di ujung tanduk

Mulai dari awal
                                    

Tanpa sadar Hera mulai mengantungkan dirinya pada Jimin bahkan bibirnya menutup sepanjang waktu ia hanya berbicara ketika ada hal penting atau menjawab pertanyaan
Tapi saat namanya tertera dipangilan ponselnya senyuman itu tanpa ia sadari terukir

lelaki yang akan meninggalkanya dan menikahi wanita lain
terkadang ia merasa begitu bodoh

Disela perbincangan mereka ia terkejut bukan main saat Jimin bilang jika boneka besar Mickey mouse dikamarnya yang jimin berikan saat ia berkunjung kesini ia selipkan cctv membuat Hera marah besar namun marahnya terhenti saat Jimin mengirimkan sebuah video

" Akh pantas ia tidak pernah datang " ucap Hera lirih
"Akan ku datangi lelaki sialan itu " ucap Hera meremas botol yang masih terisi air hingga mengenai wajahnya

"Andwe jeball Lapor polisi palli dia berbahaya jangan gegabah dia bisa saja melakukanya - " ucap jimin terpotong berharap Hera mendengarkanya tapi ia malah memutus sambungan teleponya

Hera selalu membawa semprotan merica didalam tasnya

" Lihat saja ku seret kamu sampai ke kantor polisi" ucap Hera ia tidak memikirkan
Dampaknya ia bisa saja masuk penjara karena ke cerobohnya
Untunglah Jimin terus menelponya
Tidak menyerah ia terus mencoba menelpon Hera akhirnya
Jimin terus membujuknya Hera tidak jadi mendatangi jefran padahal tinggal beberapa langkah lagi ia sampai didepan rumahnya

"Besok aku berangkat ke Hongkong" ucap jimin

"Andwe aku menurut jadi tidak usah kemari aku tidak ingin menambah masalah lagi" ucap Hera

" Apa kehadiranku menjadi masalah??" Tanya jimin

" Haiss tidak tapi sadarlah posisiku sekarang siapa aku sedangkan dirimu seorang bintang yang dipuja banyak orang jika kamu diposisi ku pasti kamu ahh sudahlah " ucap Hera yang kesal mematikan ponselnya

" Kenapa semua menjadi sangat rumit kepalaku ingin meledak rasanya " teriak hera menutup telinganya terduduk ditengah jalan

" Kamu tidak mengerti Jim rasanya menjadi aku,jangan terlalu baik bagaimana aku bisa melupakan mu aku takut gila  " ucap Hera lirih menepuk-nepuk pahanya meluapkan rasa kesalnya

Ponselnya terus berdering Hera pikir Jimin ia mengabaikan pangilanya berlalu pergi

Didepan kantor polisi

Hera menghela nafasnya berkali-kali serasa ingin mengundurkan niatnya bagaimana tidak ia pernah merasa kesal hanya karena sebuah perizinan ia pernah mendengar pembicaraan beberapa oknum polisi didepan matanya dengan senyuman mengejek
Saat itu Hera belum terlalu lancar bahasa Hongkong lalu ia bertekad untuk belajar lagi  bahasa Hongkong sampai kini ia masih ingat kata-katanya selalu terngiang dipikiranya

" Ada yang bisa dibantu Noona?" Tanya seorang pria
Hera memengangi dadanya kaget Hera tidak melihat jelas wajahnya karena tertutup jas hujan miliknya

"Iya apa yang bisa anda bantu " tanya Hera dengan tatapan dinginnya pria itu membuka helmnya tampak tersenyum manis, membuka jas hujan miliknya

" Polisi" ucap Hera lirih membelalakan matanya terkejut

" Tentu bantuan seperti apa yang anda butuhkan" ucapnya ramah

" Ahh ii-tu sedang " ucap Hera berpikir

" Tidak sebaiknya aku pergi " ucapnya lirih

"Bukanya tadi butuh bantuan silahkan masuk " ucap nya mempersilahkan masuk Hera merasa Ragu tapi jika bukan dirinya siapa yang akan membela temanya

"Bolehkah saya bertanya?" Tanya hera

" Silahkan" ucap nya

" Baik pak heng " ucap Hera membaca plakat nama dibaju miliknya

Mantan Pacar Idol (Park Jimin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang