"Ada."

Jeno dan Hyunjin kemudian berjalan masuk, meninggalkan Eric yang terdiam disana sendirian.

Aku benar-benar ikhlas melepasnya, kan?
Walau rasanya sakit.




..






Jeno membuka pintu besar itu, dan berjalan masuk dengan Hyunjin yang mengikuti nya dari belakang.
Omong- omong, genggaman Jeno dan Hyunjin sudah terlepas begitu mereka masuk.

Keduanya gugup.
Jeno merasa sedang memperkenalkan seseorang ke Orang tuanya, dan Hyunjin merasa akan bertemu dengan dua orang penting.

"Jeno? Itu kamu, nak? Syukurlah kamu mau pulang."

Seorang wanita yang baru saja turun dari tangga langsung melesat turun dan memeluk Jeno dengan erat.

Walaupun Ibunya yang sekarang adalah Ibu Tiri. Jeno tidak pernah membencinya, Ibu Tirinya tidak seperti apa yang ditampilkan televisi sebagaimana seorang Ibu Tiri yang jahat.

Ibu Tirinya sangat baik, sama baiknya seperti Ibu kandungnya.

"Syukurlah kamu pulang.."

"Ibu.. Jeno, minta maaf untuk waktu itu."
Mata Ibu Jeno berkaca - kaca saat ini setelah mendengar permintaan maaf Jeno.

"Tidak.. Kau tidak salah waktu itu, baik Ibu dan Ayah memang berlebihan selama ini.
Seharusnya Ibu dan Ayah yang meminta maaf padamu."

Jeno membalas pelukan Ibunya.

Hyunjin tersenyum tipis menatap sepasang Ibu dan Anak yang saling berpelukan.
Dia jadi teringat dengan Ibunya.

Hyunjin sepertinya akan melakukan hal yang sama seperti Jeno pastinya.



"Ayah dimana?" tanya Jeno. Pelukan akhirnya terlepas.

"Disini."
Seorang pria keluar salah satu ruangan. Wajahnya terlihat mempunyai gurat lelah, dan khawatir.

Tetapi semua itu mendadak sirna ketika pria itu tersenyum kecil dan mendekati Jeno.

"Ayah minta maaf sudah memaksamu belajar terus menerus, Ayah juga menyesal tidak memperhatikanmu selama ini."

"Aku juga minta maaf Ayah.. Semua yang kamu mau pasti untuk kebaikanku."

Ayahnya Jeno tersenyum.

"Oh! Siapa yang kamu bawa Jeno?" tanya Ibunya ketika menyadari sosok Hyunjin yang sekarang menyengir pada keluarga itu.

"Halo, Tante.. Om.. Saya Hyunjin, teman Jeno."
Hyunjin menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat, lalu tersenyum manis.

"Oh, jadi dia alasan kamu keluar malam tiba-tiba," seru Ayah Jeno.
Pipi Hyunjin memerah mendengarnya.

Astaga.. Kenapa wajahku jadi panas begini sih?, batin Hyunjin.

"Manisnya.. Bukankah mereka terlihat cocok, Sayang." kini Ibunya Jeno yang bersuara.

⒪⒩⒠ ⒩⒤⒢⒣⒯ - JenJin (Jeno X Hyunjin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang