[M] Goyangan Asik Biduan Cantik 💃 (6/...)

Mulai dari awal
                                    

"A..."

Yunita menarik lengan Sendy, membawa kokoh lengan itu sekaligus agar Sendy ikut tertarik ke kursi panjang bersamanya. "I-ini kamu mau ngapain lagi?"

"Aa mau lagi gak?"

"Apa yang mau lagi?"

"Anu..." Yunita malu sendiri, nyatanya ia belum puas dengan permainan panas bersama Sendy. Jemari lentiknya terulur ke paha Sendy lalu meremasnya.

"Aaah... kamu ngapain sih Yun?" Gugup Sendy.

"Aa masih pengen kan?"

Sialan, ada apa dengan Yunita yang polos dan lugu. Kenapa tiba-tiba mendadak liar malam ini. Yunita membuat dirinya bersimpuh di antara kedua lutut Sendy. Ia raba-raba kedua paha kokoh Sendy sampai sesekali meremasnya juga.

Glup...

Kacamata Sendy dibuat berembun, sudah kedinginan di luar sekarang dibuat gerah oleh biduan dangdut. Yunita membuka resleting celana Sendy, memelorotkan celana jeans yang basah itu bersamaan dengan brieff yang dikenakan Sendy. Cacing besar alaska yang bersembunyi kini memantul keluar diloloskan dari kain tebal.

"Nngghhh... Yunhh..."

"Hihihi... punya Aa gede juga ya."

Yunita gemas dengan batang daging Sendy yang berukuran fantastis. Bentuknya yang gemuk dan panjang serta berhias dengan urat-urat kasar yang membentang di sana, benar-benar gagah perkasa. Saking gemasnya, Yunita meraup milik Sendy dalam genggaman jemarinya. Pelan-pelan ia memulai gerakan naik-turun lalu mengubah kecepatan kocokan tangannya secara bertahap.

"Aaah... Yunhhh... ssshhh..."

Cup...

Yunita mengecup kepala jamurnya, "Yuni teh penasaran gimana rasanya kek gituan kayak yang orang-orang ceritain." Tanpa menunggu waktu lama setelah puas jemari lentiknya memainkan milik Sendy, Yunita membuka mulutnya - memasukkan batang gagah Sendy ke dalam mulutnya.

"Aaah... nnghhhh..."

Sendy mendongakkan kepalanya, mulutnya menganga lebar seraya menggeram kasar menikmati bagaimana Yunita memanjakan kokoh batang besar miliknya di dalam mulut. "Yuunhh..." Sendy tekan kepala Yunita, mendorong agar makin dalam batang daging yang keras itu ada di dalam mulut Yunita. "Ssshh..." Yunita yang juga pemula sedikit membuat Sendy ngilu ketika giginya ikut menggesek kontur batang kerasnya. "Janganhhh pake gigiihhh aaaahhh... fuck!"

°°°

Daya kekuatan Sendy yang lebih besar mampu membawa Yunita terseret ke dinding. Sendy mendorong tubuh sang biduan menabrak tembok, mencium bibirnya dengan rakus seolah tak ada lagi hari esok. "Mmhh..." Lenguh Yunita begitu bibir keduanya saling terlepas satu sama lain. Dua netra yang saling terarah untuk menatap, Yunita dan Sendy berada di dalam relung nafsu yang sudah memuncak. Meski keduanya tahu kalau ini tak sepatutnya terjadi, dua insan ini mabuk dalam gelora sehingga tak mampu menghentikan hasrat untuk saling menyentuh dan disentuh.

Sendy melepas kain kaosnya, melempar kaos warna kuningnya yang basah ke sembarang tempat. Membuat dirinya bertelanjang bulat di depan Yunita. Ia ciumi lagi bibir ranum Yunita, tangannya menjalar untuk melucuti mini dress tanpa lengan yang dipakai Yunita. Membuat si pedangdut cantik itu sama-sama telanjang bulat seperti dirinya.

"Aaah Aa!"

Kedua tangan Yunita diangkat Sendy dengan satu tangannya sementara tangan lain ia buat untuk meremas gundukan kenyal Yunita. Bibirnya mendekat meraup puting payudara yang mengeras, "Engghh..." Lenguh Yunita, "A Sendy ngghh...." Rona di wajahnya sangat merah melihat pemandangan erotis di mana Sendy sedang mengulum puting payudaranya bergantian kiri dan kanan.

[M] Oneshoot SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang