“Truth or dare?”

“Dare ajalah gue,” ucap Rahen memilih dare. Vani Mengangguk paham. “Peluk... PELUK PAK SETYO!!” Kebetulan guru yang sudah berumur 50 tahun, sedang berjalan ke ruang guru.

Ketiga sahabatnya kompak tertawa lebar.

Mata Rahen melotot, lalu menggeleng berkali-kali. “NGGAK-ENGGAK!” tolak Rahen.

“Nggak bisa nolak dong, Hen.” Ujar Farhan diikuti kekehan.

“Hm... Yaudah...” Pasrah Rahen.

Haren beranjak dari duduknya, kemudian langkah kakinya membawa ke Pak Setyo yang sedang membuang sesuatu ke tong sampah. Sampai di depan Pak Setyo, ia memutar badannya untuk melihat para sahabatnya. Netra Rahen terus mencari keberadaan sahabat-sahabatnya itu, namun, tetap tidak ia temukan. Sudah dipastikan, mereka semua telah kembali ke kelas. Kesal? tentu saja!

Hampir terlupa jika masih ada Pak Setyo. Rahen kembali memutar badannya, dan terlihat Pak Setyo kebingungan dengan keberadaan Rahen disini. “Ada urusan apa kamu?” tanya Pak Setyo kepada dirinya.

“Nggak papa, Pak. Kirain tadi Bu Yuni. Kalo gitu saya pamit ya, Pak.” Haren langsung berlari meninggalkan Pak Setyo. Sedangkan Pak Setyo, masih berada diambang keheranan. Bagaimana bisa Haren menyangka jika dirinya Bu Yuni. Bu Yuni saja wanita, dan dirinya pria. Tidak habis fikir dengan Haren.

♡♡

Bel pulang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Keempat laki-laki itu mengeluarkan motornya masing-masing. Sedangkan Vani menunggu mereka di halte dekat parkiran.

Motor mereka mulai berjalan meninggalkan parkiran. Dan berhenti tepat didepan Vani yang sedang memainkan ponsel.

Farhan membuka kaca helmnya. Vani yang tersadar akan kehadiran mereka, segera mematikan dan memasukkan kedalam saku. “Ayo, Van.” Vani berdiri dan menaiki segera jok penumpang motor Farhan.

Melihat Vani sudah duduk dimotor Farhan, Kevin membuka kaca helmnya, dan bertanya. “Mau nongki dulu, apa langsung pulang, Van?” Yang ditanya menoleh, lalu, menjawab. “Pulang aja, Vin.”

Kevin menutup kaca helmnya kembali, kemudian menyalakan motornya diikuti mereka. Motor mereka melaju meninggalkan perkarangan sekolah. Tidak lepas dari pandangan orang-orang yang melewati mereka, karena momen mereka saat ini seperti sebuah geng yang berkeluyuran dijalanan. Padahal, mereka bukan geng motor.

Ngomong-ngomong dengan persahabatan mereka. Awalnya terjadi di bangku SMP, saat Vani sedang berjalan santai ke taman sekolah. Tiba-tiba tidak sengaja bertabrakan dengan empat laki-laki bertabrakan, secara bersamaan. Dia Kevin, Farhan, Zenith dan Rahen. Lucunya, Rahen saat itu tengah dikejar oleh seorang guru laki-laki yang mengajar mapel PKN, ia berulah karena menukar kacamata minus milik sang guru dengan kacamata mainan yang berbentuk love. Kacamata love itu tidak sengaja Rahen temukan di tas punggungnya. Rahen mengira jika kacamata itu milik keponakan perempuannya.

Flashback

Melihat gurunya sedang tertidur dengan posisi menyender ke kursi dan kacamatanya masih terpakai. Seketika ide jahil muncul. Rahen bergegas menggantikan kacamata minus itu dengan kacamata milik keponakannya. Lalu, Rahen menyimpan kacamata minusnya disaku celana biru. Dan kembali duduk dikursi, dilanjutkan bermain game.

Beberapa menit setelah menukar kacamata. Guru mapel PKN terbangun dari tidurnya karena mendengar bel berbunyi, lalu melangkahkan kakinya keluar dari kelas. Kelas ini sudah sepi hanya 3 murid saja yang masih ada dikelas, termasuk Haren. Sang gurh masih belum sadar dengan kacamatanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GIRL BOSS!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang