4. Insecure

Mulai dari awal
                                    

"lo Sheila kan? Kalo gue nawarin lo ikut jadi panpel LDKS, mau gak? Kebetulan gue masih butuh orang untuk pengurus P3K. Gimana?" Cinta memberikan penawaran pada Sheila. Cukup terbilang nekat, mengingat Sheila termasuk siswi yang pasif di Sekolah, jangankan ikut keorganisasian siswa, ekskul saja Sheila hanya ambil Pramuka, ekskul wajib sekolah.

"Maaf, Cinta. Kayanya aku gak bisa. Sorry ya. Aku duluan ya, permisi.." jawab Sheila lemah lembut membuat Cinta terperangah.

Pantes aja Adit bilang gue gesrek, pantes juga Sheila digandrungi banyak cowok, kalem kaya begitu. Nah gue?!

🌻🌻🌻


"Oke. Rapat sampai di sini dulu, Bapak rasa cukup dan kalian harus cekatan mempersiapkan semua keperluan. Ingat, waktunya tinggal satu minggu lagi. Persiapkan sebaik mungkin, penuh tanggungjawab dan jangan sampai ada yang terlewat."

"Siap. Pak." Jawab panitia terpilih bersamaan.

Rapat LDKS baru saja usai. Panitia terpilih tengah mengemban masing-masing tugas yang diberikan Pak Darwin sebagai Guru Pembimbing kegiatan. Pak Darwin dan seluruh siswa siswi yang terlibat membubarkan pertemuan.

"Gimana nih, Dit. Yang ngurus P3K kurang 1 orang." Angga melaporkan kekurangan anggota pada Adit, yang ditunjuk Pak Darwin sebagai Ketua Pelaksana dan Cinta sebagai wakilnya.

"Coba lo cari adik kelas aja boleh gak sih?" Adit menjawab dengan pertanyaan.

"Gak bisa lah. Mereka itu peserta, mas bro!" Jawab Angga menutup menungkinan.

"Sebetulnya tadi gue udah nawarin Sheila buat jadi pengurus P3K, sayangnya dia nolak." Cinta menghampiri Angga dan turut campur pada obrolan mereka.

"Serius lo nawarin Sheila?" Angga membelalakkan wajahnya tak percaya.

Cinta mengangguk, "iya, serius. Tapi dia gak mau."

Merasa hubungannya kurang harmonis dengan Cinta sejak tadi usai mapel Olahraga, Adit memutuskan meminta maaf pada sahabatnya itu, "Nyit, sorry ya yang tadi. Lo gak marah sama gue kan?"

"Iya, enggak. Selow aja." Balas Cinta datar.

"Syukur deh. Emang gitu sih seharusnya," Mendengar respon Adit, Cinta kembali membulatkan kedua bola matanya. "bercanda, Nyit." Sambung Adit sambil nyengir kuda, memamerkan baris gigi yang terlihat rapih.

"Nyit, ntar lo ikut kan ke rumah gue?"

"Iya."

"Pendek-pendek banget sih jawabnya, Nyit." Adit protes, merasakan sesuatu yang berbeda dari Cinta yang biasanya.

"Bawel lo ah. Ngga, gue ke kantin dulu ya. Aus." Pamit Cinta pada Angga.

"Dih, ini masih jam pelajaran woi!" Satrio meneriaki Cinta.

"Bodo amat, suka-suka gue, gue kan Ketua Osis!" Cinta acuh, lalu siuh.

"Dit. Kayanya Cinta masih ngambek sama lo tuh." Angga mengingatkan.

"Lo, sih. Jangan terlalu kasar lah kalo ngomong sama Cinta." Lagi-lagi, Bastian membela Cinta.

"Gue mulu nih yang kena. Nanti gue minta maaf lagi deh. Balik kelas, balik kelas lah." Adit menghentikan obrolan.

🌻🌻🌻

"Assalamu'alaikum, Bu. Pasukan udah dateng nih." Adit disusul yang lainnya masuk ke dalam rumah langsung menuju meja makan.

"Wah, menunya sungguh luar biasa." Angga takjub melihat pemandangan meja makan.

"Otak lo tuh emang makan mulu, Ngga. Kaya gue nih," Satrio mendekati Ibu Lestari seraya mencium bahu tangannya, "selamat ulang tahun ya, Bu. Sehat-sehat terus ngadepin anak ngeselin kaya Adit." Disusul gelak tawa, suasana rumah mendadak hangat.

"Bacot." Dengus Adit.

Kemudian satu persatu mengikuti Satrio bergantian, memberi ucapan selamat kepada Ibu Lestari.

"Selamat ulang tahun ya, tante. Saya Cinta." Giliran Cinta memberi ucapan. Ini kali pertama Cinta main ke rumah Adit, selama mereka berteman. Adit memang tidak pernah mengajak teman perempuannya datang ke rumah.

"Makasih, Cinta. Nama kamu bagus. Panggil Ibu aja sama kaya yang lain ya." Pinta Ibu Lestari lalu menggiring semuanya untuk segera menyantap makanan.

"Jangan dipuji, Bu. Dia ge-eran." Celoteh Adit refleks.

"Ibu gak muji, memang beneran bagus namanya." Tukas Ibu pada putranya sendiri.

"Rasain. Adit emang gitu, Bu. Suka irian sama temen sendiri. Dulu waktu Ibu hamil dia, ngidamnya apaan sih, Bu?" Cinta memanfaatkan situasi.

"Jangan, jangan. Jangan diceritain, Bu. Nanti dijadiin bahan balas dendam, Bu. Dia gitu emang orangnya, pendendam." Adit mulai kesal.

"Cinta sama Adit emang gitu, Bu. Kaya tom n jerry." Satrio menengahi.

"Sudah, sudah, kenapa kalian jadi ribut. Ibu undang ke sini kan untuk makan. Ayo, kita makan." Ajak Ibu mendamaikan.

🌻🌻🌻
.
.
Semangatin aku dong
Vote yuk
Komentar jgn lupa
Biar besok bisa publish 2 bab lagi
.
🤗Saranghae🤗

RAHASIA HATI (Prequel of "Cinta Bidadari")Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang