-34- Hello, Baby A!

Mulai dari awal
                                    

Dia berlari meninggalkan kursi nya menghampiri Roy yang sudah standby di kursi nya. "Uncle, Papa dateng nggak?" tanya Arthur.

"Kalau Papa engga dateng, kan, ada uncle Roy. Takutnya Mama nya abang Arthur sendirian engga ada yang jagain" jawab Roy.

Arthur menatap Roy tanpa berkedip. "Jadi Papa engga dateng, ya, uncle?"

"Sama uncle dulu aja, ya. Sebentar lagi abang Arthur dipanggil ke depan" ucap Roy.

Arthur hanya mengangguk kecil. Semoga saja pria kecil itu paham dengan ucapan Roy.

Kini giliran Arthur semakin dekat. Roy sudah siap untuk maju menemani Arthur. "Arthursa Dirgantara Putra Alfahri" ucap Miss Ayudia memanggil nama Arthur.

Pria kecil itu berjalan pelan diikuti oleh Roy di belakangnya. Perlahan paman dan keponakan itu naik ke atas panggung. Miss Ayudia lalu mengalungkan medali kecil untuk putra Aldebaran itu.

"Selamat, ya, Arthur" ucap Miss Ayudia. Arthur hanya mengangguk kecil.

"Oiya, Papa nya Arthur dateng?" tanya Miss Ayudia. Mendengar hal itu, Arthur kembali terlihat murung. Pasalnya tadi, pria kecil itu sudah lupa dengan Aldebaran yang menjanjikan hadir di acara itu. Tetapi Miss Ayudia membuatnya teringat kembali.

Roy tersenyum kepada Miss Ayudia. "Owh, begini Miss, jadi Mama nya Arthur hari ini melahirkan. Otomatis Papa nya nemenin di rumah sakit, makanya engga bisa dateng kesini" jelasnya.

Miss Ayudia mengangguk dan tersenyum. Terlihat wajah bahagianya mendengar kabar baik itu. "Wah, selamat, ya, Arthur. Sekarang udah punya adik"

Putra Aldebaran itu tersenyum tipis saat diberikan ucapan selamat oleh Miss Ayudia. "Thankyou, Miss"

Tetapi pria kecil itu tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Miss Ayudia.

---

Di dalam mobil, Arthur duduk bersama Mama Rossa dan Aura yang memangku Ashera disana. Sementara di kursi depan terdapat Roy dan Papa Hartawan.

Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Arthur hanya diam memerhatikan apa yang ada di depan. Mama Rossa mencoba mengajak pria kecil itu berbicara.

"Abang mau ketemu adek, ya?" tanya oma dari Arthur itu. Arthur hanya mengangguk kecil seraya mengucapkan kata dengan suara pelan. "Iya, Oma"

Aura juga mencoba menghibur pria kecil yang terlihat murung itu. "Adeknya cewek atau cowok?" tanya istri dari Royano itu.

"Cowok, aunty" jawab Arthur.

Mama Rossa mengerti mengapa Arthur terlihat murung sepulang kelulusan. "Aldebaran, engga dateng, ya, minimal ngabarin. Kan, anaknya jadi murung" batin Mama Rossa.

Memang seharusnya Aldebaran memberitahu alasan dirinya tidak bisa hadir di acara itu. Tetapi dia sama sekali tak menghubungi siapapun yang menemani Arthur kelulusan tadi.

Setibanya di parkiran rumah sakit tempat Andin melahirkan, Papa Hartawan segera menghubungi nomor putra sulungnya itu.

"Assalamu'alaikum, Al" ucap Papa Hartawan.

"Waalaikumsalam, Pa"

"Kita udah nyampe di rumah sakit, Andin ada di ruang mana?" tanya Papa Hartawan.

"Andin di ruang VVIP 02 di lantai dua"

"Ok, kami kesana, ya" ucap Papa Hartawan.

"Ok, Pa"

Papa Hartawan memutus panggilan suara itu. Dia tersenyum melihat ke arah Arthur. "Abang udah siap? Mau lihat adeknya?" tanya pria itu.

FOREVER 2 : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang