7. Drama Pagi Hari

210K 25.9K 391
                                    

-H A P P Y R E A D I N G-

***

Ruang dapur di kediaman Araya terlihat seperti kapal pecah. Kenapa demikian? Karena Araya sedang bereksperimen membuat sesuatu yang dilihatnya dari aplikasi bernama toktok.

"Abis ini tinggal ditambah air sama kaldu ayam," ucap Araya sembari menonton tutorial di ponselnya.

Kebiasaan Araya di kehidupannya dulu yaitu selalu membuat hal-hal baru yang berkaitan dengan makanan. Dan tidak banyak dari makanan yang dibuatnya itu gagal.

"Semoga aja rasanya enak."

Aldarren yang berniat mengambil minum seketika kedua matanya membulat sempurna, saat melihat keadaan dapur yang tidak bisa dibilang baik-baik saja.

"Astaga!" ujar Araya terkejut saat tiba-tiba Darren sudah berdiri di sampingnya.

"Kebiasaan banget sih, lo. Ngagetin gue mulu," kesalnya tanpa embel-embel bang.

"Lo apain nih dapur?"

"Lo gak liat gue lagi masak?" ketus Araya.

Darren menyentil kening Araya sampai membuat gadis itu sedikit mundur.

"Yang sopan sama abang sendiri."

"Lo aja gak sopan sama gue," ujar Araya tak mau kalah.

Darren hanya memutar bola matanya malas. Dia tau sekarang adiknya telah berubah tidak seperti biasanya.

Sebenarnya kepribadian Araya Chalista dan Araya Loovany tidak berbeda jauh. Namun yang membedakan adalah, jika Araya Loovany mempunyai kepribadian yang lembut jika berbicara dengan orang terdekat, polos, sangat feminim, dan memiliki emosi yang tidak stabil. Sedangkan Araya Chalista kebalikannya, dia berbicara asal ceplos tapi sesuai logika, jauh dari kata polos, tidak feminim sama sekali, dan dia memiliki emosi yang stabil atau dewasa.

"Minggir, ah. Lo ngehalangin gue masak," usir Araya terang-terangan.

"Sejak kapan lo bisa masak? Sama api aja lo takut."

"Lo aja yang gak tau, karena sibuk sama dunia lo sendiri."

Darren tau Araya tengah menyindirnya. Dia melihat setiap gerak-gerik Araya dengan intens.

"Lo gak ada niatan buat pergi dari sini?" tanya Araya tanpa melirik Darren karena sibuk menuangkan masakannya ke mangkuk.

"Lo beda, Ay."

Aktivitas Araya sempat terhenti saat mendengar perkataan dari mulut Abangnya. Araya membalikkan badannya dengan tangannya memegang mangkuk berisi masakan eksperimennya.

"Yang namanya manusia, akan berubah kalo orang yang mereka percayai berubah."

Araya bisa pastikan kalau Darren mengerti akan ucapannya barusan. Ia langsung pergi meninggalkan Darren begitu saja dengan kondisi dapur yang sangat berantakan.

***

Araya segera keluar dari dalam mobil saat mobilnya berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Ia menghirup udara sebanyak-banyaknya lalu menghembuskannya perlahan.

TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang