Part 22 - Misi

Mulai dari awal
                                    

Aleena meneguk saliva penat lalu bernafas lega, ia sadar jika ia harus melawan rasa cemasnya dan melatih fikirannya.

***

"Aleena," panggil Azzura ketika Aleena baru keluar dari bunkernya.

Aleena tersenyum miring dan mendatangi Azzura yang tengah duduk bersama wanita dan di sampingnya tengah duduk seorang wanita muda. Aleena duduk di kanan Azzura lalu melirik wanita muda di samping kiri Azzura.

"Kuperkenalkan, ini Bianca," ucap Azzura memperkenalkan, Aleena mengulur tangan dan tersenyum ramah pada wanita itu.

"Aleena Sharlon." Ia menjabat tangannya ramah.

Bianca tersenyum tak kalah ramah. "Bianca, senang berjumpa denganmu."

"Senang berjumpa denganmu juga," balas Aleena tak kalah ramah.

Azzura tersenyum lebar dan menyeringai bahagia ketika mereka telah berteman dan menambah banyak kawan agar mereka tak bosan.

"Kalian mengobrollah sebentar, aku akan mengambil kudapan buat kita." Azzura bangkit lalu ia berjalan pergi.

"Jadi, kau cukup jarang terlihat di sini," ucap Aleena memulai.

Bianca tersenyum malu. "Seperti itulah."

Aleena kini tak tahu ingin menanyakan apa lagi, pertemuan pertama selalulah canggung dan sunyi.

"Apa kau dari dalam atau luar?" Tanya Aleena, ia selalu menanyakan hal ini pada siapapun orang yang pertama ia temui.

"Dalam," singkat Bianca.

Aleena tercengang. "Dalam? Kau punya keluarga di sini?" Aleena begitu bersemangat.

"Ya."

"Itu sangat menakjubkan bertemu seorang Bunker's yang bukan berasal dari kota di luar, um- berapa umurmu?"

"15 tahun." Bianca menyeringai kembali.

"Wow, kau cukup lama di sini." Aleena mengamati dengan riang. "Kukira kali pertama aku melihatmu kau juga berasal dari luar."

Bianca menunduk tersipu malu. "Banyak dari mereka yang dari luar juga, mereka  bisa ada di mana saja, afdeling 2,3, atau 4."

Ia dari dalam tentu saja dia pernah bertemu The First Contiguity, batin Aleena.

"Aku sering melihatmu keluar afdeling, kau bosan?" Bianca kini memulai lagi.

Aleena memperlihatkan deretan gigi ketika tersenyum. "Aku tak suka diam di sini, lebih baik aku keluar dan melakukan apapun yang bisa kulakukan."

"Hal apa yang paling kau suka ketika kau berada di luar?" Bianca penasaran.

Aleena berfikir dahulu. Ada banyak ragam penampakan di luar. Tetapi hanya satu yang ia sukai. "Sky, i love sky."

"Langit yang luas dan indah bertaburan banyak awan. Aku dapat memainkan imajinasiku lewat bentuk awannya," ucap Aleena melayang mengingat indahnya langit bersih dan indah.

Bianca menatap Aleena penuh makna. "Kau suka .. langit?" Ia menekankan kata langit.

"Sangat sekali." Aleena terkekeh geli.

"Aku pernah melihatmu memanah di Grassandor," sambung Bianca langsung mendapat tolehan cepat Aleena yang mengerut samar.

"Be- benarkah?"

"Ya, kau melambungkan panah itu di pohon dan mengenai sasaran. Itu begitu hebat aku takjub padamu yang berhasil dalam percobaan pertama," puji Bianca.

The FortlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang