22. Say yes

Mulai dari awal
                                    

"Harabeoji! Kau orantua yang sangat tidak sabaran, aigoo.. aku akan mengurus semuanya dulu.." kekeh Lisa, Jennie dan kakek Lisa ikut terkekeh mendengarnya..

------

Wendy, Jisoo dan Seulgi sedang berada di sebuah cafe, mereka memesan minuman mereka masing-masing.. mereka sedang membicarakan kakek Lisa.. sedangkan Irene ada panggilan mendadak dari perusahaannya..

"Aku sangat kasihan dengan Lisa yang malang, dia sungguh anak yang malang, di dunia ini.. dia hanya memiliki kakeknya, sementara, kakeknya sedang sakit.. dia pasti sangat khawatir" ucap Wendy..

"Ya, seharunya dia tidak membenci kakeknya sebelumnya, tetapi.. aku memakluminya, mungkin bila aku menjadi Lisa.. aku bukan hanya membencinya, aku akan mencoba untuk melarikan diri dari kakeknya dan tidak ingin kenal kakeknya lagi selamanya.. ya, tetapi tetap saja.. semuanya pasti memiliki alasannya masing-masing.. aku hanya bisa berharap, semoga Lisa tidak kehilangan kakeknya dengan cepat, karena aku tidak mempercayai Tzuyu, dia tidak akan merawat Lisa dengan baik" lanjut Jisoo yang menyeruput iced americano nya..

"Kalian benar.. ah, ngomong-ngomong.. bagaimana dengan Rosè?" Tanya Seulgi menatap Jisoo..

Rosè adalah kekasih Jisoo, selama satu tahun lebih ini, mereka harus berpisah karena Rosè harus melanjutkan kuliahnya di New Zealand, dia mendapatkan beasiswa pertukaran pelajar, yang mengharuskannya meninggalkan korea dan Jisoo..

"Dia? Baik.. kami masih saling mengontact sesekali, tetapi ya yang kalian tahu.. hubungan LDR tidak bisa di jaminkan apa-apa.. aku mengatakan padanya, jika dia menemui seseorang yang lebih baik dari ku di sana, aku akan mengikhlaskannya.. tetapi, Rosè bersikeras bahwa dia hanya ingin dengan ku" jawab Jisoo..

"Daebak! dia memang cinta mati kepadamu, harusnya kau bersyukur.. ada yang mencintaimu dengan tulus tanpa melihat kebodohan mu dan sikap absurd mu" kekeh Wendy, Jisoo memukul kepala belakang Wendy yang membuat Wendy memajukan mulutnya dan mengelus kepala belakangnya..

Seulgi menggelengkan kepalanya dan tertawa "Wendy.. kau juga harus mencari seseorang yang bisa mencintaimu.. bodoh, apa kau ingin hidup sendiri? Sementara, semakin lama.. kita semakin tua.. dan tidak terasa, bahwa kau sudah nenek-nenek pada akhirnya, kau tetap sendiri.. dan akhirnya kau akan mati, apa kau ingin memiliki tittle sebagai, hantu perawan tua?" Ucap Seulgi yang meminum minumannya..

Jisoo yang sedang meminum americano nya pun memuncratkannya dan tertawa terbahak-bahak..

"Yah! Itu sangat kejam! Kenapa kau tidak sebut saja hantu perawan suci? Bukan perawan tua!" Pekik Wendy yang membuat Seulgi dan Jisoo memasang wajah mengejek dan tertawa terbahak-bahak..

-----

"Ryujinie, kemarilah" panggil ayah nya dan Ryujin menghampirinya..

"Wae, appa?" Ucap Ryujin yang duduk di sofa di sebelah ayahnya..

"Aku ingin memberimu project film, aku ingin kau yang menjadi sutradara nya, karena aku sangat ingin melihat kemampuan mu" ucap ayah nya sambil merangkul Ryujin..

Ryujin menghela napasnya dengan kasar "apa kah kau yakin, appa? Aku masih dalam tahap belajar.. kuliahku pun masih sangat jauh.." balas Ryujin tidak yakin..

"Aku sangat yakin, karena kau adalah anakku yang sangat bisa di andalkan, tidak seperti unnie mu! Yang bersikeras ingin membuat perusahaan sendiri tanpa naungan dari ku! Aku sangat yakin. Perusahaannya tidak akan maju! Dia terlalu sombong!" Pekik ayahnya dan Ryujin menghela napasnya dengan pasrah..

"Nee appa, kalau begitu, aku akan mencobanya" ucap Ryujin dan membungkukan badannya sebelum meninggalkan ayahnya dan masuk ke dalam kamarnya..

Dia berbaring menatap langit-langit kamarnya..

My Sexy My Enemy (JENLISA) GxG✔️ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang