22. Good Girl

173K 22.4K 904
                                    

Siap untuk chapter kali ini?

- H A P P Y R E A D I N G -

***

Araya sesekali melirik Nathan yang hanya diam sejak tadi. Dia bingung kenapa Nathan malah membawa dirinya ke sebuah apartemen.

"Lo ngapain bawa gue ke sini?" tanya Araya yang sudah tidak tahan dengan rasa penasarannya.

"Ke apartemen gue," jawab Nathan sambil memencet tombol lift apartemennya berada.

Gadis itu mencoba mencerna setiap perkataan Nathan. Pintu lift terbuka, di dalam lift sudah ada seorang ibu-ibu.

"Ayo masuk," ajak Nathan.

"Lo pasti mau grepe-grepe gue, ya?"

Nathan melotot sempurna, begitu pun dengan ibu-ibu yang di dalam lift.

"Haha ... dia kembaran saya. Kalo bercanda emang suka kelewatan," ucap Nathan saat menyadari bahwa mereka tidak hanya berdua.

Baru juga Araya membuka mulut, Nathan sudah melayangkan tatapan mata melotot kepada gadis itu hingga Araya kembali merapatkan bibirnya. Nathan langsung menarik tangan Araya, masuk ke dalam lift.

Suasana dalam lift sangat canggung. Terlebih ibu-ibu itu terus memandang mereka dengan tatapan curiga.

"Kalian beneran kembaran?" tanya ibu tersebut.

"Bu—"

Nathan segera membekap mulut Araya menggunakan tangannya.

"Iya kita kembaran. Ibu gak liat wajah kita sama?" tanya Nathan seraya tersenyum berusaha meyakinkan.

Ibu-ibu itu melihat wajah Nathan dan Araya secara bergantian, lalu menggelengkan kepalanya.

"Wajah kalian gak ada mirip-miripnya."

Nathan menganga mendengar jawaban si Ibu. Dia bingung harus melakukan apa sekarang. Tangannya masih setia menutup mulut Araya, agar gadis tersebut tidak berbicara yang tidak-tidak.

Pintu lift terbuka, Nathan menghela napas lega. Ia segera menyeret Araya keluar dari lift, sembari mengangguk sopan dan tersenyum tipis kepada ibu-ibu yang masih di dalam lift.

Araya memukul-mukul tangan Nathan yang membekam mulutnya. Nathan segera menjauhkan tangannya saat lift tersebut kembali tertutup.

"Lo mau gue mati?!" sungut Araya emosi.

"Heh, lain kali kalo ngomong tau tempat! Bisa-bisanya lo berpikiran gue mau grepe-grepein lo," balas Nathan tidak mau kalah.

"Kata orang-orang, kalo cowok bawa ceweknya ke hotel atau apartemen, pasti ada yang gak beres."

"Emang lo cewek gue?" timpal Nathan.

"Ya bukan, sih. Tapi gue kan juga cewek!"

Araya tetap tidak mau kalah. Nathan memutar bola matanya malas.

"Gue gak demen sama cewek tepos," ujar Nathan sembari menekan kata sandi apartemennya.

Mata Araya melebar, kedua tangannya terkepal saking kesalnya. Sedangkan Nathan sudah masuk ke dalam apartemen meninggalkannya.

"Jatuh cinta sama gue mampus lo, Nathan!" geramnya.

Araya melirik ke belakang berusaha melihat pantatnya. "Lah iya gue tepos."

"Lo mau masuk apa kagak? Gue tutup nih pintunya," ujar Nathan yang tiba-tiba sudah berdiri di ambang pintu.

"Orang gak sabaran kuburannya sempit."

TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TERBIT] Where stories live. Discover now