Part 15: Be My Mistake

Start from the beginning
                                    

"Ya terus harusnya gimana?"

Tanpa gue izinkan, dia langsung nyelonong masuk ke kamar gue. Dengan senyum kemenangan, dia menatap gue lagi, "Harusnya kayak gini."

Gue memutar mata malas. Soalnya ini orang kalau diladenin semakin menjadi-jadi. "Terserah," dan gue pun melanjutkan acara dandan gue yang tertunda.

Gue mendiamkan dia, membiarkan dia melakukan apa yang dia ingin lakukan. Kayaknya dia lagi memerhatikan foto yang gue tempel di laci dekat "dapur" deh. Foto-foto gue sama keluarga, teman, sama ada juga foto-foto masa kecil gue yang menurut gue estetik gue pajang aja di situ.

"Ini kamu, Nda?" tanyanya penasaran pada suatu foto yang menunjukkan foto anak kecil sedang menunjuk pipinya dengan pita berbentuk topi di rambutnya.

"Iya," jawab gue singkat. Biar cepat ajalah.

"Kamu dari kecil udah cantik ya, Nda, ternyata," pujinya. "Tapi favorit aku yang ini." Dia menunjuk foto gue waktu SMA. Foto gue yang masih belum jelas bentuknya kayak apa, badan gue masih sedikit berisi dan pipi gue juga chubby, jaman-jaman gue belum kenal skincare dan makeup. Gue cuma pajang karena di situ fotonya bareng bestie gue yang masih gue kontak sampai sekarang, Egi.

"Aneh banget selera lu. Atau jangan-jangan lu lagi ngeledek ya?"

"Hah kok aneh? Nggak kok, aku nggak lagi ngeledek."

"Lu bilang itu favorit lu, tapi lu liat dengan jelas kalau guenya jelek banget."

"Jelek dari mana? Ini cantik tau. Senyumnya manis banget, pengen aku jadiin wallpaper ponsel kalau bisa.

"Jangan bilang lu udah fotoin foto itu?"

"Nggak kok, tapi aku scan biar lebih HD."

Terserah Chan aja lah. Gue udah capek marah sama dia. Nge-scan foto orang nggak minta izin dulu. Mana fotonya yang jelek lagi.

***

Selama konser, gue sangat menikmati acaranya berlangsung. Udah lebih 10 lagu yang udah dinyanyikan dan ini sudah hampir di akhir acaranya. Lagu yang selanjutnya dibawakan adalah "Be My Mistake", salah satu lagu yang gue suka walaupun artinya agak nyebelin, tapi musiknya enak, jadi gue abaikan aja liriknya. Toh, nggak relate juga sama gue.

Gue menikmati lagunya hingga gue merasa separang lengan besar yang melingkari pinggang gue. Gue refleks menepis lengan tersebut, tapi disambut oleh suara serak yang gue yakini adalah suara si Tengil. "Sebentar aja, Nda. Sebentar aja kayak gini."

Gue membiarkannya dan dia semakin mengeratkan pelukan itu. Wajahnya iya letakkan dia ceruk leher gue. Agak geli, tapi gue nggak bisa berbuat apa-apa. Jujur, baru pertama kali ada orang melakukan skinship seintim ini sama gue. Bahkan, Mas Dion aja nggak pernah. Dia emang pernah cium gue, tapi nggak pernah melakukan hal seintim ini. Dan herannya, gue pasrah di bawah kendali Chan. Dan sedikit... nyaman di posisi kayak gini sama dia.

Lagunya hampir habis dan gue berusaha untuk melepaskan pelukannya. Gue nggak boleh terlena sama perlakuannya. Gue harus ingat yang pacar gue itu Mas Dion.

Namun, semakin gue berusaha melepas, dia semakin mengeratkan lagi pelukannya. Kali ini lebih erat dari sebelumnya. "Nda?"

"Hm?" Nggak tahu kenapa gue nggak bisa protes atau apa sama dia di saat kayak gini.

"Please, let me be your mistake, Nda," bisiknya tepat di telinga gue dengan posisi masih seintim tadi.

Gue pun sontak menengok dan memutar badan gue. Wajah dia dekat banget dengan wajah gue dengan lengannya yang masih melingkar di pinggang gue.

Perlahan salah satu tangannya mengelus pipi gue dan matanya terus menatap gue dengan tatapan yang dalam. Selanjutnya tangannya meraih tengkuk gue dan gue menyadari wajahnya semakin dekat dengan wajah gue.

Gue masih diam aja. Badan gue freeze, bibir gue juga nggak bisa ngomong apa-apa. Bukannya melawan, gue malah seolah pasrah aja dengan perlakuan dia ke gue dan mulai memejamkan mata.

Beberapa saat kemudian, gue merasakan sentuhan lembut di bibir gue. Berbeda dengan ciuman Mas Dion, kali ini rasanya lebih menggebu-gebu dan mendebarkan. Namun, rasanya begitu nyaman dan membuat gue nggak ragu untuk menyambut dan membalasnya. Ada perasaan yang nggak bisa gue jelaskan. Entah itu berasal dari perasaan Chan atau perasaan gue.

Gue benar-benar nggak tahu ini perasaan apa. Tapi satu hal yang gue tahu, seiring dengan air mata Chan yang menetes di tengah-tengah ciuman kami, gue bisa merasakan rasa cinta Chan yang sangat besar buat gue. Sampai dia harus rela dirinya mengkhianati sahabatnya sendiri dan melakukan hal yang sebenarnya nggak dia mau. Hanya buat mendapatkan gue.

Hanya untuk gue.


Note: 

Hehe. Tadinya aku nggak mau buat Wanda sejahat ini karena aku sesuka itu sama Wendy jadi nggak tega buat Wendy kayak orang jahat :(( 

Di sisi lain D.O adalah biasku juga walaupun masih di bawah Chanyeol peringkatnya, jadi aku nggak tega juga awalnya buat nyakitin doi :((

Tapi aku nggak tahan pengen bikin moment Wenyeol sebelum ide-ide jahatku keluar lagi hehe.

Btw, aku sebenernya samsek nggak tau lagu-lagu 1975 soalnya bukan selera musikku aja. Tapi kemaren aku cari-cari lagu 1975 buat bikin chapter ini dan ketemulah lagu Be My Mistake yang menurutku paling cocok. Terus jadi deh chapter ini :D

Seperti biasa, jangan lupa tinggalkan jejak <3

Happy Reading, guys!

Milky WayWhere stories live. Discover now