Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berapa banyak pesanan untuk tahun ini?" Shaletta melihat-lihat banyaknya skateboard yang tersedia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berapa banyak pesanan untuk tahun ini?" Shaletta melihat-lihat banyaknya skateboard yang tersedia.

"Makin kesini, pesanan makin banyak, baby. Gue juga belum ngecek datanya. Ini semua karna lo juga, nih."

"Siapa dulu dong, Shaletta." Bangga Shaletta.

"Ini bagian yang masih baru dikasih warna dasarnya aja, baby~" Robi menunjukkan tumpukan skateboard di sudut ruangan. Tidak terlalu banyak orang bekerja disini, karna fokus bagian pembuatan skateboard sendiri sebenarnya terpisah tidak jauh dari rumah ini. Tempat produksi disini, berfokus pada bagian desain, atau pewarnaan dasar dan finishing.

Shaletta mengambil skateboard yang ditunjukkan Robi, menggunakannya. Mencoba untuk mengukur kualitas skateboard itu. Dan inilah alasan kedatangan Shaletta.

"Setelah ini, gue mau minta khusus desain satu papan."

"Lo mau desain gimana, baby?~"

"Naga" Ucap Shaletta sambil tersenyum kecil. Robi pun mengangguk paham.

.

Sebelum kembali kerumah, Shaletta menyempatkan dirinya untuk bercengkrama dengan anak-anak di area skatepark. Ponsel genggamnya berdering, melihat nama sang kakak di layar membuat Shaletta mengerutkan kening, bingung.

"Yo, what's up, bro!" Shaletta terkekeh.

"Dek kamu sekarang lagi dimana?" Tanya Lio. Terdengar suara ribut, yang bisa Shaletta pastikan saat ini Lio sedang bersama teman-temannya.

"Wah, Letta bilangin Mama kalau kakak ga les." Shaletta melihat jam yang seharusnya sekarang kakak nya itu sedang mengikuti pembelajaran tambahan.

"Nanti itu. Jam setengah lima."

"Dih, itu mah udah pulang, kali." Shaletta memutar bola matanya malas.

"Udah, udah. Sekarang kamu dimana? Kakak mau minta tolong."

GENTALA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang