Like A Virgin

Mulai dari awal
                                    

Ten dan Taeyong berdiri berhadap-hadapan di atas panggung. Lampu belum dipadamkan karena staff yang lain tahu kalau Ten selalu pulang terakhir untuk menyempatkan diri berduaan dengan meja sulapnya. Anehnya, tidak ada petugas keamanan yang menyuruh Taeyong pergi.

"Aturan Thurston nomor 3, jangan mengulangi sulap yang sama untuk kedua kalinya" bilang Taeyong tiba-tiba saat jabat tangan keduanya terlepas.

Ten mengerutkan keningnya bingung. Kenapa lelaki ini tiba-tiba berbicara soal aturan Thurston?

Melihat respon Ten yang nampak aneh, Taeyong kembali meringis pelan. "Kamu selalu ngulang trik yang sama, kan? Why?" Tanya Taeyong terdengar penasaran.

Alis Ten mengangkat sebelah, tapi ia tersenyum tipis, "Dan kenapa aku harus jawab?" tanya Ten balik.

Taeyong terkekeh, tangannya mengusap tengkuknya pelan.

Ten kini tertawa kecil. "Alasan kenapa pesulap tidak dianjurkan untuk mengulang trik yang sama adalah karena resiko terbongkarnya trik-trik itu akan meningkat seiring dengan intensitas ditampilkannya." Jawab Ten seolah membaca buku teks, "Well, tapi bukannya sulap akan jadi lebih fenomenal kalau ditampilkan berkali-kali dan orang-orang masih nggak ngerti bagaimana trik itu dieksekusi?" Tambah Ten lagi.

Taeyong tersenyum, mengangguk-angguk pelan. Ia memandang Ten dengan mata besarnya penuh kagum. Ten kembali tertawa. Tapi tawa Ten terurai saat tiba-tiba Taeyong angkat suara lagi.

"Sulap sekarang nggak lagi begitu istimewa karena banyak yang bongkar triknya di internet. Yeah, walaupun orang-orang awam bakal tetap menghargai pertunjukan karena penampilan seperti itu butuh waktu dan latihan keras untuk menguasainya, berbulan-bulan... bertahun-tahun"

"Aku fikir kamu masih pakai trik yang sama karena trik itu dipopulerkan oleh Qian Kun. Aku dengar kamu juga belajar trik itu dari dia. Sejujurnya, aku lebih suka saat kamu yang pakai trik itu. Kamu nggak cuma melakukan trik, tapi juga bercerita. Semua pertunjukanmu selalu diisi oleh cerita moral"

Ten masih diam mendengarkan.

Taeyong mendehem pelan, "Dan Kun... Mantan pacarmu, right? Sepertinya kamu mau bikin dia terkesan dengan terus menggali potensi trik itu dan mungkin... Mungkin juga kamu mau membuktikan kalau kamu bisa lebih hebat wal—"

"WHAT THE F—" Suara Ten tertahan, menyadari kalau ia baru saja berteriak dan hampir hilang kendali. Ten tidak pernah marah. Emosi berlebihnya ia tumpahkan saat melakukan sulap di atas panggung.

"Permisi" Bisik Ten setelah mengatur nafasnya, ia menatap Taeyong tajam, lalu melangkah menjauh dengan kain di pelukannya.

"Wait! Wait, Li Yonqin!"

Ten menghentikan langkah kakinya saat lengannya ditahan oleh Taeyong. Li Yonqin... Ten mendecih kecil. Sudah lama ia membuang nama itu. Nama Ten saat masih menjadi asisten Qian Kun, pesulap sohor asal negeri China yang juga mantan kekasihnya. Hubungan mereka tidak naik ke permukaan karena saat rumor hubungan mereka mulai merebak, Kun membantahnya di hadapan puluhan awak kamera. Lelaki itu dengan tenang tersenyum manis sambil bilang kalau ia sudah bertunangan dengan Cheng, salah satu talent perempuan dari pertunjukan sulapnya juga.

Hal itulah yang memicu pertengkaran keduanya. Kun berkilah bilang kalau itu hanya permainan media. LGBTQ masih begitu tabu dan lelaki itu takut hal tersebut akan mempengaruhi reputasinya sebagai pesulap. Cheng hanya pengalihan dan Kun bahkan meyakinkan Ten kalau hubungannya dan Ten akan baik-baik saja.

Tapi tentu saja Ten tak terima. Dia memutuskan untuk menyudahi hubungannya dengan Kun. Untuk kemudian Ten lari ke Korea saat mendapati amplop berisi undangan dengan nama Kun dan Cheng di sana. Rupanya Kun memang benar-benar sudah selingkuh darinya. Itu bukan media play.

[end] Mellifluous (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang