengah-engah.

Sorot mata keduanya nampak masih memancarkan aura permusuhan yang begitu kuat.

"Daren! Nevan! Kenapa kalian gak pisahin Zaviar hah?" sentak Bu Asri pada kedua teman yang tadi berkelahi.

Pasalnya bukannya memisahkan, keduanya malah asyik menikmati pemandangan ketua mereka yang menghajar habis-habisan musuhnya, tanpa berniat untuk memisahkan sama sekali.

"Buat apa di pisahin, Bu? Orang si Melvin yang tiba-tiba nyari masalah sama Zaviar," balas seorang cowok yang memakai jaket denim bermerk nya. Namanya Daren.

"Kamu ini. Apapun alasannya, kalian ber-empat ikut ibu ke ruang BK! Sekarang!"

Lambat laut kerumunan itu perlahan bubar karena titahan dari Bu Asri untuk segera masuk kelas, karena pembelajaran akan segera di mulai.

"Sekali lagi lo nyari masalah sama gue atau temen-temen gue, abis lo!" ancam Zaviar pada Melvin yang sudah tergeletak lemas di bawahnya. Sudut bibir remaja itu terlihat berdarah, yang menandakan bahwa pukulan Zaviar tidaklah main-main.

"Cabut!" ajak Zaviar pada kedua temannya. Hari ini suasana hatinya sedang dalam mood yang buruk. Sangat buruk.

Dan cecunguk sampah itu malah membuatnya semakin buruk.

Cowok dengan rahang tegas itu melangkahkan kakinya menuju rooftof, tempat ia dan ke-tiga temannya biasa membolos.

Zaviar mendudukan dirinya di sofa usang, membiarkan sinar matahari pagi menerpa wajah indahnya.

"Lo kenapa sih? Gue liat-liat mood lo gampang banget berubah akhir-akhir ini?" pertanyaan dari Daren membuat Zaviar menghela nafasnya kasar.

Ia juga tidak tahu, sejak tiga hari lalu mood nya gampang sekali berubah. Di tambah nafsu makan nya yang bertambah, belum lagi keinginan memakan sesuatu di saat malam hari yang selalu menganggu waktu tidurnya.

Aneh.

"Di panggil Bu Asri suruh ke ruang BK, malah belok ke sini," celetuk Nevan.

"Biarin lah, bodo amat. Gak peduli gue," balas Zaviar sekenanya.

Nevan berdecak. "Mentang-mentang anak yang punya sekolah ya," sindirnya.

Zaviar Akalanka. Anak sulung dari Hana dan juga Arsen. Ayahnya adalah pemilik sekolah tempatnya menempuh pendidikan. Jadi jangan heran jika Zaviar yang pada dasarnya sudah masuk puluhan kali ke ruangan BK itu tidak di keluarkan dari sekolah. Paling-paling di beri hukuman atau tidak di tegur oleh kepala sekolah.

Zaviar menatap kedua temannya dengan pandangan yang sulit di artikan. Kemudian matanya melirik pada pintu rooftof seperti tengah mencari seseorang.

"Si Kai mana?" Zaviar bertanya pada kedua temannya. Pasalnya dari pagi ia belum bertemu dengan Kai.

Salah satu sahabatnya yang paling tidak bisa diam.

ZAVIAR and HIS MISTAKES Where stories live. Discover now