Ep. 22 🛺

Mulai dari awal
                                    

Off menoleh ke arah Win yang hanya bisa menunduk dan menahan rasa kecewanya kemudian melanjutkan berjalan dan duduk di kursi yang paling depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Off menoleh ke arah Win yang hanya bisa menunduk dan menahan rasa kecewanya kemudian melanjutkan berjalan dan duduk di kursi yang paling depan.

"Maaf aku izin sebentar," ucap Win sambil berjalan keluar ruangan dan menahan tangisnya.

Semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut melihat ke arah yang sama, yaitu Win. Nanon meminta izin untuk mengikutinya.

"Tuan, maaf, saya izin mengikuti Win."

Bright mengangkat sedikit kepalanya sebagai tanda persetujuan. Nanon yang melihat itu langsung berjalan mengikuti Win yang masuk ke dalam kamar mandi yang berada di dekat ruangan meeting itu.

Nanon mengetuk pintu dan perlahan berjalan ke dalam ruangan.
"Win?"

Saat Nanon mulai masuk ke dalam kamar mandi, ia melihat Win yang sedang menangis di ujung ruangan. Ia merasa dirinya telah dipermainkan. Nanon memutuskan untuk mendekat ke arah Win dan berdiri di belakangnya.

Nanon tidak bertanya apa yang terjadi kepada Win. Ia memutuskan untuk menunggu Win selesai menangis agar dirinya merasa sedikit lega.

Sebenarnya Win sudah berusaha menahan perasaannya tapi rasa sakit itu begitu menyayat hatinya sehingga air matanya pun tidak bisa terbendung lagi.

Setelah beberapa menit, akhirnya Win bisa tenang dan mulai membalikkan badannya untuk berbicara kepada Nanon yang berdiri menunggunya sejak tadi.
"Maaf aku menangis seperti seorang wanita."

"Kenapa kamu berbicara seperti itu? Semua orang bisa menangis, Win. Itu hal yang wajar."

Win mengangguk.
"Kalau kamu tidak keberatan, ceritakan saja apa yang terjadi kepadaku."

Win melihatnya sejenak dan mulai berbicara.
"Saat itu, aku bekerja di bawah kendali Pak Off sebagai waiters di restaurant miliknya. Tiba-tiba, Bright datang dan mengalihnama kan lisensi kontrak kerjaku menjadi namanya. Saat itu aku tidak tau kalau Pak Off adalah ayah dari Bright. Sekarang aku sadar kenapa ia begitu mudah mengganti nama Pak Off menjadi namanya sendiri untuk mengambil hak atas diriku."

"Jadi bekerja disini tidak sesuai sama apa yang kamu mau kan?"

Win mengangguk sambil mengusap air matanya.
"Sebenarnya bekerja disini bukan suatu masalah bagiku, hanya saja mereka menutupi identitas mereka yang membuatku merasa di permainkan."

"Eum, begitu. Lalu, kenapa kemarin malam kamu malah menangis? Apakah itu untuk alasan yang sama juga?"

"Eh?"

"Iya, saat itu aku belum tidur dan melihatmu menutup telinga sambil menangis."

"A-aku memiliki trauma dan saat itu kambuh."

Nanon tidak mengetahui apapun tentang trauma yang dimiliki oleh Win.
"Kalau boleh tau, trauma tentang apa?"

"Saat kecil, aku pernah diculik oleh seorang pria dan dipaksa memuaskan nafsunya dengan sangat kasar. Tapi syukurlah saat itu aku diberi kesempatan untuk kabur."

"Ohh Win, kamu pria yang malang."

"Dan saat aku melakukannya dengan Bright, itu membuatku teringat akan masa lalu ku. Itu kenapa aku sekarang tidak menyukainya." ucap Win sambil menunduk dan kembali meneteskan air matanya.

"Ini masalah yang berat, tapi tidak apa-apa, nanti kita bicarakan lagi di kamar, sekarang tenangkan dirimu,"

Nanon mengangkat tangannya dan menggerakkan kepala Win agar bersandar di bahu depannya sambil membelai lembut rambut Win.
"Kamu hanya terkejut untuk sementara waktu, lambat laun aku harap kamu bisa menerimanya karena kenyataannya memang begini, Win. Sekarang belajarlah untuk menerima apapun yang terjadi disini, aku akan membantumu sebisaku."

"Terima kasih Nanon, kamu selalu mengerti tentang kondisiku."

Setelah dirasa cukup tenang, mereka berdua kembali ke ruangan meeting dan melanjutkan pertemuannya. Dan tunggu sebentar, kejutan untuk Win tidak hanya sampai disitu.

Tebak siapa yang hadir dan membuat Win terkejut. Itu adalah Fendy dan Henry!

Win yang baru saja masuk ke dalam ruangan, sudah di kejutkan kembali oleh teman lamanya. Itu adalah Fendy, partner kerja nya di restaurant. Mereka saling menatap satu sama lain sebentar dan Win mengalihkan pandangannya.

Sejujurnya dalam lubuk hati Win yang paling dalam, ia sangat marah dan kecewa dengan Fendy yang ikut campur tangan dan merahasiakan semua ini. Dan tentu Fendy mengerti bahwa Win kecewa dengannya sehingga ia memberi tatapan sedih kepada Win berharap ia bisa memaafkannya.

Setelah bertanya kepada Nanon, Win sekarang mengerti bahwa Fendy dan Henry adalah pengawal Pak Off. Sungguh ini adalah sebuah rahasia yang sangat dibenci Win. Ia mengira sedang berada di lingkungan baru tapi ternyata ada saja orang-orang seperti ini. Secara tidak langsung, Win merasa dirinya di hianati.

Meeting itu pun berlanjut dan Bright tiba-tiba menyuruh Win untuk membuatkan teh.
"Win, tolong buatkan teh untuk kami."

Win menatapnya dan mengangguk setuju.
"Baik, Tuan."

Tiba-tiba Fendy menyelanya.
"Tuan, biarkan saya yang membuatkannya."

"Tidak, aku mau Win yang melakukannya."

Fendy tidak bisa melawannya dan Win memberikan lirikan yang tajam kepadanya.
'Apa yang kamu mau? Mencoba mengambil kembali perhatianku? Tch.' batin Win sambil berjalan pergi meninggalkan ruangan.

To be continued..
Jangan lupa vote dulu ya gengs, perjalanan kita masih panjang. Hehe.
Terima kasih ^^

Exclusive Bodyguard || BrightWin [FR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang