38 | ALMOST MEET YOU

Mulai dari awal
                                    

     "Anj, lo ngapain?" balas Gael tidak terima.

     Dapat Keo hirup aroma kentutnya sendiri yang itu membuatnya terbuai. Dia menarik napasnya dalam-dalam.. Dan membuangnya dengan sendawa. "Akh! Hmm.. Nyam nyam!"

     "KEO!" marah Angela, Mona, dan Kalila melihat betapa menjijikkannya bocah satu ini.

     Makin menjijikkannya lagi saat Keo mengupil di depan mereka dan menempelkan upilnya itu ke pipi Angela. Wtf. Pipi??

    "ANAK SUTRISNO SETAN!"

     Keo tertawa terbahak-bahak saat Angela emosi mengejarnya.

     Sekarang mereka sudah hampir tiba di parkiran. Yang tersisa sekarang hanyalah Gama, Derlion, Gael, dan Oscar karena yang cewek-cewek sedang kejar-kejaran semua. Termasuk Keo, melebihi cewek manapun.

     "Kapan pun lo butuh bantuan gue buat balesin Javas gue siap, Gam." Derlion berujar tiba-tiba. "Ini nggak bisa di diemin lagi. Kalo perlu Javas nggak usah kita kasih ketenangan di hidupnya? Dengan dia yang diem aja lo udah muak banget kan sama tuh cowok, apalagi dia udah ngacauin urusan lo sejauh ini? Lo nggak bakal tinggal diem sama ini semua kan, Gam?"

     "Mungkin dari dulu Javas pengen banget liat Sheila di lecehin sama Gama. Itu yang Javas tunggu-tunggu tapi Gama nggak pernah ngelakuin itu. Ya karena Sheila bisa ngontrol Gama, Gama pun berusaha buat ngontrol diri biar Sheila nggak trauma sama dia. Tapi karena Javas nggak bisa lama-lama nungguin itu semua, Javas langsung jebak Gama lewat obat yang dia kasih tadi." asumsi Gael. Lelaki itu pun berpikir sejenak, "ada ya, Abang segila dia?"

     "Yang terpenting sekarang itu gimana caranya Om Will sama Tante Larissa tau tentang kebusukan Javas ini." kata Gael. "Tapi, meskipun kita ngasih tau semuanya sih, nggak bakal ada yang percaya. Mereka kan udah bertuan banget sama Javas sekarang. Javas pun pasti udah buat rencana biar Om Will sama istrinya tetep ada di pihak dia."

     "Nah, kan." Derlion mengangguk setuju. "Ngerepotin emang si Javas. Berarti biar kita nggak ribet kita langsung main ulti aja. Buang Javas ke rawa-rawa kek, tumbalin ke pabrik jembatan, masukin kandang harimau, atau apa gitu?"

     Mereka akhirnya tiba ke mobil Derlion tadi. Berhenti lama di depan itu seraya juga menunggu cewek-cewek tadi masuk kesini.

     "Gue nggak ada waktu buat bales Javas." akhirnya Gama bersuara.

     "Kalo kita bales dia, berarti sama aja kita ngeladenin permainan yang dia kasih. No, nggak banget." lanjut cowok itu.

     Gama pun bersandar ke pintu mobil. "Gue sama sekali nggak terpengaruh sama yang dia lakuin. Yang kemaren itu belum ada apa-apanya."

     "Selama Sheila masih belum hilang dari gue, selama Sheila masih ada di pandangan gue, gue nggak ada waktu buat main-main sama cowok kampungan itu."

     "Hm." Derlion bedeham pelan.

     Ketiga temannya itu diam setelah Gama berkata barusan.

     Mereka berempat akhirnya hanya berdiri menonton Angela dan Keo yang sedang berkelahi di kejauhan sana.

     Oscar melihat ke Derlion yang mengalihkan pandangannya ke arah lain.

     Apakah Derlion salah hari ini, melarang semua teman-teman mereka agar tidak memberitahu Gama bahwa Sheila sedang kabur dari rumah?

     Tapi Derlion mempunyai alasan untuk itu. Seperti yang mereka tahu bahwa Gama belum bisa di katakan stabil hari ini ulah masalah di rumah tangga dan percintaannya. Akan lebih buruk jika lelaki itu tahu bahwa Sheila sudah pergi dan tak ada yang tahu kemana gadis itu saat ini. Setidaknya Derlion masih menunggu Gama pulih dulu dari lukanya, dia hanya tak ingin Gama mengamuk tiba-tiba dan pengobatan di tangannya ini tadi jadi sia-sia.

GAMALIÉLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang