Aku mendengus tak percaya, benar ku akui jika perempuan itu pandai bergaul dengan siapa saja dan bahkan sekarang Lucy pula. Perangai june yang ceria itu pula yang membuat siapapun yang berada didekatnya merasa nyaman, ia mudah bergaul dengan siapa saja.
Mengabaikan celotehnya kepada waktu yang masih lama itu, aku jadi ingat tujuanku kemari dari pagi hari tadi.
“Ah iya, tadi pagi aku kesini lu, rumahmu sepi dan ketika aku mengetuk pintunya tidak ada seseorang yang menyahut"
Lucy menanggapinya dengan anggukan. "Aku pergi ke suatu tempat tadi pagi, hanya sebentar"
“Benarkah? Kemana?”
“Ke gereja, aku pikir aku akan lupa jalan untuk kesana namun rupanya tidak”
Tunggu, aku menaikan sebelah alis saat merasa janggal. “padahal tadi aku ada di kedai kelontong didekat gereja, aku tidak menemukanmu?”
“Oh benarkah? Padahal aku hanya berdoa beberapa menit saja lalu langsung pulang” mungkin ada sebuah ketimpangan waktu ketika kami di wilayah itu tadi pagi. Aku selalu percaya dengan Lucy dan kupikir memang benar jika ia mengatakan itu dengan jujur.
“Ah lupakan, mungkin memang waktunya agak sedikit berbeda"
"Kan, kau posesif sekali Ben" potong june lagi masuk kedalam obrolan.
Tapi memang mungkin saja. Tapi mengingat ini bukanlah hari Minggu yang kemungkinan dipadati oleh jemaat seharusnya jalanan lebih lengang untuk mengenali orang yang berlalu lalang. Apa ketika aku sedang mendorong gerobak?
Kulirik lagi june dan Lucy yang membicarakan suatu hal yang nampaknya lebih seru untuk para gadis. Aku memilih berdiam dan memperhatikan keduanya berbincang sembari aku memberikan waktu kepada Lucy untuk berteman dengan perempuan - seperti kata june tadi.
"Kau tidak pergi Ben?"
Aku menggelengkan kepala. "Kenapa? Kau mau mengusirku?"
"Tidak. Aku benar benar merinding saat kau memperhatikanku seperti itu"
Cih. Aku berdecih lalu beranjak menuju dapur untuk membuat secangkir kopi mengabaikan june yang terus mengomel.
"Ah, kau pasti mau mengajaknya pergi lagi ya?"
Aku tak menjawab. "Dasar posesif!"
Picknickkorb, atau sebutan untuk keranjang piknik rotan yang sedang Lucy bawa itu mengayun ayun seirama dengan tungkainya yang melangkah menjejaki batu batu di jalur setapak menuju hutan.
Dalam desas desus yang menjadi rahasia umum masyarakat desa mengatakan bahwa hutan yang berada diarea perbatas dengan selatan itu penuh akan hewan buas dan image horor tempat para hantu berkeliaran. Hingga menjadikan kawasan ini jarang dikunjungi orang terkecuali para laki laki yang sering bekerja ke selatan dan sering mencari kayu bakar di area hutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Began;Intro ✔️
Historical Fiction1800s ft. Lee Chaeryeong - itzy "aku?" "Ayo tinggal disini denganku" tawarnya santai. "Untuk?" "Untuk.." Netranya kelimpungan mungkin keduanya sama sama ingin mengatakan hal yang sama namun begitu sulit saat degupan jantung tak beraturan membuat sek...
VI.
Mulai dari awal