Bab XXIII

43.1K 2.6K 62
                                    

⚠️ Warning this chapter containing animal abuse ⚠️
Harap bijak dalam membaca.

(Bawa Dia Kembali - by Mahalini)

Tolong jangan ambil mola pergi, ayah.

Tolong jangan ambil mola pergi, ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐰🐰

Ayah pergi keluar kota. Kemungkinan akan menghabiskan waktu satu minggu, karena mendadak investor proyek menarik dana secara tiba-tiba.

Tentu saja Qila senang dengan berita ini, bukan bermaksud senang atas kesusahan yang Akbar rasakan, tetapi berkat kejadian ini ia bisa bolos beberapa waktu untuk mengistirahatkan tubuh dan otaknya.

"Bi," panggil Qila pada Bi Iyem yang sedang membersihkan dapur.

"Neng naha belum siap? Udah mau jam 7 ini."

"Aku gak sekolah ya? Kepalaku masih pusing, pengen istirahat aja." Qila terlihat melas.

Bi Iyem tampak ragu sesaat. "Iya atuh neng nanti Bibi bikin surat, ya."

"Gak juga gak apa-apa," gumam Qila tak peduli. "Pokoknya, jangan kasih tau siapapun, ayah terutama."

"Terus sekarang mau kemana?" bingung Bi Iyem.

"Mau kasih makan mola, sebentar doang kok." Qila menyengir senang karena diizinkan tidak sekolah. "Makasih bibi, Qila sayang bibi."

"Bibi juga." ujar Bi Iyem sambil tersenyum hangat.

Sebenarnya Qila bohong, hari ini tubuhnya baik-baik saja. Dia hanya malas pergi ke sekolah, bertemu dengan guru yang selalu mencibirnya, teman-teman yang selalu mengejeknya, tak ada tempat tenang untuknya di sekolah.

Lagipula sejak kemarin sore ayah pergi ke luar kota. Jadi hal ini bisa Qila manfaatkan untuk beristirahat sepuasnya.

Lupakan tentang usaha keras untuk membuat ayah bangga, sementara ini Qila perlu waktu menenangkan pikirannya sejenak dari mimpi buruk, penyakitnya, dan segala hal rumit yang hadir di hidupnya.

Senyum ceria Qila kembali merekah melihat mola makan dengan lahap. Sampai sebelum pada akhirnya kedatangan bi iyem yang tergesa-gesa menyita seluruh perhatiannya.

"Bibi kenapa lari kaya orang dikejar setan gitu?"

"Neng," Bi Iyem tampak sangat panik. "Ayo cepet masuk kamar, cepet neng. Biar bibi yang masukin mola ke kandang."

Qila mengerutkan dahi semakin bingung, "Iya kenapa dulu bi. Sebentar lagi Qila masuk kamar, kok."

"Bapak neng, bapak ada di depan rumah."

Paradise (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang