Di tengah kesibukan mereka masing-masing tampak vino dan danu sedang berbicara berdua di pinggir temannya yg lain.

"Persiapan basket udah clear, gimana bela diri lo vin?"

"Aman"

"Gua agak khawatir sih lo ikut 2 lomba sekaligus, mana semua nguras energi banyak, lo yakin?"  Dan vino hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Jangan terlalu paksain diri lo, tubuh lo udah terlalu capek vin, lo kerja sendiri, lo latihan bareng kita, lo ngelatih vian, belum lagi sekolah, gua yg bayangin aja udah capek" nasehat danu.

"Gua yakin pasti ada sesuatu di balik ini yg bikin lo bener-bener pengen ikut 2 lomba sekaligus, ya kan?"

"Hmm"

"Apapun itu gua dukung lo, jangan pernah ngerasa sendiri vin" danu tersenyum memberi semangat.

Senyum yg tak biasa ia torehkan, senyum hangat yg menenangkan bukan berisi lelucon ataupun candaan.

Senyum singkat dari vino mampu membuat danu senang, danu tau itu hanya senyum kecil, namun senyum itu terlihat begitu tulus.

"Thanks dan"

"Yoi, semangat lah, besok tanding dan kita harus buktiin ke antrik kalo kita jauh di atas mereka" sungut danu berdiri dari duduknya.

"Hmm"

"Ngerembuk apa lo berdua, kagak ngajak gua lagi" sela seseorang yg tak lain adalah nanda.

"Lo udah selesai jadi kadal, gua kira bakal keterusan" sindir danu yg kembali duduk.

"Ngawur lo, yakali gua yg gantengnya melebihi dewa yunani ini lo kata kadal"

"Dewa yunani, iya tapi lo upil nya"

"Nistain aja gua terus" nanda menekuk wajahnya yg sayangnya malah membuat kesan lucu hingga ingin sekali danu memukulnya.

Mereka terus bercanda bersama menghabiskan waktu istirahat yg di berikan, dan melanjutkan latihan dengan strategi yg berbeda.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 14:45 murid-murid yg lain sudah di pulangkan sejak pukul 1 tadi.

"Baik cukup sekian latihan terakhir kita, bapak harap kalian tetap optimis dan sportif dalam pertandingan besok"

"Siap pak!"

"Karna sudah cukup lama berlatih saya kira kalian juga sudah cukup kelelahan jadi kalian bisa pulang ke rumah masing-masing, tetap jaga kesehatan untuk besok, saya permisi"

Setelah pak ari meninggalkan ruangan mereka bergerak mengambil tas  yg berada di tribun penonton.

"Buat lo semua, thanks udah kerja keras, gua apresiasi semangat lo pada" vino tersenyum singkat di akhir kalimatnya.

"Yoi vin"

"Lo juga hebat vin, selama ini udah bisa ngatur gua sama yg lain" sahut daren dan di angguki yg lain.

"Balik" setelah mengatakan itu vino beranjak keluar di ikuti yg lain.

Sekarang ia dan kedua temannya sedang berada di kantin sekolah, jangan salah kantin mereka masih buka di jam-jam seperti ini, bahkan hingga pukul 4 tepat saat gerbang akan di tutup.

"Mang, es teh nya 3 sama batagor 4 ya mang" seru nanda dari tempat duduknya.

"Siap!" Sahut sang penjual.

Tak lama pesanan mereka datang.

"Silahkan di nikmati"

"Makasih mang"

Sang penjual pergi setelah meletakkan pesanan, mereka mengambil bagian masing-masing.

"Yg satu siapa nan?" Tanya danu, pasalnya mereka hanya bertiga sekarang.

"Buat gua lah, laper inii" santai nanda, ia mengambil 2 porsi batagor tak lupa es teh  nya.

"Perut lo karet juga ternyata"

"Lo tau, gua kan capek, nah kalo gua capek bawaan nya kan laper, jadi wajar lah"

Yg tidak wajarnya adalah, 1 porsi batagor sang mamang itu setara dengan 2 porsi lebih batagor di penjual lain.

Jadi bila nanda memesan dua sama saja ia makan 4 piring batagor.

Setelah berdebat singkat nanda dan danu akhirnya memakan makanannya, ya meski di selingi beberapa candaan dan perebutan.

"Nooo"

"Hm"

"Gua ikut gabung ya? "

"Gabung aja yan, raf lo pesen gih, gua udah pesen tadi" danu berucap.

"Lo mau pesen apa yan?" Tanya rafa pada vian yg sudah duduk di samping vino.

"Es jeruk aja raf"

Setelah vian mengatakan itu rafa bergegas menuju stand makanan yg biasa ia beli.

"Gimana persiapan basket lo pada?" Tanya vian.

"Baik, basket ma udah kaya dunia gua sendiri, jadi aman lah" bangga nanda hingga ia menaikkan dagunya.

"Songong banget lu" dengan senang hati danu menoyor kepala nanda yg duduk di sebelahnya.

"Lo kebiasaan banget sih main toyor pala orang, kalo gua tambah bego gimana coba" kesal nanda.

"Sensian lo"

"Lo berdua selalu gitu ya kalo barengan, ngak pernah akur" terdengar kekehan kecil di akhir kalimat yg vian ucapkan.

"Biasalah, kembar beda ibu bapak lo peduliin" ucap rafa yg baru saja datang membawa pesanannya.

"Rafa bego" umpat nanda dan danu bersamaan.

"Maaf aja ni ya, gua merasa lebih pintar dari lu pada"

"Berisik, vino tidur" ucapan vian menghentikan pembicaraan mereka.

"Lah molor ni anak" heran nanda, pasalnya ia merasa belum lama melihat vino yg masih bangun tadi.

"Kecapekan mungkin" timpal danu.

"Biarin lah" rafa meneguk minumannya.

Dan ya mereka menutup hari yg berat ini dengan berbagai candaan, meski yg satu tertidur tapi tak apa, setidaknya mereka bisa meluangkan waktu bersama.



Hay hay
Lama ngak up ni ya
Part kemarin aja blm ada yg baca🙄
Tapi ngak papa😁
Maafin typo yg bertebaran ya🙏
Silahkan Vote kalau suka jangan lupa komen

Makasih udah baca
Bayyyyy👋👋

Aku Bukan Dia ( kita Berbeda )Where stories live. Discover now