Selesai makan, Hendra Dermawan bersama istrinya Dr. Tiara pergi untuk melanjutkan penyelidikannya, tak lupa ia meminta James untuk menjaga putrinya. Meskipun umur James tidak beda jauh dengan putrinya namun kemampuannya bisa mengalahkan beberpa anggota agen pasukan khusus sekaligus. Mereka menuju ruang kerja bawah tanah rumah sakit. mereka mulai merancang bukti-bukti yang telah mereka temukan dan menatanya dalam sebuah papan.
Pertama adalah Geng Mafia Elang Biru yang dipimpin oleh El Chapo, bahkan bagaimana sosok dari pimpinan ini belum diketahui, berdasarkan data yang didapat geng Mafia ini memiliki beberapa kartel diantaranya Kartel Sinaloa yang merupakan bandar narkoba dan Kartel Madellin yang merupakan perdagangan senjata. Untuk susunan organisasi ini belum diketahui. Kita bisa berasumsi bahwa Rega dan Dodi berada dalam geng Mafia elang biru pada kartel sinaloa karena ditemukannya bukti transaksi narkoba di Tas Rega.
"Rega masih ditahan di kepolisian tapi sampai kapan? persidangan akan segera dimulai bahkan bisa jadi lebih awal karena pejabat kita yang seperti..." pikir Dr. Tiara
kringg-kringg suara telepon berbunyi membuyarkan lamunan dr. Tiara.
"Aku harus mengangkat ini" kata dr. tiara. Suaminya mengangguk mengiyakan. lalu wajah Dr. Tiara berubah ia segera mengambil jas kerja dan pergi "Ada pasien Gawat darurat aku pergi dulu" katanya seraya berlalu. Tuan Hendra Dermawan menatap sayu kearah punggung istrinya yang bergegas.
Di ruang IGD dr. Tiara menghampiri pasien yang berlumur darah yang mulai tak sadarkan diri. segera memerintah para dokter untuk segera melakukan pertolongan pertama. Tim medis segera melakukan evaluasi medis awal untuk menilai tingkat keparahan cedera. Pemeriksaan fisik dan neurologis akan dilakukan untuk mencari tanda-tanda luka atau pembengkakan, serta menilai fungsi saraf dan tingkat kesadaran pasien. Dr. Tiara segera meminta untuk melaksanakan pemeriksaan tomografi komputer (CT scan) kepala untuk mendeteksi cedera otak atau kerusakan struktural lainnya. Selain itu, pasien dipantau ketat untuk memastikan fungsi vitalnya stabil, dan tindakan seperti manajemen nyeri dan manajemen tekanan intrakranial
"Jika ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, intervensi bedah mungkin diperlukan" pikir Dr. Tiara.
Sambil menunggu hasil tes keluar Dr. Tiara menghampiri seorang pria yang tengah duduk dengan tatapan kosong. Dr. Tiara menyentuh bahu pria itu dan memenggil namnanya dengan lembut "Andriana"
Pria yang disentuh itu terkejut dan mengarah pandangannya ke arah dr. Tiara, ia tak bisa menahan air matanya lagi. Pria itu menangis sejadi-jadinya "to-tolong selamatkan dwi kak.. hiks hiks, aku janji akan melakukan apapun"
Dr. Tiara mengelus kepala pria itu dan menenangkannya "aku adalah seorang dokter, itu sudah menjadi tanggungjawabku. berdoalah pada sang kuasa semoga dia selamat"
Seorang perawat datang menghampiri dr, Tiara untuk menyampaikan hasil tesnya. dr. Tiara ijin pamit dan seraya berkata "aku akan berusaha sekuat tenaga, jadi tenanglah"
Di ruang rapat dokter...
Dokter spesialis radiologi mengungkapkan Hasil pemeriksaan CT scan atau MRI kepala menunjukkan hematoma yang besar dan menekan otak atau menyebabkan pergeseran struktur otak, operasi mungkin menjadi tindakan mendesak.
Selain itu Dr, Gawat Darurat menunjukan hasil Penilaian kesadaran pasien dengan menggunakan skala Glasgow Coma Scale (GCS) menunjukan penurunan kesadaran yang signifikan atau peningkatan tingkat koma dengan cepat dapat menjadi pertanda bahwa tekanan intrakranial meningkat. Selain itu, pengukuran tekanan intrakranial yang berkelanjutan dan signifikan dapat menjadi indikator bahwa tindakan segera diperlukan.
"Dalam situasi ini, operasi bertujuan untuk mengeluarkan darah yang terakumulasi dan mengurangi tekanan intrakranial, sehingga melibatkan evakuasi hematoma subdural untuk menjaga fungsi otak dan meningkatkan prognosis pasien." kata dr. Tiara
Para dokter setuju untuk segera melaksanakan operasi hematoma subdural Sebelum seorang pasien menjalani operasi hematoma subdural, tim medis berkumpul dalam ruang rapat dokter untuk membahas kasus secara komprehensif. Pertemuan ini melibatkan berbagai anggota tim medis yang memiliki peran khusus dalam perawatan pasien. Ahli bedah saraf akan memimpin diskusi, menjelaskan rencana operasi, teknik yang akan digunakan, dan potensi risiko. Dokter anestesiologi hadir untuk merinci rencana anestesi dan memastikan kenyamanan pasien selama prosedur.
Radiolog memberikan hasil gambar pencitraan, seperti CT scan atau MRI kepala, untuk memahami lokasi, ukuran, dan karakteristik hematoma subdural. Perawat bedah menyediakan perspektif perawatan pasien di ruang operasi, dan spesialis neurologi mungkin memberikan pemahaman tambahan mengenai kondisi neurologis pasien Terapis fisik atau ahli rehabilitasi juga dapat hadir untuk membahas rencana rehabilitasi pasien setelah operasi. Melalui kolaborasi ini, tim medis berupaya memahami secara menyeluruh kondisi pasien, merinci risiko dan manfaat operasi, dan merencanakan perawatan pascaoperasi dengan cermat untuk memastikan pemulihan yang optimal.
Dr. Tiara menemui Andrian untuk meminta persetujuan pelaksanaan operasi. andrian segera menandatangani surat persetujuan. Operasi segera dilaksanakan. Dalam ruang operasi yang terang benderang, dokter-dokter terampil bersiap untuk melakukan operasi hematoma subdural pada seorang pasien. Dengan hati-hati, pasien telah dibawa ke meja operasi dan tertidur nyenyak setelah mendapatkan anestesi umum. Dr. Tiara Ahli bedah syaraf segera membuat Sayatan kecil pada tengkorak, atau kraniotomi, merupakan pintu gerbang ke dunia internal otak. Dr, Tiara Ahli bedah syaraf memilih lokasi sayatan dengan hati-hati, memastikan akses yang optimal ke area di sekitar hematoma tanpa merusak jaringan otak yang sehat. Begitu tengkorak terbuka, otak yang sangat kompleks terpapar di depan mata.
Dengan hati-hati, Dr, Tiara mencari dan mengidentifikasi hematoma subdural yang perlu diatasi. Hematoma tersebut diangkat dengan cermat untuk mengurangi tekanan intrakranial dan mengembalikan sirkulasi darah yang normal. Sementara Dr. tiara fokus pada tugas utama, tim medis mendukung operasi dengan memantau tanda-tanda vital dan memberikan bantuan jika diperlukan. Setiap langkah diambil dengan hati-hati, dengan perhitungan yang matang untuk memastikan keberhasilan operasi dan pemulihan pasien.
Saat operasi mencapai tahap akhir, sayatan pada tengkorak ditutup kembali dengan cermat menggunakan teknik khusus dan jahitan yang presisi.
setelah dua jam, operasi pun selesai. Dr. Tiara segera keluar dari ruang operasi dan segera dihampiri oleh Andrian "Bagaimana dok? " tanya Andrian penuh harap.
dr. Tiara tersenyum kecil "operasinya berjalan lancar meski ada kemungkinan bahwa Dwi akan kehilangan kemampuan motorik tapi setidaknya nyawanya tidak terancam"
"Syukurlah, Terima kasih Tuhan"
"Kalau begitu saya permisi dulu, pasien akan segera dibawa ke ruang pemulihan"
"Kakak tunggu sebentar"
"Ada yang ingin kau tanyakan?"
"Jika aku melakukan sesuatu yang menurutku benar, apakah kakak akan mendukungku?
"tentu saja, meski aku bukan kakak kandungmu tapi kita adalah keluarga" jawab dr. Tiara seraya berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Kulkas Seribu Pintu - The Cold that Warms Me
Teen FictionCERITA INI TAHAP REVISI HARAP BACA BAB SEBELUM BAB SEDANG REVISI KARENA CERITA MUNGKIN AKAN SEDIKIT BERUBAH SESUAI ARAHAN PARA READERS AGAR CERITA INI LEBIH BAIK... jika ingin berkomentar kami sangat terbuka "kebetulan adalah takdir yang menyamar d...
Bab 10 KAU ISTRIKU
Mulai dari awal