27. Perubahan Yang Tidak Berubah

Mulai dari awal
                                    

Sekilas sih terlihat seperti Elai yang sedang beristirahat. Tapi, entah mengapa cowok itu merasakan hal yang lain. Elai tidak benar-benar beristirahat. Alih-alih, cewek itu seperti tenggelam dengan kekalutan pikirannya sendiri. Membuat Ares penasaran setengah mati. Mengenai hal yang membuat Elai seperti itu.

Apa ... dia mikirin soal kolam renang ya?

Ehm ....

Tapi, kayaknya nggak mungkin deh.

Hingga ketika mereka tiba salon dan Elai langsung disambut petugasnya, Ares mendapati bahwa dirinya seolah makhluk halus yang tak mampu menyentuh retina mata Elai. Cewek itu seperti mengabaikannya.

*

Kembali ke unit apartemen nyaris jam enam sore, Ares melihat bahwa wajah bersih dan terawat Elai tidak tampak berseri-seri. Justru sebaliknya, semakin muram. Dan kali ini, karena mendapati bahwa mereka sudah berada di tempat yang aman, maka Ares pun tak akan menahan diri lagi.

Tepat sebelum tangan Elai menyentuh daun pintu, Ares sudah bergerak dengan cepat. Mengambil posisi dengan tepat, berdiri di depan pintu kamar Elai. Sontak saja mengadang gadis itu untuk masuk. Elai pun refleks mengangkat wajahnya.

"Ini apa maksud kamu berdiri di depan pintu kamar aku?" tanya Elai lesu. "Minggir nggak? Aku mau masuk."

"Ehm ...."

Alih-alih menyingkir dari sana, Ares justru semakin bergeming. Menutup kemungkinan sekecil apa pun untuk Elai bisa melewati dirinya.

"Ini belum waktunya buat kamu masuk ke kamar," kata Ares kemudian. "Belum sebelum kamu jawab pertanyaan aku."

Mata Elai mengerjap dengan lesu. "Sebelum aku jawab pertanyaan kamu?" beo Elai balik bertanya. "Emangnya kamu mau nanya apa sama aku? Buruan. Aku bener-bener mau istirahat sekarang. Badan aku capek."

"Ih, capek," ujar Ares sedikit geli. "Orang jelas banget kamu tadi itu nggak ngapa-ngapain. Pas di salon juga kamu kan tidur. Sekarang malah ngakunya capek."

"Aku capek ngadepin kamu, Res."

Argh!

Seperti ada yang berdenyut di jantung Ares. Membuat cowok itu meringis dengan ekspresi seperti tengah menahan sakit.

"Segitunya kamu ngomongin aku, Lai," kata Ares. Hanya saja kali ini cowok itu tampak serius. "Tapi, ini beneran deh. Kamu ada yang dipikirin? Atau apa? Kamu keliatan banget kayak orang yang lagi banyak pikiran. Padahal tadi pagi kamu biasa-biasa aja."

Mengembuskan napas panjangnya, Elai lantas menyadari bahwa Ares benar-benar tidak akan beranjak dari depan pintu kamarnya. Dan untuk itu, Elai memilih untuk beranjak dari sana. Bukannya apa. Tapi, berdiri lama-lama ya tentu saja membuat kaki cewek itu terasa pegal.

"Eh?"

Ares melongo melihat pada detik selanjutnya, Elai justru meninggalkan dirinya. Berjalan dengan langkah lunglai, menuju ke dapur. Hanya untuk mengambil segelas air dingin. Menandaskannya sementara ia memilih untuk duduk di kitchen island.

Dan Ares, cowok itu baru saja akan mengatakan sesuatu sebelum pada akhirnya, Elai yang lebih dulu bersuara.

"Kamu ..."

Suara itu membuat Ares menghentikan langkah kakinya. Tepat ketika ia berhasil menghampiri Elai di kursi tinggi itu.

"... udah lama kerja sama Marcel?"

Sedetik, Ares bengong.

Astaga.

Jangan ngomong dia mendadak mikirin aku.

LOVEGUARD 🔞 "FIN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang