"Maafin gua Lio" lirih Angga lalu ia melepas selang oksigen dan juga memotong semua alat yang menjalar ke tubuh Lio

Setelah berhasil Angga langsung lari dan meninggalkan ruangan tsb , apa yang ia lakukan ? Ia masuk ke dalam mobil dan memukul setir

"Agggrrrr , apa yang gua lakukan" teriak Angga

"Maafin gua Lio , maafin hiks..." lirihnya sembari menangis

Flashback Off

Ceklek ...

"Maaf siapa ya ?" Tanya seseorang didalam ruangan tsb

"Maaf , saya mencari anak saya , dia korban kecelakaan tadi siang" jelas Lio

"Maaf disini bukan korban kecelakaan"

"Sekali lagi maaf , permisi"

Lalu Lio keluar ruangan , ia mencoba untuk menenangkan dirinya , karena dengan pikiran yang panik dan khawatir ia tidak bisa untuk berfikir jernih , bagaimana bisa ia mencari anaknya itu , ia berjalan menyusuri lorong , ia juga naik ke lantai dua

Sesampainya dilantai dua ia berpas-pasan dengan seorang dokter , dengan cepat ia bertanya "maaf dok , apakah tadi dokter menangani korban kecelakaan ?"

"Maaf dengan bapak siapa ?"

"Saya Revadelio , saya sengaja' tidak bertanya didepan"

"Tadi siang saya menangani korban kecelakaan , baru satu jam yang lalu keluarganya meminta untuk dipindahkan ruanganya" jelas dokter

"Kalau boleh tau diruangan yang mana ya dok ?"

"Disebalah sana , bapak lurus aja nanti belok ke kanan , kamar nomor 48" sembari menunjuk ke arah tsb

"Baik , makasih dok"

Setelah mendapat anggukan dari dokter , Lio langsung berlari dan menuju ke arahan dokter , ia sampai didepan kamar nomor 48 , dengan cepat ia membuka nya

Ceklek ....

Ia melihat anaknya yang berbaring lemah di atas bangkar , dengan kain putih yang melingkar dikepalanya , ia mendekati anak tsb , tak lupa ia menutup pintu kamar

"Nak" ucapnya dengan bibir yang bergetar sembari mengelus pucuk kepala Adel

"Ini ayah nak , bangun" lanjutnya

Ia menoleh ke arah sofa , disana ada Angga yang sedang tertidur karena menunggu Adel yang tak kunjung membuka mata

Lio berjalan dan mencoba membangun kan Angga

"Hei bangun , siapa anda ?" Sembari menepuk-nepuk pipinya

Angga yang terusik pun akhirnya membuka matanya , dengan remang-remang dan dirinya yang belum sepenuhnya sadar , ia sedikit membenarkan posisinya menjadi duduk , Lio yang sadar akan pergerakan Angga ia duduk disebelah Angga

"Anda siapa ?" Tanya Lio sontak membuat Angga menoleh kearahnya

"Li-lio" kaget Angga

Disisi lain

Ashel sembari tadi tidak bisa memejamkan matanya , ia selalu teringat akan Adel , ia yang tau Adel belum pulang sampai sekarang ,

"Del ...kamu kemana ?" Batinnya

Ia mencoba meraih handphone nya yang berada di nakas , lalu ia menghubungi kawan-kawan Adel satu persatu , namun nihil tidak ada yang tau keberadaan Adel sekarang dimana

"Apa ini semua ulah Farel" gumamnya

Ashel mencoba menghubungi Farel namun tidak ada balasan  membuat Ashel yakin bahwa ini adalah ulah Farel

Ashel yang tidak tenang dengan pikiran dan hatinya , ia mencoba untuk tidak lagi memikirkan  dan menghapus perasaannya untuk Adel , sudah lama Ashel mencoba hal itu tapi hasilnya ...Ashel masih tetap mencintai Adel

Rumah Sakit

"Terimakasih kamu sudah menolong anak saya , saya akan memberimu imbalan , apapun yang kamu inginkan" ucap Lio antusias

"Maafin gua , gua belum bisa cerita yang sebenarnya ke lu" batinnya

"Apa kamu masih berhubungan dengan kakak saya ?" Tanya Lio

Angga yang mendengar itu terdiam sejenak "i-iya , saya masih berhubungan sama Zain"

"Saya mohon , jangan kasih tau dia jika saya masih hidup" ucap Lio memohon , Angga hanya mengangguk

Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi antara mereka , hingga tiba-tiba

"Sssshhh"

Sontak Lio dan Angga kaget , mereka langsung berdiri dan menghampiri suara tsb , Adel ? Adel sudah mulai membuka matanya

"Sa-sakit" lirihnya sembari memegang kepalanya

"Nak tunggu ya , ayah panggil dokter dulu" ucap Lio langsung menghubungi dokter lewat telepon yang ada di ruangan tsb

Tak lama dokter pun datang , dokter langsung memeriksa keadaan Adel

"Syukurlah anak bapak sudah siuman , mungkin ini efek dari benturan yang mengenai kepalanya , namun tidak apa-apa" jelas dokter

"Alhamdulillah" ucap Angga dan Lio berbarengan

"Makasih ya dok" lanjut Lio

"Ya sudah saya kembali dulu , nanti seandainya ada sesuatu langsung hubungi saja" balas dokter , merekapun mengangguk

Setelah kepergian dokter tsb , Lio mencoba mendekat ke anaknya itu

"Kamu gapapa nak ? Mana yang sakit ?" Ucap Lio

"Aku gapapa kok yah , cuman pusing sedikit" balas Adel

"Bunda mana yah ?" Lanjutnya

"Bunda dirumah , bunda belum tau kalo kamu kecelakaan nak" jelas Lio

"Maafin Adel ya yah , gara-gara Adel ayah sama bunda khawatir" lirih Adel

"Ini bukan salah kamu nak , ini sudah takdir , sudah ... jangan menyalakan diri kamu sendiri" balas Lio sembari mengelus pipi Adel

Adel sekilas melihat ke arah Angga "om itu siapa yah ?"

"Itu om Angga , dia yang bantu kamu tadi" balas Lio

"Makasih ya om Angga , sudah bantuin aku" ucap Adel , yang membuat Angga semakin merasa bersalah

"Iya , sama-sama" balas Angga



















||

Maap di bab-bab sebelumnya , ceritanya nge-gantung hehehe 😅

O N L Y  Y O U (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang