"Aku hanya ingin memesan jika jeongyeon yang melayaniku..." ucap sana sambil memainkan kukunya.

"Eh?" jihyo menatap jeongyeon dan pria itu langsung menggelengkan kepalanya menolak permintaan jihyo.

"Tidak ji..."mohon jeongyeon dengan wajah memelas.

"Maaf, tapi aku tidak ingin cafe ku di tutup..." bisik jihyo.

"Tentu saja, nona. Jeongyeon pasti akan melayanimu dengan baik...." jihyo langsung menarik tangan chaeyoung dan membawanya pergi dari sana.

Jeongyeon menggerutu kesal dan akhirnya terpaksa mulai melayani wanita itu.

"Kau mau makan apa?"tanya jeongyeon dengan datar.

"Kau..." santai sana.

Jeongyeon mengusap wajahnya dengan frustasi, dia lalu melirik ke arah jihyo dan chaeyoung yang terlihat sedang memberi semangat kepadanya.

"Kau ingin pesan apa?" jeongyeon mengulangi pertanyaannya, mengabaikan satu kata yang begitu gila dari sana.

"Aku akan memesan jika kau juga ikut memesan sesuatu. Jangan menolak!" tegas sana meletakan tangannya di atas meja.

"Ini masih jam kerjaku..." tolak jeongyeon secara halus.

"Bosmu mungkin akan membiarkanmu istirahat jika aku bertanya padanya..." sana hendak memanggil jihyo, tapi tidak jadi saat jeongyeon menerima permintaannya.

"Iya iya..." dengus kesal jeongyeon.

"Jadi kau ingin pesan apa?"

"Samakan saja dengan punyamu..." jeongyeon menghela napas lelah sebelum berjalan memesan makanan untuk sana dan juga dirinya.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya jeongyeon datang sambil membawa pesanan sana.

"Sini..." sana menepuk-nepuk kursi di sebelahnya agar jeongyeon duduk di sana.

"Aku disini saja..." tolak jeongyeon memilih duduk di depan sana, tempat yang mempunyai jarak aman dari gadis itu.

Sana tersenyum miring karena sejak tadi jeongyeon terus menolaknya. Anehnya dia merasa semakin tertantang untuk mendapatkan jeongyeon.

"Ini..." sana tiba-tiba mengulurkan sebuah undangan yang terbungkus indah.

"Aku ingin kau menemaniku untuk acara ini..." jeongyeon mendorong kembali undangan itu ke arah sana.

"Aku tidak bisa..."jeongyeon berkata dengan dingin lagi.

"Kau tidak bisa menolaknya!"

"Tsk....kenapa harus aku sih?!"kesal jeongyeon.

"Pertama karena kau tampan, kedua karena kau dekat dengan Myoui Mina, ketiga karena aku memang ingin kau menjadi pasanganku..."jelas sana dengan tenang.

"Maaf, tapi aku tetap tidak bisa!" tegas jeongyeon tanpa mau melihat wanita itu.

"Sudah ku bilang jika tidak ada penolakan, bukan?" jeongyeon menggertakan giginya, dia benar-benar tidak menyangka akan ada gadis gila lainnya seperti mina.

"Kita harus memakai baju couple jeongyeon. Jadi, aku butuh waktu kosongmu untuk menemaniku belanja..." sana mengeluarkan seringainya, dia sudah membayangkan datang bersama jeongyeon di acara pesta perusahaan ayahnya itu.

Dia bahkan sudah membayangkan bagaimana ekspresi mina ketika melihat jeongyeon menjadi miliknya.

"Kurasa itu tidak akan terjadi. Tunanganku ini harus datang bersamaku saat pesta itu..." ucap seorang wanita yang tiba-tiba sudah berdiri tepat di tengah meja jeongyeon dan juga sana.

Crazy Girlfriend (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang