07 ; Ancaman

10.2K 1K 15
                                    


07. Ancaman.

      Di depan ruang kelas 12 IPS 1 terlihat seorang gadis berbandana kuning tengah berdiri di depan pintu. Seperti tengah menunggu seseorang untuk keluar dari dalam.

Gadis itu Seyla. Dari lima menit lalu, Seyla sudah menunggu di depan kelas Ellgar. Setelah memantapkan hati, akhirnya Seyla berniat untuk kembali memperbaiki hubungan pertemanan nya dengan Ellgar.

"Kak Alda," panggil Seyla pada gadis yang baru saja keluar dari dalam kelas untuk membuang sampah.

Gadis yang di panggil Alda itu menoleh. "Oh Seyla? Kenapa?"

"Kak Ellgar nya ada?"

"Oh ada, kenapa? Mau ketemu? Masuk aja Sey!" titah Alda. Namun Seyla menolak.

"Bisa tolong panggilin aja Kak?"

"Oh boleh, bentar!"

Seyla menunggu di luar dengan perasaan gelisah. Takut jika Ellgar menolak dan kembali menghindar.

Namun dugaan nya salah, Ellgar mau menemuinya. Kini cowok itu berdiri di depannya, tak lupa senyum manis yang menghiasi wajah tampannya. Sayangnya Seyla tahu, senyuman itu masih terdapat kekecewaan di dalamnya.

"El, gue mau ngomong sama lo," ujar Seyla pelan. Gadis itu mendongak, menatap mata Ellgar yang beberapa hari ini menghindar.

"Besok aja y—,"

"Please El .... gue tau lo beberapa hari ini ngehindar. Tapi gue mohon, kali ini aja, biarin gue bicara sama lo! Jelasin semuanya, dan setelah itu, lo boleh nilai gue sesuka hati lo," potong Seyla dengan cepat sebelum Ellgar menyelesaikan kalimatnya.

Cowok dengan seragam rapih itu akhirnya mengangguk, sebelum menggenggam jemari Seyla dan membawa gadis itu pergi menuju taman belakang sekolah.

"Gue tau lo kecewa sama gue El. Tapi gue mohon, jangan kayak gini. Jangan siksa gue dengan cara lo jauhin gue kayak gini." Seyla bersuara setelah mereka berdiri di tempat yang sepi.

Ellgar diam. Ia membiarkan Seyla berbicara sampai gadis itu puas mengeluarkan isi hatinya.

"Ini bukan kemauan gue. Malem itu, gue pergi ke hotel buat balikin tugas temen yang gue pinjem. Tapi saat gue mau balik, tiba-tiba Zaviar datang dan bawa gue masuk ke salah satu kamar, setelah nya lo pasti tau apa yang terjadi sampai gue kayak gini," Jujur Seyla. "Ini bukan kemauan gue El," lirihnya dengan putus asa.

"Gue tau lo kecewa. Gue tau lo malu punya temen yang hamil di luar nikah," Seyla mendongak, menatap dalam mata Ellgar dengan pandangan putus asa. "It's okey! Gak pa-pa, lagian gue udah kotor. Lo pasti jijik deket-deket sama gue,"

Sebelum Seyla pergi, Ellgar lebih dulu menarik tangan Seyla dan membawa gadis itu ke dalam pelukannya.

"Maaf. Ini semua salah gue, gue yang salah karena gak bisa jagain lo Sey."

Seyla menggeleng dalam pelukan Ellgar. "Bukan. Semuanya bukan salah lo, ini semua karena kecerobohan gue El. Stop nyalahin diri lo sendiri!"

"Ekhem.. Terus aja saling salah-salahan!!"

Keduanya sama-sama terkejut sebelum akhirnya melepas pelukannya dan menatap ke asal sumber suara.

Di sana, terlihat Zaviar yang menatap keduanya dengan sinis.

"Udah puas pelukannya? Kenapa di lepas? Padahal belum gue foto loh," sindir Zaviar dengan senyuman sinisnya.

Ellgar mendekat dengan wajah memerah. Cowok itu memegang erat kerah Zaviar dan bersiap melayangkan satu pukulan pada wajah sok tampan itu. Namun Seyla lebih dulu menahannya.

"Udah El! Gak usah di ladenin, yang ada lo kena masalah lagi!" Cegah Seyla.

"Seyla ikut gue!" Zaviar menarik tangan Seyla, namun dengan cepat Ellgar mencegahnya.

"Mau apa lo? Jangan macem-macem sama Seyla!!!" Geram Ellgar.

Zaviar tak peduli. Cowok itu malah menarik kasar tangan Seyla sampai gadis itu kini berada di sebelahnya.

Memandang Ellgar tajam, tak lupa tatapan remeh yang membuat Ellgar semakin emosi.

"Mau gue apain ni cewek juga gak ada urusan nya sama lo! Gue peringatin kalo lo lupa. Sekarang Seyla istri gue! Mau gue apa-apain pun itu gak akan jadi masalah," ujar Zaviar sebelum kembali menarik tangan Seyla yang berusaha kabur.

Sebelum benar-benar pergi, Zaviar memberi satu peringatan pada Ellgar saat cowok itu terlihat akan menahannya.

"Kalo lo berani ikut campur, siap-siap sahabat kesayangan lo ini di bully satu sekolahan karena ketahuan hamil di luar nikah." Ancam Zaviar yang membuat Ellgar mematung di tempat.

"Gue gak main-main sama ucapan gue Ellgar!" ucapnya sebelum benar-benar pergi dari hadapan Ellgar dan tentunya dengan membawa Seyla.

****

"Jauhin Ellgar!" Satu kata itu lolos dari mulut Zaviar saat keduanya tiba di rooftop yang sepi.

Seyla melepaskan genggaman tangan Zaviar yang sedari tadi menyakiti pergelangan tangannya.

"Gue gak mau,"

"Turutin kemauan gue Seyla!" bentak Zaviar.

"Kenapa gue harus turutin semua kemauan lo? Gue istri lo bukan babu lo Kak!! Kalo lo kayak gini terus, gue gak akan segan-segan kasih tahu orang tua lo saat lo maksa gue buat aborsi,"

Wajah Zaviar mengeras, lalu mendekati Seyla yang membuat tubuh gadis itu terpojok di dinding.

"Mulai berani lo sama gue, hm?" desak Zaviar tajam.

Seyla membalas tatapan tajam Zaviar. "Gue gak takut sama lo," tantangnya tanpa rasa takut.

Zaviar mencengkeram pipi Seyla dengan kuat sampai gadis itu meringis. Tak sampai di situ, Zaviar bahkan mendorong Seyla sampai tersungkur di lantai rooftop tanpa memperdulikan bahwa Seyla kini tengah hamil.

"Argghhh.." Seyla merintih sambil memegang perutnya.

"Gue baru tau lo itu cewek murahan yang berlindung di balik wajah polos lo itu! Inget Seyla, lo itu istri gue, harusnya lo turutin semua perintah gue dan jauhin Ellgar saat ini juga,"

"Atau ancaman tadi harus bener-bener gue lakuin supaya lo nurut? Hm? Lo mau di bully satu sekolahan karena mereka tau lo hamil di luar nikah? JAWAB GUE JALANG?!"
sentak Zaviar tanpa belas kasihan.

"Gue gak bisa jauhin Ellgar hiks ... dia satu-satunya sahabat yang selalu ada buat gue. Tolong jangan pisahin gue sama dia, Kak hikss.. Gue mohon, kali ini aja! Biarin gue punya sahabat yang bisa support gue di saat keadaan gue kayak gini," lirih Seyla. Gadis itu menunduk menyembunyikan air mata yang sedari tadi turun dari pelupuk matanya.

"Oke. Gue gak akan larang lo buat deket sama Ellgar. Tapi dengan satu syarat," Zaviar tersenyum miring memikirkan sebuah ide di kepalanya.

" ..................... "

Seyla tersentak dengan mata membulat kaget saat Zaviar membisikan satu syarat di telinganya.

"Mau nolak? Gak bisa! Karena gue gak suka bantahan Seyla Auristella!" tekan Zaviar sebelum akhirnya meninggalkan rooftop dan menutup pintu dengan keras.

****

Ada yang nungguin kah?

Aku rasa chapter ini terlalu pendek
dan membosankan, tapi semoga
aja kalian suka.

Aku berusaha semaksimal mungkin
buat cerita yang menarik, tapi kayaknya
otak aku gak nyampe buat cerita yang alur nya bagus. Jadi ini seadanya aja.







ZAVIAR and HIS MISTAKES Where stories live. Discover now