5. Serangan Centong Sayur

215K 27.5K 722
                                    

-H A P P Y R E A D I N G-

***

Araya berjalan sendirian. Sahabatnya Elita pamit pergi duluan karena ada jadwal ekstrakurikuler. Araya yang pada dasarnya seorang STO (siswa tanpa organisasi) jadi tidak memiliki kegiatan saat bel pulang berbunyi.

Seharian ini dia tidak ada interaksi apapun dengan para tokoh utama. Walaupun Araya sadar kalau mereka selalu memperhatikan dirinya, termasuk dengan Alaskar.

Kedua matanya membola saat melihat dari arah depan Alaskar tengah berjalan ke arahnya. Kalau dia berbalik arah, sangat ketara sekali bahwa dirinya menghindari laki-laki itu.

Sepertinya Alaskar akan bermain basket, terlihat dari pakaian yang dikenakannya sekarang. Karena setau Araya, Alaskar merupakan ketua basket di SMA Starling ini.

Araya memasang wajahnya sebiasa mungkin saat jarak diantara mereka tinggal beberapa langkah lagi.

Kini mereka berdua saling berhadapan satu sama lain. Araya bergerak ke arah kiri karena Alaskar menghalangi jalannya, namun laki-laki itu melakukan hal yang sama. Araya kembali bergerak ke kanan, tetapi Alaskar tetap mengikutinya. Terus saja seperti itu sampai Araya jadi jengah sendiri.

"Lo bisa minggir? Gue mau lewat," ucap Araya tak bersahabat.

"Lo ngehindar dari gue?"

Kening Araya mengernyit. "Ngomong apa sih, lo? Gue bilang awas juga!"

"Gue minta maaf."

Araya menghela napas. Sepertinya dia harus menghadapi Alaskar untuk saat ini saja. Dia menatap kedua mata Alaskar, dan Araya akui bahwa laki-laki di hadapannya sekarang visualnya sangat tidak bisa diragukan sama sekali. Namun mengingat nasibnya ada di tangan laki-laki itu, Araya mengenyahkan pendapatnya barusan.

"Malah diem, katanya mau minta maaf. Jadi gak, nih?" tanya Araya tidak sabar. Ia ingin cepat-cepat menjauh dari Alaskar.

"Sori, buat kejadian kemaren. Gue gak bermaksud pukul kepala lo pake bola basket, gue gak sengaja."

"Oke, gue maafin kesalahan lo. Sekarang lo minggir, gue mau lewat," balas Araya membuat Alaskar sedikit terhenyak.

Melihat Alaskar yang hanya diam membuat kesabaran Araya habis. Ia sedikit mendorong tubuh laki-laki itu dan meninggalkannya begitu saja.

Alaskar menatap kepergian Araya dengan tatapan yang sulit dijelaskan.

"Dia berubah?"

***

"Hah! Gabut banget gue."

Araya menutup laptopnya saat drama korea yang ditontonnya sudah selesai. Ia merebahkan badannya di atas kasur empuknya. Tangannya meraba-raba mencari ponsel. Ia segera membuka layar kunci ponsel dan melihat apakah ada notifikasi masuk atau tidak, tapi ternyata tidak ada satupun notifikasi yang masuk.

"Gini amat nasib jomblo."

Tiba-tiba perutnya berbunyi begitu saja. Ia merasa lapar padahal sudah makan malam.

"Semenjak di sini perut gue bawaannya laper mulu, heran. Tau aja nih perut kalo gue anak orang kaya."

Araya membenarkan posisinya menjadi duduk. Kedua matanya melihat sekeliling, mencoba mencari apakah ada cemilan di kamarnya atau tidak.

TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang