BAB 25

4.4K 344 136
                                    

Happy reading!

Vote dulu yuk sebelum membaca
....

Suasana menegangkan saat ini. Di mana dua kubu saling bertatapan tajam karena sebuah perkataan yang terlontar dari mulut seorang gadis mungil.

Thania baru saja tiba di sekolah, segera menghentikan skateboard nya. Memandang kedua orang yang berada di tengah lapangan, kini sudah menjadi pusat perhatian siswa-siswi Tunas Bangsa.

"LO TAHU KESALAHAN LO?!"

Thania mengelus dadanya. "Buset, si ketos kalau ngamok ser-"

"TUJUAN LO APA HAH KAYAK GITU?!"

Uhuk

"Anj." Thania menabok bibirnya pelan "Astaghfirullah, jangan ngomong kasar."

"LO KALAU NGGAK NIAT IKUTAN OSIS MENDING KELUAR!"

"Lama-lama budek nih kuping gue," gerutu Thania kesal sambil mengusap telinganya.

Thania mengucek-ucek matanya, kerutan di dahi Thania muncul saat melihat gadis mungil berkuncir dua. "Itu kan si Icha. Ngapain tuh boc-"

"GUE NGGAK MAU KELUAR SHAKA!"

"Bacot setan bacot!" kesal Thania. Kakinya bergerak menghampiri kedua orang itu sambil memegang skateboard di lengan kirinya.

Kedatangan Thania tentu saja membuat suasana semakin hening dan mencekam.

Thania melihat Ide Card yang menggantung di leher gadis itu. Oh, ternyata si Princes Alaya. Masih ingat?

"Ngapain lo?!" ketus Alaya.

Thania mengangkat bahunya acuh. Dia melihat ke arah Shaka yang juga tengah menatapnya, lalu tatapan Thania beralih ke arah Zoni yang berdiri tidak jauh dari tempat Shaka dan Alaya.

Thania mengembuskan napas kesal. "Lo dan lo." Tunjuknya ke arah Shaka dan Alaya bergantian. "Kalau berantem masalah keluarga nggak usah di sini. Mau pamer apa gimana?"

Shaka berdecak, "Nggak usah tunjuk-tunjuk."

Thania memutar bola mata malas. "Dan lo Alaya, lo mau LDKS apa cuma mau pansos doang?"

"LDKS lah!" Jawab Alaya ketus.

"Ya, udah." Thania mengedikkan bahunya acuh. "Kalau mau LDKS ya udah mulai, ngapain malah ribut, kasihan tuh yang lain, waktunya terbuang sia-sia gara-gara kalian."

Shaka mengusap wajahnya kasar. Dia lepas kendali gara-gara Alaya yang membuatnya emosi, gara-gara gadis itu mengatai dirinya yang tidak disiplin dan bertanggung jawab. Seharusnya dirinya yang mengatakan itu kepada Alaya.

Padahal Shaka datang dari jam lima subuh bersama rekan OSIS lainnya. Menyiapkan segala keperluan dan lain-lainnya untuk persiapan hari pertama LDKS agar berjalan lancar dengan semestinya.

Bukankah itu sudah disiplin dan bertanggung jawab?

Tapi gadis yang bernama Alaya ini dengan seenaknya menuduh dengan mengatakan, 'ketua OSIS nya juga telat, ngapain gue harus dihukum juga?'

My Perfection Is Badgirl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang