20. Apakah Ini Benar, Atau Salah?

188K 24K 678
                                    

Siap untuk chapter kali ini?

Btw, sebelumnya ada sesuatu yang akan aku sampaikan ke kalian yang baca Transmigrasi Araya.

Dari awal, aku gak pernah maksa kalian buat baca cerita ini. Jadi buat yang gak suka sama ceritanya, silakan tinggalkan cerita ini dengan damai dan tenang tanpa meninggalkan jejak yang kemungkinan bisa membuat author kehilangan semangat, haha.

Aku terima kritik dan saran dari kalian, tapi selepas dari itu aku sudah mempersiapkan semuanya dengan ide yang aku siapkan jauh-jauh hari. Ada alasan kenapa jalan ceritanya seperti ini.

Haruskah aku membuat si Araya baku hantam setiap hari? Haha, canda.

Sekali lagi, buat yang gak suka sama ceritanya, silakan tinggalkan lapak ini dengan tenang. Dan buat yang kasih krisar, terimakasih, aku terima pendapat kalian. Bagaimana pun juga, aku masih author pemula yang masih belajar tentang kepenulisan.

Virtual hug buat kalian semua 💖

- H A P P Y R E A D I N G -

Sejak kejadian dua hari yang lalu dimana Araya menciduk Darren dan Kiran berduaan di kafe, ia tidak pernah berbicara lagi dengan Darren. Kalaupun mereka bertemu di dalam rumah, keduanya hanya fokus ke aktivitas masing-masing.

"Kayaknya ada sesuatu yang gak gue ketahui."

"Jalan ceritanya kek gak sesuai sama yang gue baca. Atau gara-gara gue ubah alurnya, makanya jadi gini?"

"Atau si penulis sengaja gak menceritakan semuanya ke dalam novel?"

"Tau ah, pusing gue. Otak gue gak nyampe buat mikir teori beginian," ucap Araya pasrah.

Araya mengamati langit-langit kamarnya. Dia tiba-tiba teringat kepada sahabat di dunia nyatanya, yaitu Mitta.

"Coba aja lo gak nyuruh gue buat ambil mangga, pasti gue gak akan ada di sini."

"Tapi salah gue juga sih, ngilangin novel milik kakaknya si Mitta. Apa ini karma buat gue, ya? Karena udah ngilangin novel orang sekaligus nyolong mangga?"

Terdengar helaan napas dari mulut Araya. "Gue bisa balik ke dunia gue lagi gak, ya?"

Araya segera bangkit dari posisinya, ia mengambil jaket yang menggantung.

"Kalo gue di rumah, gue bakalan inget terus sama dunia gue."

Saat Araya keluar dari kamar, tidak sengaja ia berpapasan dengan Darren yang sepertinya habis dari luar.

"Mau kemana lo?"

"Bukan urusan lo," jawab Araya sembari melewati Darren begitu saja.

Araya pergi ke taman yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahnya. Dia duduk di salah satu bangku yang ada di sana.

Sedari tadi otaknya terus berpikir tentang alur cerita yang sudah banyak diubahnya. Dari awal misi Araya hanya menjauhi anggota Ravloska dan para tokoh lainnya. Namun sialnya, bukannya menjauh, dia malah selalu berurusan dengan mereka semua.

"Kayaknya gue harus mengubah rencana awal. Gue harus cari tau apa yang gak diceritakan sama si penulis."

"Bentar, gue baru kepikiran. Kalo tubuh si Araya Loovany sama gue, berarti dia kemana? Ke tubuh gue, kah? Tapi herannya, kenapa muka gue sama dia sama?"

TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TERBIT] Where stories live. Discover now