"ABIP GOBLOK!!"

Flashback off

"Dengerin kita gak?" Omel parsya membuat keduanya menganguk.

"Hoammm udah belum cape gua" Ucap salma yang sudah mengantuk.

Sudah 1 jam mereka lesehan disana bahkan sering kali di tegur oleh beberapa pengunjung atau bahkan satpam disini.

"Ayo balik lah, biarin aja mereka disini" Kata rani lalu berdiri membersihkan celananya.

"Ayo" Abip mengandeng tangan rani dan merangkul ajeng yang sedang bergandengan dengan salma, meningalkan keempat orang itu.

Syahdan dan yoga yang melihat para sahabatnya pergi pun berdiri. Memeluk pacar mereka masing-masing dan membawanya pergi dari sana.

"Awsss sakit le" Keluh syahdan saat pingangnya di cubit oleh lea.

"Biarin! Gak usah deket-deket" judes lea lalu berjalan mendahului syahdan dengan kaki yang ia hentak-hentakan seperti anak kecil.

Parsya terkekeh melihat itu, ia sudah memaafkan yoga walaupun masih sedikit kesal. Tapi mereka memang tidak bisa bermarahan lama. Tidak seperti lea dan syahdan yang sering kali bertengkar.

"Udah ayo"

Mereka akhirnya berjalan bersama kembali. Tidak ada yang di tingal atau ketingal.

"Emang abip sialan!"

"Lah yang nyuruh yoga"

"Tapi kaga ampe di kejar juga kali" Ucap yoga tak terima jika di salahkan.

"Resiko"

"Udah sih tapi lucu tau" lerai salma lalu mereka tertawa bersama.

Ah rasanya salma bahagia mempunyai sahabat yang selalu menemani dirinya selama ini. Baru kemarin dirinya uring-uringan karena tidak mendapatkan kabar dari sang pacar, kenath.

Dan ajeng yang peka pun akhirnya mengumpulkan semua sahabatnya untuk pergi bersama sepulang kuliah. Ajeng tidak jadi berangkat bersama nayya dan kenath. Ia masih harus menungu urusannya selesai disini.

"Bentar deh itu bukannya putra?" Salma merentangkan tangannya menyuruh para sahabatnya berhenti.

Mereka menatap putra yang berjalan dengan alin. Aneh! Tapi nyata.

"Sejak kapan mereka jadi lebih deket?" Heran parsya menatap sepupunya yang terlihat bahagia. Padahal jalan dengan mantanya plus pacar sahabatnya sendiri.

"Sepupu lu tuh sya"

Mata salma menyipit menatap seseorang misterius di belakang keduanya. Dengan kamera hp yang ke arah mereka.

"Wah bencana nih" Ucapan salma membuat mereka melotot karena paham apa yang di ucapkan salma.

"Telpon putra yog, sal telpon nayya"

^^^^^^^^%^^^^^^^^^

Nayya sedang menikmati lagu yang sedari tadi ia dengar. Sangat menghayati sampai dirinya meneteskan air matanya. Sudah beberapa kali dirinya di teror oleh seseorang. Banyak teka teki yang sama sekali belum ia pecahkan.

Apalagi sehabis dirinya di beri foto putra sedang merangkul teman barunya. Siapa? Alin? Ah! Wanita itu ternyata menyukai pacarnya. Pantas saja dirinya selalu melihat alin berusaha mendekat ke putra saat sedang bersamanya.

Tes

Air matanya terjatuh. Ia mengabungkan kertas bertulisan angka yang peneror kasih selama ini. Ada tujuh kertas yang angkanya belum bisa ia Transet.

"Gua harus apa?" Tanyanya sambil memisahkan ketujuh kertas itu.

Kertas pertama

528844-44466
  788-87772

Kertas kedua

66444477788 8 887

Kertas ketiga

777 11 5 8

Kertas keempat

KVITR WZIR 11 5 8 9 4 21 16 1 14
          7.8.88.777.2

Kertas kelima

8-21-11-7-14-9-12-5-19

Kertas keenam

VII III III VII VII VII IV     IV IV IV
II VIII II VIII VIII
II II II III III V V V II V V II

Kertas ketujuh

10-1-14-7-1-14  1-14-7-1-16  18-5-13-5-8

1-20-1-21  15-18-1-14-7  20-5-18-4-5-11-1-20

                       13-1-20-9

"Gimana gak ngebug otak gua" Gumam nayya sambil menangis

Nayya menatap kertas-kertas yang sama sekali tidak ia tau apa artinya.

"Terluka dan menangis, tapi kuterima
Semua keputusan yang telah kaubuat
Satu yang harus kautahu
Ku menanti kau 'tuk kembali"

Nayya menyanyi mengikut aluran musik yang ia setel sedari tadi. Entah lagu nya sekarang galau semua. Mungkin karena firasatnya sejak balik dari indonesia menjadi tak tenang.

"Jujur, ku tak ingin engkau pergi"

Lagi dan lagi, air matanya menetes sangat deras. Ia menatap foto putra dengan alin yang berada di mall.

"Tinggalkan semua usai di sini
Tak tertahan air mata ini
Mengingat semua yang t'lah terjadi"

Mengescrool akun Instagram pribadinya. Melihat banyaknya foto dirinya dengan putra. Ada yang tertawa, wajah datar, sedih, bahagia semuanya lengkap disana.

"Ku tahu kau pun sama s'perti aku
Tak ingin cinta usai di sini
Tapi mungkin inilah jalannya
Harus berpisah, ho-oh-oh

Terluka dan menangis, tapi kuterima
Semua keputusan yang telah kaubuat
Satu yang harus kautahu
Ku menanti kau 'tuk kembali"

"Gua harus gimana?"

■■■■■■■□■■■■■■■■

Gak pinter nyari kode.
Yang ada aja lah ya.

Selamat pusing kawan.

Kembalilah!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang