32 ~ Tangan Kanan Tuhan

Start from the beginning
                                    

Seseorang yang saat ini baru saja pulang dari bekerja memperhatikan Fenly yang baru saja mengirimkan makanan di sebuah rumah, ia awalnya masih menebak-nebak apakah orang itu benar Fenly. Setelah lama dia memperhatikan dia memang Fenly.

" Liat apa Vin ? " Tanya Rebeca yang bingung saat adiknya menepikan mobil dan memperhatikan seseorang di depannya.

" Itu adeknya Farhan kan kak ? Siapa itu namanya Fenly... Iya itu Fenly kan ? Dia jadi kurir makanan ? "

" Kamu salah liat kali, Farhan ngga mungkin biarin adeknya terlantar sampe kerja begitu Vin "

" Iya juga sih kak, kayanya gue salah liat..  yaudah ini langsung pulang kan ? "

" Iya.... Kakak udah ngga ada jadwal konsultasi sama Fajri sekarang "

Mavin mengangguk dan kini kembali melajukkan mobil miliknya menuju rumah, Mavin yakin orang tadi pasti Fenly, tapi kenapa dia bekerja ? Setahu Mavin keuangan kantor baik-baik saja dan kedai milik mereka juga sangat maju kenapa Fenly harus bekerja menjadi kurir makanan ?. Tapi sudahlah keluarga mereka bukan urusan Mavin, dia tidak suka ikut campur urusan keluarga orang.

Selepas kepergian Mavin dan Rebeca ternyata ada satu mobil lagi yang juga tengah memperhatikan Fenly yang kini mulai bergerak dengan motor yang ia kendarai, secara perlahan mobil itu kembali mengikuti kemana Fenly pergi. Salah satu penumpang mobil itu terus menatap kearah Fenly yang ada didepannya.

" Gue benci sama Lo Fen... Lo buat gue menderita bermingu-minggu... Lo harus bayar semuanya... Gue ngga akan biarin Lo hidup tenang... Tabrak dia ! " Kata pria itu pada supirnya

" Tapi mas... Saya ngga berani "

" GUE BILANG TABRAK DIA !!! " Bentak orang itu lagi

" Maaf mas, saya beneran ngga bisa... Mas boleh minta saya ngapain aja tapi kalau untuk nabrak orang saya ngga bisa "

" Kalau gitu berhenti ! Gue bilang berhenti "

Mobil akhirnya berhenti sesuai dengan keinginan pria tadi, ia membuka kaca mobil miliknya dan menatap seseorang yang tidak sengaja dia lihat saat tengah mengikuti Fenly. Ia menoleh pada orang tadi.

" Lo mau duit ? " Tanya pria yang ada didalam mobil tadi datar

" Lo Fajri kan ? Gue udah dapet duit ga butuh recehan dari Lo lagi gue mah "

" Sepuluh juta cukup ? " Tanya Fajri lagi

" Lo mau gue ngapain ? " tanyannya yang berubah pikiran setelah mendengar uang yang dijanjikan

Fajri tersenyum tipis dan kini meminta supirnya tadi untuk turun dari mobil, sementara pemuda yang baru saja ia temui diminta untuk mengantikan sang supir. Setelah pemuda tadi masuk Fajri pindah duduk di kursi depan dan meminta pemuda tadi untuk majukan mobilnya.

" Jadi kita mau kemana ? "

" Jalan aja dulu ! Sampe kita ketemu sama motor Fenly...  Nahh itu dia didepan lagi berhenti. Gue mau Lo tabrak dia "

" Lo gila juga ya ? Tapi gue seneng nih yang begini, Oke kita tunggu dia jalan baru kita eksekusi " kata pemuda itu

" Tahu gitu dari awal gue hubungi Lo kak... Tadi gue udah dapet timingnya tapi supir gue ngga mau tabrak Fenly... Jadi sekarang gue harap Lo ngga gagal kak Bagas "

Bagas tersenyum tipis dan kini menambah kecepatan laju mobil milik Fajri, setelah cukup dekat dengan Fenly Bagas segera menabrak motor milik Fenly dan segera pergi. Dari kaca spion Fajri bisa melihat tubuh Fenly yang terbanting dan kini tergelatak di jalan.

" Kita memang cermin yang memantulkan bayangan yang berbeda Fenly " kata Fajri sambil tersenyum tipis

Ditempat lain orang-orang mulai berkerumun utuk melihat keadaan Fenly yang sudah tergeletak dengan luka yang cukup parah, mereka tak ada yang berani mendekat kearah Fenly takut jika mereka akan dijadikan tersangka atau apapun itu, sebuah mobil melintas didekat mereka juga tampak memperhatikan kerumunan tadi.

C E R M I N || U N 1 T YWhere stories live. Discover now