"Ada apa?" tanya Sang Kapten cepat saat menyadari wajah Jaemin yang terlohat sedikit ketakutan.

Keheningan terjadi beberapa detik, hingga Chenle angkat bicara dan mengatakan apa yang ia lihat, dengar dan belum sempat ia ceritakan tadi. "Pangeran Jaeremiah bertanya seperti ini pada Jileva. 'Jika kami memberi kalian tempat untuk tinggal, apa kau mau bergabung?' seperti itu." Jelas Chenle sambil meniru suara Jaemin dipertengahan kalimat, membuat Giselle sedikit tertawa karena merasa gemas. Sedangkan Hyunjin terlihat berusaha mencerna apa yang dikatakan oleh Chenle.

Kedua bola mata milik Hyunjin membulat terkejut, "Pangeran Jaeremiah! Kau menawarkan bukan hanya menawarkan tempat tinggal untuk Jileva, tapi juga untuk anak jalanan lain!?" tanya Hyujin sedikit berteriak.

"Tempat kita tinggal sekarang tidak akan bisa digunakan untuk menampung anak jalanan." Jelas Giselle. Bukan ia tidak mau, hanya saja benar-benar tidak mungkin untuk menampung anak jalanan yang jumlahnya cukup banyak. Dan lagi, jika mereka membiarkan mereka tinggal itu juga sama dengan menyediakan mereka keperluan pokok seperti makanan.

Yiyang menganggukan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan Giselle, "Kapten, sepertinya kita tidak akan bisa memenuhi keinginannya."

Keheningan terjadi, sosok yang disebut Kapten terlihat diam. Namun, mereka yakin sekali jika Sang Kapten kini tengah memutar otaknya, mencari cara jalan keluar dari perbincangan dan keinginan yang dinginkan oleh anak jalanan bernama Jileva itu. Ia melirik kearah Jaemin kilas, mmebuat Jaemin menundukan kepalanya sambil dalam hati mengutuk dirinya sendiri. Berpikir bahwa seharusnya ia tidak perlu menawarkan hal yang seharusnya tidak ia tawarkan. Atau seharusnya ia merundingkan hal ini terlebih dahulu dengan Jeno dan anggota yang lainnya. Namun Jaemin harus bagaimana, pikiran itu tiba-tiba muncul saat ia berada disana.

Suara berat menghancurkan keheningan seketika, membuat seeluruh perhatian teralihkan pada Jeno. "Kita punya jalan keluarnya."

Sahutan cepat keluar dari mulut Chenle, "Bagaimana?" Jeno tersenyum kecil lalu dengan ringan menjawab, "Taruhan, dengan Daniel."

Wajah terkejut dan tidak percaya ditunjukan oleh Hyunjin, Yiyang dan Giselle. Ketiga alpha recessive itu sama sekali tidak menunjukan wajah senang. Ini benar-benar mengejutkan dan tidak pantas. Daniel menginginkan Kapal Jeremy. Jika Jeno menang itu akan sangat baik, mereka akan mendapatkan kasino dan Kapal Jeremy tetap milik mereka. Namun, bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya. Daniel mendapatkan Kapal Jeremy dan tetap memiliki kasino. Kapal Jeremy bahkan sudah terasa seperti rumah untuk mereka. Mereka tidak mau menggunakan Kapal itu lagi sebagai taruhan hanya untuk sebuah bangunan tempat berjudi.

"Dan kau akan mengubahnya menjadi panti asuhan? Rumah terbuka?" tanya Hyunjin sambil tertawa kecil, merasa sesuatu yang konyol tengah terjadi disini. "Tidak! Kapten, aku mohon jangan lakukan itu." lanjut Hyunjin sambil memohon. Dan diangguki setuju oleh Giselle dan Yiyang.

"Ini adalah pertama kalinya Jileva menerima sebuah penawaran." gumam Jeno dengan hati-hati, Jileva biasanya akan menolak setiap penawaran yang mereka berikan. Jika boleh jujur, sebelumnya, Jeno dan anggota yang lain hanya akan memberikan sebuah penawaran yang hanya menguntungkan Jileva. Kini Jeno mengerti mengapa ia selalu menolak. Anak jalanan itu tidak begitu peduli tentang dirinya sendiri. Yang ia inginkan adalah mengurus anak jalanan lain dan memberikan mereka sesuatu yang layak. Jeno menganggukan kepalanya paham, "Kita membutuhkannya."

Hasil akhir sudah ditentukan. Jeno akan melakukannya malam ini, datang ke kasino milik Daniel dan berusaha untuk merebut kasino itu hanya dalam waktu singkat. "Hyunjin, katakan pada Felix  untuk penyampaikan pesan pada Daniel jika aku menerima taruhan itu. Tapi, aku memiliki persyaratan lain."








ROYALS PIRATE • The Ruthless Ocean [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang