TIGA PULUH TIGA

Mulai dari awal
                                    

"Dih..., bunda kamu sama Bi Uli aja ketawa."

Shaka memutar matanya jengah pada sadewa yang sok-sokan melawak padahal garing. Dasar bapak-bapak pikirannya.

Shaka kemudian melanjutkan makan nya. Hari ini ia tidak ada rencana kemana-mana, tapi jika ia terus-menerus diam di rumah akan agak membosankan. Walaupun bermain PlayStation nya dari pagi hingga malam pun akan terasa membosankan jika bermain sendirian.

Apakah ke markas aja? Pikirnya

Namun apakah ada Naka juga disana? Jika Iyah, akan terasa sangat canggung jika bertemu dengan nya lantaran kejadian kemarin.

Ngomong-ngomong soal kejadian kemarin, Shaka jadi teringat pada Aidel. Kemarin selepas pulang dari markas ia tak langsung pulang kerumah melain kan pergi kerumah Aidel, tapi saat tepat di depan rumahnya Aidel. Shaka merasa takut untuk meminta maaf Karena di sana juga masih ada mobil Dylan dan juga fey.

"Oh Iyah, waktu itu Aidel kan pernah kesini buat bantu bunda bikin kue. Terus..., dia nanya makanan kesukaan Shaka apa?" Mendengar itu atensi Shaka mengarah ke Gladis sepenuhnya.

"Bunda bilang kalo Shaka suka sama tempe balado. Katanya Aidel bakalan buatin tempe balado juga buat Shaka. Aidel emang tipe cewek perhatian keliatan nya, yakan pah?" Lantas Sadewa mengangguk sembari tersenyum tipis.

Ucapan bundanya tadi membuat Shaka kembali termenung.

"Lo denger gak sih? Punya telinga itu di pake! Gue bilang gue gak laper!"

"Gue gak suka di paksa Lo tau? Jauh-jauh dari gue. Gue risih Aidel!"

"Lo liat diri Lo sendiri. Mau Lo itu apa sih? Deket sama Naka. Deket juga sama Arlan. Sekarang mepetin gue juga? Lo emang cantik makanya Lo memanfaatkan tampang Lo itu buat dapetin apa yang Lo mau, kan? Lo gak jauh dari kata murahan."

Ia teringat dengan perkataan yang keluar dari mulut nya sendiri. Semalam juga Shaka tak henti-henti memikirkan kejadian itu.

Ia telah menyakiti hati Aidel. Ia sangat ingin meminta maaf kepada Aidel tapi niat nya selalu terurungkan karena ia merasa malu dengan dirinya sendiri. Sebenarnya ini kali pertamanya Shaka membentak seorang perempuan.

Sebelum nya ia tak berani membentak-bentak seperti ini pada perempuan mana pun termasuk seseorang yang kini entah masih mengisi hatinya atau sudah tidak lagi.

Shaka menghela nafasnya. Ia akan meminta maaf pada Aidel besok, mengingat bahwa besok Arlan dan Aidel akan berangkat untuk lomba olimpiade nya.

***

Pukul 20.45 WIB

Aidel saat ini tengah berkutik di meja belajar nya dengan maning mata yang fokus pada buku di depannya. Sesekali ia memijat Tungkal hidungnya merasakan pusing karena sudah satu setengah jam ia berbolak-balik membaca tiap materi dan mengingat-ingat.

Aidel memang berlebihan kali ini, tapi ia hanya ingin melakukan yang terbaik dan membuat ayahnya bangga. Ia juga tidak ingin melakukan kesalahan yang akan membuat rekan tim dan guru pembimbing nya kecewa.

Tok tok tok...

Sebuah ketukan terdengar membuat Aidel menoleh pada pintu kamar nya. Ia bisa tebak pasti itu adalah ayahnya karena ayahnya sudah pulang sekitar 20 menit yang lalu.

RASHAKA | ARLION : 193 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang