Sampai di depan ruangan dokter Sazia, mereka segera masuk kedalam.

"Halo nyonya Swara dan Tuan Sanskar. "Sapa Dokter Sazia.

"Silahkan duduk tuan dan nyonya. "Dokter Sazia mempersilakan kedua untuk duduk.

"Terima kasih dokter.  "Sahut Swara dengan senyuman manisnya.

"Sama-sama nyonya. Jadi, hari ini kita akan bertemu dengan baby.  Apakah kalian sudah siap? "Tanya Dokter Sazia dengan senyuman yang mengembang.

"Tentu saja dokter.  Saya ingin mengetahui perkembangan bayi saya.  "Ujar Sanskar dengan semangat.

"Baiklah kalau begitu,mari kita lihat perkembangan bayi kalian.  "Ajak Dokter Sazia. Dan di jawab anggukan kepala oleh suami istri itu dengan semangat.

Swara langsung  berbaring di ranjang yang sudah di sediakan. Dokter Sazia pun menyingkap sedikit baju Swara.  Dan mulai mengoleskan gel di area perut Swara.

Saat kursor USG di tempelkan di area perut Swara,terlihat jelaslah wajah Sanskar junior yang begitu menggemaskan.

"Wah lihat,tuan. Bayinya benar-benar sehat. Ini pasti karena ibunya selalu bahagia. "Ujar Dokter Sazia dengan senyuman yang merekah.

"Saya memang selalu memastikan ibunya bahagia setiap saat dokter. Karena dokter pernah mengingatkan jika ibunya sedih maka akan berpengaruh pada kesehatan bayi kami. Jadi, saya memastikan itu tidak akan terjadi pada ibu dan bayinya. Saya akan berusaha terus agar ibu dan bayi kami selalu bahagia dan sehat. "Ucap Sanskar memandang dan menggenggam tangan Swara.

"Syukurlah. Tuan Sanskar memang suami dan ayah yang siang. Nyonya Swara pasti sangat beruntung memiliki anda. Saya sangat senang jika melihat ayah si bayi sangat bersemangat seperti anda.  "Ucap Dokter Sazia memuji Sanskar yang selalu mengutamakan kebahagiaan sang istri.

"Tentu saja dokter. Saya ingin yang terbaik untuk istri dan anak saya. "Jawab Sanskar.

"Hahaaha...  Baiklah. Anda memang ayah yang hebat. Jadi, bisa kita lihat pada masa kehamilan nyonya Swara yang sudah menginjak bulan Kelima, panjang janin 16-18,6 cm dengan berat sekitar 160-400 gram. Pada masa ini sistem saraf janin mulai berfungsi dan organ reproduksi juga sudah  berkembang sepenuhnya. Kalau Tuan dan Nyonya ingin,kita bisa melihat jenis kelamin sang bayi. "Papar dokter Sazia yang membuat Sanskar senang dan sangat antusias.

"Kami memang sangat penasaran apa jenis kelamin nya.  Tapi kami ingin itu untuk menjadi kejutan saat dia lahir nanti. Perempuan atau laki-laki, yang terpenting adalah bayi kami selalu sehat. "Ucap Swara.

"Istri saya benar. Kami tidak mempermasalahkan tentang jenis kelaminnya. Yang terpenting dia selalu sehat. "Sahut Sanskar.

"Oke baiklah Tuan, tidak masalah. "Ujar dokter Sazia.

"Di usia lima bulan ini, pergerakan janin mulai aktif dirasakan oleh ibu hamil pada umumnya. Apa anda sering menerima tendangan kecil dari sang bayi nyonya Swara? "Tanya Dokter Sazia.

"Iya Dokter, dia sering menendang. Aku juga sering mengajak nya mengobrol itu juga berpengaruh baik untuk perkembangan nya. "Jawab Swara.

"Anda benar nyonya Swara. Pemeriksaan nya sudah selesai, jadi mari ikut saya ke depan. "Ujar Dokter Sazia.

Swara dan Sanskar mengangguk,mereka segera mengikuti Dokter Sazia untuk kembali duduk di kursi.

"Jadi, bagaimana dengan morning sickness yang dialami nyonya Swara? Apa masih parah seperti trimester pertama atau sudah berkurang? "Tanya dokter Sazia menatap intens Swara.

"Sudah tidak seprah trimester pertama,dokter. Hanya sesekali saja aku mual. "Jawab Swara.

"Hemm baiklah. Aku akan tetap memberikan vitamin dan pil penambah darah. Jangan lupa diminum setiap hari obat penambah darah dan vitaminnya ya. Selain itu, kondisi ibu dan bayinya sangatlah sehat. Bayi juga sangat kuat. Jadi untuk sejauh ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk kehamilan nyonya Swara ini. Semoga saja ke depan nya juga tidak ada masalah agar nyonya Swara dapat melahirkan secara normal. "Ucap Dokter Sazia penuh pengharapan.

"Semoga saja dokter, saya akan berusaha menjaga istri dan bayi kami dengan baik. "Sahut Sanskar.

"Saya percaya penuh pada anda Tuan Sanskar. Jangan lupa, pastikan nyonya Swara selalu mengonsumsi makanan yang sehat dan banyak gizinya. "

"Tentu dokter. Kalau begitu kami permisi.  Salam. "Pamit Sanskar.

"Silahkan tuan. Sampai jumpa di bulan depan. "Sahut Dokter Sazia dengan tersenyum penuh.

Sepasang suami istri itu langsung keluar dari ruangan dokter Sazia dan menuju ke apotek untuk membeli obat yang telah diresepkan oleh dokter Sazia.

.
.
.
.
.
.
.
.

Hello gais!!

Sory baru bisa update hihihi
Author lagi banyak kerjaan.

Jangan lupa di vote yah
Spam komen juga, byeee!!  ')


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Revenge and Love (Dendam dan Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang