Luna berbisik, "Sudah. Sekarang dia bisa tidur..."

###

Tangan Luna menggapai set lonceng yang bergantung di depan pintu Shell Cottage. Jemarinya merasakan tekstur dingin dari logam disana.

"Muggle berpikir benda ini bisa menjauhkan hal jahat... Tapi, mereka salah,"gumamnya.

Samar-samar, Luna bisa mendengar percakapan beberapa meter di belakangnya.

"Aku khawatir dengannya."

"Apa maksudmu, 'Mione?"

"Kau tidak dengar perkataannya barusan? Seorang Luna Lovegood menolak mentah-mentah kemungkinan hal ajaib mustahil di sekitarnya?"

Kali ini, Luna mendengar Ron menghela nafas panjang.

"Aku juga khawatir. Aku mendengar teriakanmu saat di bawah tanah, Hermione, dan itu hanya satu hari. Menurutmu apa yang terjadi padanya selama disana?"

"Aku rasa aku tidak ingin tahu."

Luna tidak menyukainya. Mengapa mereka tidak mengatakannya langsung padanya? Mereka membuat ia terkesan seperti seseorang yang sangat berbeda, seseorang yang tidak lagi mereka kenal.

Luna memeluk tubuhnya dan berjalan ke arah ruang tamu. Gadis itu duduk di salah satu sofa dan membiarkan pandangannya kosong pada lautan. Ia samar-samar bisa mendengar Harry yang kembali dari kuburan Dobby dan mengajak Ron dan Hermione untuk berbicara dengan sang goblin. Bill pun bergerak untuk mengantar mereka.

Tiba-tiba, sebuah gelas berisi teh diletakkan di hadapannya.

"Untukmu."

Luna mendongakkan kepalanya, "Terima kasih, Fleur."

Perempuan itu duduk di hadapan Luna dan untuk beberapa saat hanya memperhatikannya. Fleur melirik ke arah tangga, seakan memastikan bahwa tidak ada siapapun yang turun ke bawah.

"Bagaimana perasaanmu?"

Luna mengangkat bahunya, tidak yakin dengan apa jawaban yang ingin Fleur dengar. 

"Apa yang mereka bicarakan di atas?"tanya Luna.

"Mereka perlu ke Gringotts, salah satu horcrux sepertinya ada disana,"jawab Fleur, "Entah bagaimana caranya. Mungkin akan menggunakan polyjuice potions."

Luna hanya menggumam, memberi tanda kalau dia mendengar perkataan Fleur. Perempuan itu pun menarik sebuah senyum tipis. Ia cepat memahami bahwa Luna belum ingin berbicara banyak. Tapi setelah semua yang terjadi, Fleur merasa enggan untuk meninggalkan Luna sendirian.

"Bagaimana jika aku menyisir rambutmu?"tawar Fleur mengusap rambut Luna lembut. 

Ia tidak menunggu Luna merespon, tapi langsung merapalkan sebuah mantra pemanggil dan detik selanjutnya ia sudah memegang sebuah sisir di tangannya. Ia mulai melepaskan kepangan rambut Luna dan mulai menyisirnya dengan gerakan pelan.

Luna hanya terdiam dan masih menatap kosong pada lautan. Meskipun begitu, ia bisa merasakan hatinya menghangat merasakan Fleur menyisir rambutnya. Kapan terakhir kali seseorang memberikan perhatian seperti ini padanya? 

Jika Luna memejamkan matanya, dia bisa membayangkan sebuah kasih sayang keibuan.

Tiba-tiba Luna tersentak.

"Fleur, apa kau ada mendengar kabar ayahku?"

Gerakan tangan Fleur terhenti.

"Kami... tidak mendengar kabar apapun darinya semenjak kau diculik, Luna."

GlassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang