Arkan kembali membuka matanya ketika Nayara berhenti mengusap kepalanya, malah, Nayara berdiri dan keluar dari ruangan Arkan. Hal itu membuat Arkan kesal, marah, dan juga ingin menangis.
"Naya gak sayang gue lagi. Yaudah deh haha, emang gue tuh gak pantes di sayang!" batin Arkan berbicara. Arkan melepas selang infusannya, setelah itu, dia berdiri lalu berjalan ke kamar mandi dan mengunci pintu kamar mandi itu.
THANTOPHOBIA
Sedangkan Nayara, dia sedang menenangkan Azura yang tengah menangis itu. Sepertinya, masalah yang sedang di alami oleh kedua kakak-beradik itu datang dari dirinya.
Nayara memeluk Azura sambil meminta maaf karena rasa bersalahnya.
"Zur, maafin gue ya? gue gak berniat buat Arkan gitu sama lo" ujar Nayara membuat Azura terkekeh di sela-sela tangisannya.
"Gue gapapa, Nayy. Gue nangis karena kangen Steven ajaaaa" Nayara melepas pelukannya lalu berdecak kesal.
"Allahuakbar.." Nayara mengusap dadanya sambil mengatur napasnya. Azura hanya tertawa setelah melihat apa yang di lakukan oleh sahabatnya itu.
Azura tersenyum kecil lalu menatap Nayara, dan berkata, "Nay, gue pulang dulu sama kak Jena, gue ada pelajaran tambahan. Lo masih mau disini kan?" Nayara mengangguk sekilas sambil tersenyum.
"Yaudah, gue duluan ya, Nay!" Azura berjalan menjauh sambil melambai-lambaikan tangannya, dan hal itu mendapat balasan dari Nayara. Nayara juga melambaikan tangannya sebelum ia masuk ke ruangan berbau obat-obatan lagi.
Tidak ada Arkan di ruangan itu, namun ia melihat tiang infusan itu di dekat kamar mandi. Dengan rasa curiganya, Nayara berjalan mendekati pintu kamar mandi tersebut, yang ternyata tidak terkunci.
Nayara membuka pintu kamar mandi tersebut dengan perlahan dan alangkah terkejutnya ketika melihat Arkan yang sudah tergeletak di lantai kamar mandi dengan shower yang menyala mengarah ke air dingin. Arkan yang hanya memakai boxer, tanpa atasan dengan air dingin yabg terus membasahi tubuhnya. Bahkan, wajah Arkan sudah terlihat pucat, hidungnya memerah karena air dingin yang menyentuh kulit tubuhnya secara langsung.
Nayara langsung mematikan shower yang terletak tak jauh dari tubuh Arkan. Nayara keluar dari kamar mandi dan mengambil handuk milik Arkan yang berwarna pink dengan totol-totol putih.
Arkan membuka matanya saat merasakan usapan lembut pada perut dan dadanya. Nayara berhenti mengusap perut dan dada Arkan saat mendengar suara bersin dari kekasihnya yang seperti bocil kematian itu.
Nayara membantu Arkan berdiri dari tidurnya. Arkan langsung memeluk Nayara dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Nayara sambil berkata, "K-kaki hiks Alkan lemes, mommyy.." lirihnya membuat Nayara mengangguk dan mulai berjalan keluar kamar mandi dengan Arkan yang terisak di pelukannya sambil meremas pakaian belakang Nayara hingga kusut.
"Gausah nangis. Diem, Arkan" ucap Nayara datar mendudukkan tubuh Arkan di depan kamar mandi, yaa karena.. pakaian Arkan basah karena ulahnya sendiri.
Nayara melepaskan pelukannya dan berjalan mendekati tas yang berada di atas nakas. Tas itu berisikan pakaian Arkan yang kemarin Azura bawa untuk Arkan.
Nayara mengambil kaos berwarna putih dan celana training berwarna abu-abu, tak lupa dengan pakaian dalam Arkan. Nayara mendekati Arkan lalu menyerahkan pakaian yang baru saja Nayara ambil.
"Pake sendiri, gue tunggu di depan. Baju kotor taro di keranjang itu aja" Nayara menunjuk keranjang biru yang berada di bagian pojok kamar mandi.
Arkan berdiri lalu mengganti bajunya sendiri dan menaruh pakaian kotornya di tempat yang kekasihnya tunjuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
THANTOPHOBIA || ARKAN 2
RomanceRank #1 Frustasi [ 29-05-22 ] Rank #1 Redup [ 14-02-22 ] Rank #7 Childishboy [ 06-07-22 ] Rank #1 Clingy [ 10-10-23 ] ------------------------------------------------------------- "Nayara?! lo Nayara?" "Ya ini gue, Nayara!" "Kalung lo dapet dari ma...
34. Kamu Itu Obat
Mulai dari awal