"Kamu kelamaan," kata Arga, mencubit pipi Nalana membuatnya tambah loading.

Arga memberi isyarat lewat tatapan matanya jika ia sedang berpura-pura menjadi pacar Nalana.

"Ini mbak uangnya."

"Baik, terima kasih, mas."

Arga melirik ibu-ibu yang secara terang-terangan membicarakan Nalana tadi. "Maaf, Bu, lain kali jangan bicara seperti itu sama orang nggak kenal. Nggak sopan."

Arga menarik Nalana keluar dari apotik. Sesampainya di parkiran, Nalana melepas tangannya dari Arga. "Balikin."

Arga menghela napas. Ia memberikan testpack itu kepada Nalana. "Kalau ada apa-apa kabarin gue."

Nalana mendongak. "Nggak harus, lo nggak peduli, 'kan? Jadi, nggak usah."

Arga memejamkan mata. "Kabarin."

Nalana diam.

"Mana hp lo?"

Nalana menyerahkan ponselnya tanpa bertanya. Arga dengan cepat mengetikkan nomor teleponnya dan menyimpannya.

Nalana tersenyum kecut, bahkan ia menyukai seseorang yang bahkan nomor ponselnya saja ia tidak tau.

"Kalau ada apa-apa kabarin gue. Kita ngelakuin ini sama-sama, tanggung jawab ada di kita berdua."

Nalana yang tadinya menatap sepatu mendongak menatap Arga. "Sekalipun kita bakalan hidup susah?"

Arga tidak yakin dengan itu. Tapi, ia akan berusaha sebisanya. Ia memang cowok brengsek, tapi ia tidak mau menjadi ayah yang jahat untuk anaknya.

"Kenapa lo tanya gitu? Kalau lo hamil, lo ataupun gue harus siap nanggung risikonya dan ... kita nggak bisa ngelak atas risiko yang udah kita lakuin."

Nalana hanya mengangguk.

Percakapan mereka hanya sampai di situ, sebelum Arga mengantar Nalana pulang dalam hening.

🍑🍑🍑

Nalana menutup pintu rapat-rapat dan menguncinya. Gadis itu meletakkan tas dan segera masuk ke dalam kamar mandi mencoba testpack yang dibelinya beberapa saat lalu. Setelah membaca petunjuk, Nalana tinggal melakukannya dan menunggu hasil.

Ia berdoa dalam hati supaya testpack itu negatif. Walah pikirannya terus berkecamuk tentang dirinya yang tak kunjung mendapat tamu bulanan. Namun, Nalana tetap berpikiran positif karena akhir-akhir ini memang sedang banyak pikiran. Mungkin itu yang menjadi penyebab dirinya belum menstruasi.

Ia mencoba lima testpack sekaligus dan ... positif.

Bahu Nalana merosot tak percaya. Napasnya menjadi tak beraturan. Matanya memanas. Tubuhnya lemas tak karuan.

Gadis itu terduduk di lantai kamar mandi dan terisak. Ia menggelengkan kepalanya tak yakin dengan kenyataan yang ia dapat siang ini.

Mama, Nalana takut. Nalana nggak bisa, Ma.

Ponselnya yang bergetar membuat Nalana mengalihkan pandangan Arga. Laki-laki itu menelponnya. Nalana hanya diam, ia menggeser tanda hijau dan langsung tersambung dengan Arga.

"Nal?"

Nalana masih diam. Hanya suara isakannya yang terdengar membuat Arga semakin yakin jika Nalana tengah hamil.

"Positif?"

Nalana menutup matanya. Ia membiarkan ponselnya menyala dengan Arga yang terus bertanya. Nalana, ia tidak yakin ia bisa menjalani hidup untuk ke depannya.

Mama, tolongin Nalana. Nalana takut, Ma. Nggak seharusnya Nalana pergi. Nalana harusnya denger Mama. Mama, Nalana harus apa?

"Nal? Hei? Lo masih denger gue, 'kan?"  Suara Arga kembali terdengar. Namun, lagi dan lagi Nalana masih bergeming di tempatnya duduk. Ia masih terisak. Dadanya terasa sesak seperti dihantam sesuatu.

"Oke. Kalau lo nggak mau jawab gue. Tanpa lo jawab pun gue udah tau. Gue nggak bisa apa-apa di sini. Kalau lo mau nangis, nangis aja. Jangan ditahan. Gue tau semuanya berat. Gue akan pikirin ke depannya bakalan gimana."

"K-kak, g-gue takut."

Arga bergeming. Gue juga takut, Nal. Takut sama kenyataan yang gue alami sekarang.

"G-gue mau gugurin kandungan ini aja."

"Nalana? Lo gila?" Arga dibuat terkejut karenanya.

"G-gue jauh gila saat gue terima kenyataan ini."

Arga menggeram. "Jangan jadi bodoh untuk kedua kalinya, Nal. Cukup lo yang nggak bisa jaga diri, jangan lo juga nggak bisa jaga anak lo. Dia nggak pernah salah. Kalau dia bisa pilih, dia nggak bakalan mau lahir dan punya orang tua brengsek kayak kita, Nal."

"Gue mohon, untuk terakhir kalinya."

Nalana semakin terisak di tempatnya. "Maaf."

🍑🍑🍑

nanasnya kak?🍍

mweheh bercanda bestod

😭✊

dipublikasikan : 22-02-2022.






MASA REMAJA KITA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang