3. Alaskar Galendra

227K 26.4K 560
                                    

-H A P P Y R E A D I N G-

***

HINDARI ALASKAR!

Tulisan tersebut terpampang jelas di cermin yang ada di kamarnya. Araya menghela napas melihat tulisan tersebut.

"Pokoknya sebisa mungkin gue harus menghindar dari si Alaskar. Gue gak mau mati dua kali."

Araya akan mengubah alur cerita ini. Tidak apa alurnya menjadi rusak, yang paling penting adalah nyawa dirinya sendiri. Lagipula, dia tidak mengenal Alaskar sama sekali. Jadi dia yakin, semuanya akan berjalan dengan lancar, mungkin.

Untuk saat ini Araya belum bertemu dengan tokoh cerita lainnya. Dia hanya baru bertemu dengan Elita, Mang Didi, dan Bi Tiyem asisten rumah tangganya. Setau Araya berdasarkan cerita yang dibacanya, kedua orang tuanya selalu pulang malam, sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Begitu pun dengan Aldarren. Abangnya lebih sering menghabiskan waktu di basecamp Ravloska.

Tiba-tiba cacing di dalam perutnya berbunyi nyaring. Araya pun spontan mengelus perutnya.

"Nih cacing tau aja gue belum makan. Sabar, ya, abis ini kita makan mie instan," monolognya seraya mengelus perutnya seperti orang hamil.

Araya langsung turun menuju lantai satu, dia pergi ke area dapur mencoba mencari mie instan.

"Non Aya lagi cari apa di dapur? Non Aya mau makan?" tanya Bi Tiyem tiba-tiba datang entah dari mana.

"Iya, Bi. Cacing di perut Araya udah pada konser."

"Mau makan apa emang? Biar Bibi masakin."

"Gak usah deh, Bi. Mendingan Bibi istirahat aja, Araya bisa sendiri, kok," tolak Araya. Ia sudah biasa memasak sendiri apalagi ini cuma mau masak mie instan, sangat lah gampang.

"Non Aya kan gak bisa masak, biar Bibi aja yang masakin," ucap Bi Tiyem dengan pendiriannya.

"Gak perlu, Bi. Araya cuma mau masak air pake mie."

"Ya sudah, kalo perlu bantuan panggil Bibi."

"Siap, Bi Tiyem!"

Araya memberi gaya hormat kepada Bi Tiyem. Sedangkan Bi Tiyem hanya tersenyum kecil seraya berlalu pergi.

Araya mulai fokus dengan benda-benda di hadapan matanya. Ia tau kalau seorang Araya Loovany sangat payah dengan apa yang namanya 'memasak'. Namun, sekarang hanya ada Araya Chalista, yang sudah akrab dengan barang-barang di dapur.

Araya mulai menyalakan kompor, dan menuangkan air secukupnya ke dalam panci kecil khusus untuk merebus mie. Semua bumbu ia campurkan ketika mienya sudah berada di atas piring. Ia menghirup aroma mie tersebut dengan mata terpejam.

"Emang paling enak buat dimakan malam-malam itu cuma mie."

Araya berencana akan memakan mienya di kamar saja sembari menonton drakor. Namun saat ia berbalik badan, dirinya dikejutkan dengan seseorang yang sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan matanya yang datar.

"Astaga!" ucap Araya terkejut. "Hampir aja mie gue jatuh."

Araya melihat kondisi mienya yang nyaris mendarat di lantai karena saking terkejutnya. Ia tersadar dengan orang yang ada di hadapannya.

TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang