Keping Enam Belas

Start from the beginning
                                    

Ketika Liora tiba-tiba berdiri dan berniat menghindarinya, Raka sudah lebih dulu menghadangnya.

"Lio ... hey. Tolong kasih aku waktu sebentar aja. Kita perlu bicara."

"Get off me." Liora berusaha melepaskan cengkeraman Raka di tangannya.

"Aku tahu kamu benci sama aku, tapi, tolong kasih aku waktu sebentar aja."

"I said, get off me you bastard!"

"Lio ... please. Aku butuh ngomong sebentar sama kamu."

"Aku rasa nggak ada lagi yang harus kita omongin. Mas Raka benci aku karena aku udah bohong, aku juga benci Mas Raka karena kamu udah melecehkan aku. Anggap aja kita impas. Sekarang lepasin aku."

"Nggak. Aku nggak bisa lepasin kamu gitu aja. Apalagi setelah apa yang sudah aku lakukan sama kamu. Please, Lio ... aku mohon. Jangan buat semuanya jadi tambah sulit. Aku hanya ingin minta maaf."

Liora berhenti berontak. Dia hanya menatap Raka sambil tertawa ironis. "Kenapa baru sekarang kamu kepikiran buat minta maaf? Seingatku kemarin kamu nggak kelihatan bersalah sama sekali waktu melakukan itu."

Raka menghela napas panjang. "Aku tahu apa yang aku lakukan sangat keterlaluan. Mungkin aku memang nggak layak meminta maaf dari kamu karena kesalahan aku terlalu besar. Tapi aku akan tetap lakukan itu, karena aku ingin menebus kesalahan aku dengan cara yang benar."

"Dengan cara apa?" Liora balik menantang.

"Apa pun yang kamu mau."

"Apa pun?"

Raka mengangguk yakin. "Kamu tinggal bilang aja, apa yang harus aku lakukan untuk bisa menebus kesalahan aku."

"Kalau gitu, just leave me alone."

"I can't," tolak Raka, "I'm still in love with you."

"No, you don't."

"Yes. I do."

"Don't."

"Do."

Raka mengernyit dan merasakan pipinya memanas saat sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. Dia menatap Liora tak percaya. Gadis itu baru saja menamparnya.

"We all know I should have done that a long time ago." Liora bergumam di tengah rasa kesal. "Mas Raka nggak perlu melakukan apa pun untuk menebus kesalahan Mas Raka. Cukup kita kembali menjadi Raka dan Liora yang dulu, yang nggak pernah saling kenal."

Ucapan dan tindakan Liora membuat Raka terpaku di tempatnya. Raka membiarkan saja Liora berlalu dari hadapannya.

Kejadian itu seolah membawa dirinya dalam sebuah bentangan jarak yang sengaja diciptakan oleh gadis itu. Kini, tinggal dirinya yang harus berusaha melanjutkan hidup dengan bayang-bayang masa lalu yang tidak akan pernah bisa diperbaiki.

Baru kali ini Raka menyadari bagaimana rasa bersalah bisa terasa menyakitkan dan seolah ingin mengegerogoti dirinya. Hal itu membuat Raka merasa prihatin pada dirinya sendiri. Karena ketololannya, gadis yang ia cintai kini sudah benar-benar lepas dari genggamannya.

~~~~

"Lio."

Liora mengangkat kepala dari makan malamnya untuk menatap Nata. "Kenapa, Pa?" sahutnya.

Sebatas Angan SenjaWhere stories live. Discover now