10. Araya Kissing?

215K 25.9K 1.2K
                                    

-H A P P Y R E A D I N G-

***

Posisi sudah nyaman, cemilan sudah siap, jaringan wifi lancar, saatnya menonton drakor dimulai.

Malam minggu Araya hanya sekedar menonton drama korea, tidak ada yang lain. Dia terlalu malas untuk berjalan-jalan ke taman ataupun bioskop, karena dia tidak memiliki pacar ataupun crush.

"Ini baru namanya kedamaian hidup."

Araya mulai memfokuskan kedua indra penglihatannya ke laptop. Tetapi ia sedikit kurang merasa puas.

"Gak bakalan puas nih kalo gue nontonnya di laptop."

"Gue sambungin ke tv keknya bakalan mantap!"

Araya segera bangkit dengan membawa laptop dan semua cemilannya. Ia segera turun ke lantai satu untuk menonton drakor lewat televisi.

Setelah berhasil menyambungkannya ke televisi, Araya duduk dengan anteng di sofa. Matanya sangat fokus melihat setiap adegan di layar. Sesekali ia mengumpat saat ada adegan yang menurutnya sangat membuat emosi.

"Kenapa malah ngumpet di samping lemari, padahal dia bisa ngumpet di dalemnya. Dasar bego!"

Araya mengumpat saat melihat pemeran utama yang hampir ketahuan oleh ibunya membawa seorang cewek ke dalam kamarnya. Dan si cewek berusaha sembunyi dengan berdiri di samping lemari yang ukurannya padahal muat untuk tubuhnya.

"Eh, anjir. Lo jatoh bukannya lari malah bengong. Lari woy, astaga!"

Araya meneguk segelas air soda dengan sekali tegukan hingga tandas tak tersisa.

"Kok jadi gue yang emosi?"

Saat itu dari arah depan rumah terdengar kebisingan seperti beberapa orang tengah saling berbicara. Araya menoleh ke arah pintu utama, dan dia melihat anak inti Ravloska memasuki rumahnya.

"ASSALAMUALAIKUM PARA PENGHUNI RUMAH! GARVAN FERNANDO YANG GANTENGNYA PERMANEN DATANG .... "

"Berisik lo, kutil kuda!" ucap Araya kesal karena sudah menganggu aktivitas menontonnya.

"Eh, Aya. Bikinin gue minum, dong," suruh Garvan tidak tau diri.

"Lo kata gue pembantu? Bikin sana sendiri!"

Anggota Ravloska bergabung bersama Araya. Membuat Araya semakin kesal. Padahal dia menginginkan kedamaian hidup yang sesungguhnya.

"Galak amat lo, Ay. Biasanya juga lemah lembut kek pantat bayi," ucap Zeyn.

Araya menghela napas panjang. "Lo semua kenapa pada diem di sini, sih? Ganggu gue aja."

"Lah, kalo gak di sini terus dimana? Kamar mandi?" saut Garvan.

"Rumah gue luas. Mau di ruang tamu kek, di dapur kek, ataupun dimana terserah! Asal jangan di sini."

"Di kamar lo?" tanya Alaskar yang langsung dihadiahi bantal sofa terbang dari Araya.

"Itu sebuah pengecualian," ucap Araya tajam. Alaskar hanya mengedikkan bahunya.

TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang