10. Sepuluh

Mulai dari awal
                                    

Menghela nafas. Mungkin Chandra ingin mencoba berdamai dengan dirinya. Tidak tahan melihat wajah Chandra yang merah lebam akibat ulahnya. Melangkahkan kaki dengan berat. Memilih untuk mengisi perutnya terlebih dahulu.

"Gue isi perut dulu, kalo ada apa-apa bilang perawat aja."

__________

Sampai di Rumah Sakit yang mereka tuju. Mematikan mesin mobilnya. Hendak memijakkan kaki keluar dari kuda besinya.

Tangan Hira lebih dahulu mencegah ayahnya.

"Eh, papi tunggu di sini aja."

"Kenapa? Papi juga mau jenguk dia." tanyanya penasaran, kerutan terlihat jelas dikeningnya.

Menampilkan puppy eyes nya. "Hira cuma sebentar kok pi, ya..ya?"

"Kamu ini, anak aneh."

"Yaudah deh, papi tunggu di sini."

Mengacungkan kedua jempolnya sebagai tanda setuju. Bergerak cepat melangkahkan kakinya untuk mencari kamar rawat inap Chandra.

Flamboyan B

Hasil dari dirinya bertanya kepada beberapa perawat di sana. Bahkan Hira meminta perawat untuk mengantarkan ia ke kamar Chandra. Alasannya, takut tersesat. Jelas. Karena Rumah Sakit ini sangat luas. Kamar Chandra berada di lantai VIP.

"Ini ruangan atas nama Chandra Sadena."

Hira mengangguk. "Terimakasih suster."

"Sama-sama, saya tinggal ya."

Terlihat seorang laki-laki dari balik jendela kamar inapnya. Dengan baju putih Rumah Sakit yang terbaring lemah. Selang infus tertanam ditangan kirinya. Matanya terpejam, sedang merasakan sakitnya.

Ruangan tersebut sangat sepi. Tidak ada orang yang berjaga. Bahkan TV yang ada di depan Chandra menyala.

Membuka kenop pintu. Kakinya memasuki kamar tersebut dengan perlahan. Mendaratkan pantatnya dikursi samping Chandra yang telah tersedia. Memandangi wajah lebam Chandra.

Sebenarnya apa yang terjadi pada Chandra?

Mata Chandra masih setia terpejam. Dengkuran lembut terdengar darinya. Tangan Hira meraih tangan kanan Chandra. Mencoba untuk membangunkannya.

"Bangun gue dateng ke sini."

Tidak ada pergerakan dari Chandra. Tersenyum tipis. Mungkin ia lelah. Beranjak dari tempat duduknya, mengambil remot TV untuk mematikannya. Dan mendekat pada Chandra kembali.

"Gue pulang dulu deh, lo susah buat bangun soalnya." bisiknya pada Chandra.

Membalikkan badannya. Jemarinya teraih oleh seseorang.

"Chandra?"

Hira menatap Chandra. Tersenyum lebar saat mendapati ia membuka matanya.

"Chan, ish lo kenapa sih?"

Belum sempat Chandra berbicara. Sudah dirundung pertanyaan oleh Hira.

CAKRAWALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang