BAB 16

6K 393 220
                                    

Di seberang sana, Galang berserta sahabatnya sedang memperhatikan seorang gadis yang juga tengah memperhatikannya.

Farel si cowok playboy beraksi. Menggoda Thania dengan siulan-siulan yang menggelikan. "THANIA BABANG FAREL KIRIM CINTA KEPADAMU! I LOVE HONEY! MMUACH!"

Tak!

Rayhan menjitak kepala Farel kencang, membuat pemuda cap buaya itu mendengkus kasar. "Berisik Rel, percuma lo teriak-teriak, nggak bakalan kedengeran."

"Ekhem!" Dehaman Nasal mengalihkan pandangan mereka. Nasal meringis, dia tersenyum tipis. "Ada yang mau gue omongin."

Alis Galang terangkat sebelah. "Hm?"

Menghela napas panjang. Nasal menatap mereka satu persatu dengan sendu. "Makasih udah nerima gue jadi sahabat kalian." Nasal menjeda. Pemuda dengan tindik di telinga itu menghela napas untuk ke beberapa kalinya. "Makasih untuk selama ini udah neman—"

Farel menyahut, "Yaelah santai kali."

Tak!

"Ck! Diem dulu Maemunah!" Nasal berdecak kesal, menatap farel tajam. "Jangan potong omongan gue!"

Farel menggeram kesal. "Hobi banget jitak-jitak kepala gue!"

"Rel, diam dulu," ujar Rayhan. Farel mengangguk.

Nasal menghela napas. "Makasih ud—"

"Langsung ke inti!" Angga menyela. Dan itu membuat Nasal tersenyum masam karena ucapannya dipotong terus.

"Gue mau pergi."

"Ck, yang jelas! Lo mau pergi ke mana?" tanya Rayhan. Dia sungguh kesal karena Nasal sangat bertele-tele.

"Kawin." Nasal tersenyum lebar, tidak dengan mereka yang menatapnya dengan dingin. "Canda elah!"

"Cepat!" Itu suara pak ketu yang sedari tadi diam, kini membuka suaranya. Sudah jelas dia sangat kesal dan terlihat jelas urat tangannya yang menonjol.

"Hehehe." Nasal menggaruk pipi yang tidak gatal sambil menyengir tidak jelas, dia menyatukan tangannya meminta maaf.

Nasal mengembuskan napas, dia menatap mereka serius, tidak ada candaan kali ini. "Gue disuruh bokap pindah ke luar negeri."

Tidak ada yang menjawab, mereka memilih diam menunggu kelanjutan cerita pemuda bertindik itu.

"Termasuk Noval."

Atensi mereka beralih ke arah pemuda yang sedari tadi diam. Noval mengangguk. Kemudian berujar, "Awalnya, gue sama Nasal disuruh berhenti sekolah sama bokap." Noval menjeda. "Tapi, kita nggak mau berhenti. Kalian pasti tahu apa yang dia lakuin ke kita, dia ngancam, terus pukul kita."

"Bahkan nyokap gue jadi sasaran amukan dia!" Nasal menimpali. Ada kemarahan dan penekanan di nada ucapannya. "Gue benci bokap gue, apa yang dia mau, semuanya harus diturutin!"

Galang mengangguk, dia paham dengan kakak beradik ini. Mereka sudah lama berteman semenjak masuk sekolah dasar. Jadi dia tahu seluk beluk keluarga Nasal dan Noval yang jauh dari kata baik.

Papa Noval dan Nasal, salah satu pria yang cukup kasar kepada keluarga karena masalah kesehatan. Papa Nasal dan Noval memiliki gangguan mental setelah kehilangan anak perempuan dan istri pertamanya yang meninggal terlindas truk di depan matanya.

Setelah berlarut dengan kesedihan yang cukup lama, papa Nasal dan Noval yang bernama Mahes, menikahi Agnes yang berstatus janda dan dikaruniai dua anak, yaitu Nasal dan Noval.

Nasal Adhlino Maheswara dan Noval Adyatma Maheswara adalah Kakak beradik. Nasal lebih tua dari Noval, selisihnya hanya satu tahun. Tapi, mereka seangkatan karena keduanya tidak mau terpisahkan. Di mana ada Nasal pasti ada Noval, di mana ada Noval pasti ada Nasal.

"Kita nggak bisa bantu, itu pilihan kalian." Angga berucap. Dia sangat prihatin dengan kakak beradik ini. Angga bersyukur, tidak mempunyai ayah seperti itu. Keluarganya harmonis, tidak ada kekerasan sama sekali.

Rayhan menepuk bahu Noval yang berada di sampingnya. Sedangkan Nasal ada di hadapannya. "Semangat!" ujarnya menatap kakak beradik itu bergantian. "Gue tahu ini berat. Tapi, jalani aja brother, selagi bokap lo masih wajar, biarin aja. Tapi kalau udah nggak wajar, bunuh aja." Ada candaan di akhir kalimatnya.

Nasal terkekeh. "Ide bagus!"

"Oy! Lagi ngomongin apaan? Serius amat?”

Itu bukan suara mereka. Suaranya seperti seorang perempuan. Keenam pemuda itu mengalihkan pandangannya. Di sana seorang perempuan sedang duduk santai sambil menatap mereka dengan senyuman manis.

****

SHAKA RAJENDRA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SHAKA RAJENDRA

****

Telah direvisi

My Perfection Is Badgirl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang