Tanpa terasa mereka sampai di depan gerbang sekolah milik si kecil, perjalanan yang sedikit panjang tidak jadi membosankan bagi sehan karena ada saja tingkah adiknya yang membuatnya senang.

"Sampai~ " Sehan menghentikan mobilnya, melihat abigaeil yang sepertinya kesulitan membuka seat belt nya.

" Butuh bantuan itu bilang, bukannya diem.."

Abigaeil memundurkan kepalanya, mengangguk kaku ketika sehan mengambil alih kegiatannya yang sibuk membuka sabuk pengaman.

" Udah..ayo, mas anter sampe kelas.."

Abigaeil melotot.

" No-no..! " abigaeil mengeleng

" Kenapa..? " bingung sehan

" No...abi sudah besar masa harus diantar sampe kelas sih... kan malu~ " cicit abi.

" Emangnya kenapa..? kan ga papa" sehan menatap penuh tanya pada si kecil

" Ish... nanti abang tau, dia marah.. abang kan masih ndak suka abi.."

Abigaeil menutup mulutnya setelah berkata begitu ia bisa melihat perubahan pada raut wajah tampan mas-nya itu.

" Bang ian atau zai ngomong gitu..? " tanya sehan menghela nafas pelan kala abigaeil malah menunduk enggan menjawabnya, tidak lama malah mengeleng pelan.

Sehan menghela nafasnya, masalah ini masih belum berakhir rupanya dua adiknya berikut si kembar masih menunjukkan sikap acuh dan ketidakpedulian pada abigaeil masih Sulit menerima semuanya.

" M-aaf mass~ "

" Kenapa minta maaf..? " tanya sehan, abigaeil mengeleng tidak tahu.

" Adek... kalo ga merasa bikin kesalahan apapun jangan minta maaf, adek ga salah apapun. jadi stop minta maaf.."

" Um... maaf mass..."

Sehan Kembali menghela nafas.

" Boleh abi pergi..? " tanya abi ketika sehan malah diam sambil menatapnya intens.

" Hati-hati ya, belajar yang bener... kalo ada apa-apa kasih tau mas kalo, enggak abang.."

Abigaeil mengangguk pelan masih menundukkan kepalanya.

" Udah... masih pagi ga usah manyun gitu bibirnya, bikin gemess" sehan tersenyum mengusak surai lembut adiknya

Abigaeil mengangguk pelan mengangkat kepalanya.

" Terimakasih... sudah antar Abi kesekolah mass~
abi pergi dulu, bye-bye mas sehan! "

Seru abigaeil, mengulum bibir plum-nya, ketika keluar dari mobil. sebenarnya ia hampir mengecup pipi sehan barusan tapi untunglah ia bisa menahannya, begitu berpikir sehan akan risih dengan perlakuannya.

Dengan senyum manisnya abigaeil melangkahkan kakinya menyusuri lorong-lorong kelasnya.

" BAYI....! "

Abigaeil mendatarkan wajahnya mendengar panggilan keras, teman satu-satunya yang ia miliki di sekolah ini.

" Good morning... bayinya a'a fathar yang paling imut se-planet.."

Remaja bertubuh tinggi dengan lesung pipi diwajahnya, tersenyum cerah merangkul bahu abi yang menatap fathar kesal. yang sayangnya itu terlihat lucu.

" Bayi udah sarapan belum? pr-nya udah siap..?" tanya fathar

" Ish..abi bukan bayi..! " abigaeil menatap sengit fathar yang asyik nyengir.

" Jangan panggil abi, bayi..! abi udah besar bukan bayi lagi.." protes abi lagi

ABIGAEILWhere stories live. Discover now